Sunan Abu Dawud (سنن أبي داود)

  1. Kitab Thaharah
    1. Menyepi saat buang hajat [1-2]
    2. Mencari tempat untuk kencing [3-3]
    3. Doa apa yang diucapkan saat masuk WC [4-5]
    4. Makruhnya menghadap kiblat saat buang hajat [6-10]
    5. Rukhshah dalam hadits tersebut [11-12]
    6. Cara membukan pakaian saat buang hajat [13-13]
    7. Makruhnya bicara saat buang hajat [14-14]
    8. Apakah boleh menjawab salam saat kencing [15-16]
    9. Seseorang dzikir kepada Allah saat dalam kondisi tidak suci [17-17]
    10. Cincin yang ada ukiran nama Allah dibawa masuk ke dalam WC [18-18]
    11. Menjaga kebersihan setelah kencing [19-20]
    12. Kencing sambil berdiri [21-21]
    13. Seorang laki-laki kencing dalam bejana yang disediakan di sisinya saat kencing di malam hari [22-22]
    14. Tempat-tempat yang dilarang untuk digunakan kencing oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam [23-24]
    15. Kencing di tempat mandi [25-26]
    16. Larangan kencing di atas batu [27-27]
    17. Doa yang dibaca setelah keluar dari WC [28-28]
    18. Larangan memegang kemaluan dengan tangan kanan saat bersuci [29-31]
    19. Memasang satir saat berada di WC [32-32]
    20. Sesuatu yang dilarang untuk digunakan untuk istinja` [33-35]
    21. Istinja` dengan batu [36-37]
    22. Bersuci [38-38]
    23. Istinja` dengan air [39-40]
    24. Seorang laki-laki mengusapkan tangannya ke tanah setelah istinja` [41-41]
    25. Bersiwak [42-44]
    26. Cara bersiwak [45-45]
    27. Laki-laki bersiwak dengan siwak orang lain [46-47]
    28. Mencuci siwak [48-48]
    29. Bersiwak termasuk dari fitrah [49-49]
    30. Bersiwak bagi orang yang bangun malam [50-53]
    31. Kewajiban wudlu [54-56]
    32. Memperbaharui wudlu meski tidak ada hadas [57-57]
    33. Sesuatu yang menjadikan air kena najis [58-59]
    34. Tentang sumur Budla'ah [60-61]
    35. Air tidak terjunubkan [62-62]
    36. Kencing di air yang tenang [63-64]
    37. Wudlu dengan air sisa anjing [65-67]
    38. (air) sisa kucing [68-69]
    39. Wudlu dengan air sisi wudlu wanita [70-73]
    40. Larangan dari hal itu [74-75]
    41. Wudlu dengan air laut [76-76]
    42. Wudlu dengan nabidz (perasan buah) [77-80]
    43. Apakah boleh shalat dengan menahan kentut [81-83]
    44. Wudlu yang mencukupi untuk wudlu [84-87]
    45. Berlebihan dalam menggunakan air [88-88]
    46. Menyempurnakan wudlu [89-89]
    47. Wudlu dalam bejana dari tembaga kuning [90-91]
    48. Membaca basmalah saat wudlu [92-93]
    49. Memasukkan tangan ke dalam bejana sebelum mencucinya [94-95]
    50. Sifat wudlu Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam [96-115]
    51. Wudlu tiga kali-tiga kali [116-116]
    52. Wudlu dua kali-dua kali [117-118]
    53. Wudlu satu kali-satu kali [119-119]
    54. Perbedaan antara berkumur dengan memasukkan air ke dalam hidung [120-120]
    55. Mengeluarkan air dari hidung [121-123]
    56. Menyela-nyela janggut [124-124]
    57. Mengusap Imamah [125-126]
    58. Mencuci kedua kaki [127-127]
    59. Mencuci kedua khuff [128-134]
    60. Batasan waktu dalam mengusap (khuff) [135-136]
    61. Mengusap dua kaos kaki [137-138]
    62. Cara mengusap [139-141]
    63. Memercikkan air [142-144]
    64. Doa yang diucapkan saat wudlu [145-145]
    65. Menyambung shalat dengan satu kali wudlu [146-147]
    66. Wudlu yang tidak sempurna [148-149]
    67. Jika ragu dalam hadas [150-151]
    68. Wudlu karena ciuman [152-153]
    69. Wudlu karena memegang kemaluan [154-154]
    70. Rukhshah dalam hal itu [155-155]
    71. Wudlu karena makan daging unta [156-156]
    72. Wudlu setelah menyentuh daging [157-157]
    73. Meninggalkan wudlu setelah menyentuh bangkai [158-158]
    74. Meninggalkan wudlu dari (makan) sesuatu yang disentuh oleh api [159-165]
    75. Ketatnya dalam persoalan tersebut [166-167]
    76. Wudlu dari (minum) susu [168-168]
    77. Rukhshah dari hal itu [169-169]
    78. Wudlu karena darah [170-170]
    79. Wudlu karena tidur [171-175]
    80. Menginjak kotoran dengan kaki [176-176]
    81. Berhadas saat shalat [177-177]
    82. Madzi [178-183]
    83. al Iksal (menyetubuhi wanita tanpa mengeluarkan mani) [184-187]
    84. Ingin mengulangi persetubuhan tanpa wudlu (dalam keadaan junub) [188-188]
    85. Berwudlu bagi yang ingin mengulangi persetubuhan [189-190]
    86. Tidur dalam keadaan junub [191-191]
    87. Makannya orang yang junub [192-192]
    88. Orang yang mengatakan "Orang junub berwudlu" [193-194]
    89. Mengakhirkan mandi bagi orang yang junub [195-197]
    90. Orang junub membaca Al-Qur'an [198-198]
    91. Orang junub berjabat tangan [199-200]
    92. Orang junub masuk masjid [201-201]
    93. Orang junub shalat bersama orang-orang karena lupa [202-203]
    94. Orang yang mendapatkan celananya basah saat tidur [204-204]
    95. Wanita bermimpi (junub) sebagaimana lelaki [205-205]
    96. Kadar air untuk mandi junub [206-206]
    97. Mandi karena junub [207-217]
    98. Wudlu setelah wudlu [218-218]
    99. Apakah wanita harus mengurai rambutnya saat mandi junub [219-222]
    100. Apakah mewakili dari mandi junub orang yang membasuh kepalanya dengan Khathmi (semacam tanaman) [223-223]
    101. Suami-isteri siram-siraman air saat mandi junub [224-224]
    102. Makan dan bergaul bersama wanita haid [225-227]
    103. Wanita haid mengambil sesuatu dari masjid [228-228]
    104. Wanita haid tidak mengqadla shalat [229-229]
    105. Mendatangi (mensetubuhi) wanita haid [230-232]
    106. Lelaki boleh mencumbu wanita selain persetubuhan [233-239]
    107. Wanita mustahadlah, dan ucapan "Ia harus meninggalkan shalat dalam beberapa hari [240-243]
    108. Wanita haid jika telah selesai maka tidak boleh meninggalkan shalat [244-244]
    109. Jika haid datang maka wanita harus meninggalkan shalat [245-248]
    110. Wanita mustahadlah harus mandi setiap akan shalat [249-251]
    111. Wanita haid menjamak dua shalat, kemudian mandi setiap melakukan dua shalat tersebut [252-254]
    112. Wajib mandi setiap akan shalat [255-257]
    113. Wanita mustahadlah wajib mandi setiap akan shalat [258-258]
    114. Pendapat yang mengatakan "Wanita mustahadlah wajib mandi setaip hari, tidak setiap akan shalat" [259-259]
    115. Pendapat "Mandi dalam beberapa hari" [260-260]
    116. Pendapat "Mandi setiap akan shalat" [261-261]
    117. Tidak berwudlu kecuali setelah adanya hadas [262-263]
    118. Wanita melihat cairan keruh dan berwarna kuning setelah suci [264-264]
    119. Wanita mustahadlah disetubuhi suami [265-266]
    120. Penjelasan waktu nifas [267-268]
    121. Mandi setelah haid [269-270]
    122. Tayamum [271-277]
    123. Tayamum saat mukim [278-280]
    124. Junub melakukan tayamum [281-282]
    125. Orang junub takut dingin kemudian melakukan tayamum [283-283]
    126. Orang yang terlukan melakukan tayamum [284-285]
    127. Orang yang tayamum mendapati air setelah masuknya waktu (shalat) [286-286]
    128. Mandi di hari jumat [287-297]
    129. Rukhshah untuk meninggalkan mandi di hari jumat [298-300]
    130. Lelaki masuk Islam kemudian diperintahkan untuk mandi [301-302]
    131. Wanita mencuci kain yang ia kenakan saat haid [303-310]
    132. Shalat dengan kain yang dikenakan saat menggauli isteri [311-311]
    133. Shalat dengan kain dalam (selimut) wanita [312-313]
    134. Rukhshah dalam hal itu [314-315]
    135. Mani yang mengenai kain [316-318]
    136. Kencing bayi yang mengenai kain [319-323]
    137. Tanah yang terkena kencing [324-324]
    138. Sucinya tanah saat telah kering [325-325]
    139. Kotoran yang mengenai ujung kain [326-327]
    140. Kotoran yang mengenai sandal [328-328]
    141. Membersihkan najis pada kain [329-329]
    142. Ludah yang mengenai kain [330-330]
  2. Kitab Sholat
    1. Kewajiban shalat [331-331]
    2. Waktu-waktu shalat [332-335]
    3. Waktu shalat Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, dan bagaimana Rasulullah mengerjakannya [336-337]
    4. Waktu shalat zhuhur [338-342]
    5. Waktu shalat asar [343-351]
    6. Waktu shalat maghrib [352-354]
    7. Waktu shalat isya yang akhir [355-358]
    8. Waktu shalat subuh [359-360]
    9. Menjaga waktu shalat [361-366]
    10. Jika mengakhirkan waktu shalat [367-370]
    11. Orang yang tertidur atau lupa untuk mengerjakan shalat [371-377]
    12. Membangun masjid [378-383]
    13. Membuat tempat shalat dalam rumah [384-385]
    14. Penerangan dalam masjid [386-386]
    15. Kerikil masjid [387-389]
    16. Menyapu masjid [390-390]
    17. Memisahkan wanita dari laki-laki dalam masjid [391-392]
    18. Doa yang diucapkan saat masuk ke dalam masjid [393-394]
    19. Shalat saat masuk masjid [395-395]
    20. Keutamaan duduk dalam masjid [396-399]
    21. Larangan menyiarkan berita kehilangan binatang [400-400]
    22. Larangan meludah dalam masjid [401-410]
    23. Orang musyrik masuk masjid [411-412]
    24. Tempat-tempat yang dilarang untuk digunakan shalat [413-415]
    25. Larangan shalat dalam kandang unta [416-416]
    26. Kapan anak kecil diperintahkan shalat [417-419]
    27. Memulai adzan [420-420]
    28. Cara adzan [421-427]
    29. Iqamah [428-429]
    30. Seorang laki-laki adzan, kemudian orang lain yang iqamah [430-431]
    31. Mengeraskan suara adzan [432-433]
    32. Kewajiban muadzin untuk memperhatikan waktu [434-434]
    33. Adzan di atas menara [435-435]
    34. Muadzain berputar saat adzan [436-436]
    35. Doa antara adzan dan iqamah [437-437]
    36. Ucapan setelah mendengar suara adzan [438-443]
    37. Ucapan setelah mendengar iqamah [444-444]
    38. Doa saat adzan [445-445]
    39. Apa yang diucapkan saat adzan maghrib [446-446]
    40. Upah adzan [447-447]
    41. Adzan sebelum masuknya waktu [448-449]
    42. Adzan bagi orang buta [450-450]
    43. Keluar dari masjid setelah adzan [451-451]
    44. Muadzin menunggu imam [452-452]
    45. Tatswib (ucapan Laa Haula Walaa Quwwata Illa Billahi) [453-453]
    46. Menunggu imam setelah iqamah dikumandangkan sambil duduk [454-459]
    47. Terguran keras dari meninggalkan shalat jamaah [460-466]
    48. Keutamaan shalat jamaah [467-468]
    49. Keutamaan berjalan kaki menuju masjid [469-473]
    50. Penjelasan tentang berjalan di kegelapan malam menuju masjid [474-474]
    51. Penjelasan tentang petunjuk (adab) berjalan menuju masjid [475-476]
    52. Barangsiapa keluar menuju masjid untuk shalat, sementara shalat telah dimulai [477-477]
    53. Keluarnya wanita menuju masjid [478-481]
    54. Ketatnya aturan dalam hal itu [482-484]
    55. Terburu-buru menuju shalat [485-486]
    56. Shalat jamaah dua kali dalam masjid [487-487]
    57. Orang yang shalat di rumah, kemudian mendapati shalat jamaah di masjid, lalu shalat bersama mereka [488-490]
    58. Setelah melaksanakan shalat secara jamaah, kemudian mendapatinya lagi, apakah harus mengulang [491-491]
    59. Shalat bersama imam dan keutamaannya [492-492]
    60. Larangan untuk saling lempar (tidak mau) jadi imam shalat [493-493]
    61. Siapa yang berhak untuk jadi imam [494-499]
    62. Kepemimpinan wanita dalam shalat [500-500]
    63. Mengimami suatu kaum yang tidak suka dengan keimamannya [501-501]
    64. Keimaman (kepemimpinan) orang shalih dan tidak shalih dalam shalat [502-502]
    65. Orang buta jadi imam [503-503]
    66. Tamu menjadi imam shalat [504-504]
    67. Posisi imam di tempat yang lebih tinggi dari makmum [505-506]
    68. Orang yang telah melaksanakan shalat kemudian menjadi imam bagi orang lain dengan shalat yang sama [507-508]
    69. Imam shalat dengan duduk [509-513]
    70. Dua orang laki-laki shalat bersama, bagaimana posisinya [514-516]
    71. Jika tiga orang, bagaimana posisinya [517-518]
    72. Imam berlalu pergi setelah salam [519-520]
    73. Imam melaksanakan shalat tathawwu' di tempatnya [521-521]
    74. Imam mendapatkan hadas setelah berdiri di rakaat akhir [522-523]
    75. Apa yang diperintahkan kepada makmum dalam hal mengikuti imam [524-527]
    76. Larangan keras bagi orang yang mengangkat (kepala) sebelum imam, atau meletakkan sebelum imam [528-528]
    77. Berlalu pergi sebelum imam [529-529]
    78. Kain yang digunakan untuk shalat [530-534]
    79. Mengikatkan kain pada tengkuk, kemudian shalat [535-535]
    80. Shalat dengan satu kain [536-536]
    81. Shalat dengan satu kemeja [537-538]
    82. Jika kain yang dikenakan sempit [539-541]
    83. Isbal dalam shalat [542-543]
    84. Berapa (kain) yang dikenakan wanita untuk shalat [544-545]
    85. Wanita shalat tanpa mengenakan kerudung [546-547]
    86. Menjulurkan kain dalam shalat hingga tanah [548-549]
    87. Shalat pada kain dalam (selimut) wanita [550-550]
    88. Lelaki shalat dengan mengikat rambutnya [551-552]
    89. Shalat dengan mengenalkan sandal [553-557]
    90. Dinama sandal harus diletakkan bagi orang yang melepasnya saat shalat [558-559]
    91. Shalat di atas tikar kecil [560-560]
    92. Shalat di atas tikar [561-563]
    93. Sujud di atas kain [564-564]
    94. Meluruskan shaf [565-575]
    95. Shaf antara dua tiang [576-576]
    96. Siapa yang dianjurkan untuk shalat di belakang imam dan larangan untuk berlambat-lambat (di shaf akhir) [577-578]
    97. Posisi anak kecil dalam shaf shalat [579-579]
    98. Shaf wanita, dan larangan untuk menghindari shaf pertama [580-582]
    99. Posisi imam dalam shaf [583-583]
    100. Shalat sendirian di belakang shaf [584-584]
    101. Rukuk di luar shaf [585-586]
    102. Apa yang harus ditutup bagi orang yang sedang shalat [587-590]
    103. Memberi garis jika tidak ada tongkat [591-592]
    104. Shalat menghadap kendaraan [593-593]
    105. Jika shalat menghadap tiang atau selainnya, dimana harus memposisikannya [594-594]
    106. Shalat menghadap orang yang berhadas atau orang yang tdiur [595-595]
    107. Mendekat pada sutrah [596-597]
    108. Apa yang diperintahkan kepada orang yang sedang shalat untuk menahan orang yang lewat di depannya [598-600]
    109. Apa yang dilarang dari orang yang berjalan di depan orang yang sedang shalat [601-601]
    110. Apa yang membatalkan shalat [602-606]
    111. Sutrah imam adalah sutrah bagi orang yang shalat di belakangnya [607-608]
    112. Pendapat "Wanita tidak menjadikan shalat batal, [609-613]
    113. Pendapat "Keledai tidak menjadikan shalat batal, [614-615]
    114. Pendapat "Anjing tidak menjadikan shalat batal, [616-616]
    115. Pendapat "Shalat tidak batal karena sesuatu, [617-618]
    116. Mengangkat kedua tangan dalam shalat [619-625]
    117. Pembukan shalat [626-633]
    118. Pendapat yang menyebutkan "Rasulullah mengangkat tangannya jika bangkit dari rakaat kedua" [634-638]
    119. Pendapat yang tidak menyebutkan "Mengangkat tangan saat rukuk" [639-642]
    120. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri dalam shalat [643-648]
    121. Doa pembuka shalat [649-657]
    122. Pendapat bahwa pembukan shalat dengan doa "Subhaanaka Allahumma Wabihamdika, [658-659]
    123. Berhenti setelah Iftitah [660-663]
    124. Pendapat yang tidak mengeraskan "Bismillahirrahmanirrahim" [664-667]
    125. Orang yang mengeraskannya [668-669]
    126. Meringankan shalat karena ada sesuatu yang terjadi [670-670]
    127. Meringankan shalat [671-674]
    128. Mengurangi shalat (tidak sempurna) [675-675]
    129. Bacaan dalam shalat zhuhur [676-679]
    130. Meringankan dua rakaat terakhir [680-681]
    131. Kadar bacaan shalat zhuhur dan asar [682-686]
    132. Kadar bacaan dalam shalat maghib [687-689]
    133. Pendapat untuk meringankan bacaan di dalamnya [690-692]
    134. Mengulang satu surat yang sama dalam dua rakaat [693-693]
    135. Bacaan dalam shalat subuh [694-694]
    136. Orang yang tidak membaca surat al Fatihah dalam shalatnya [695-702]
    137. Orang yang memakruhkan untuk membaca al Fatihah, jika imam telah membaca dengan suara keras [703-703]
    138. Pendapat untuk mengeraskan bacaan jika imam tidak mengeraskan bacaan [704-705]
    139. Bacaan yang mencukupi bagi orang yang buta aksara dan non-arab [706-709]
    140. Menyempurnakan takbir [710-712]
    141. Cara meletakkan kedua lutut sebelum kedua tangan [713-715]
    142. Bangun pada waktu shalat wajib [716-718]
    143. Duduk Iq'a` antara dua sujud [719-719]
    144. Apa yang diucapkan saat mengangkat kepala dari rukuk [720-723]
    145. Doa antara dua sujud [724-724]
    146. Wanita mengangkat kepadanya dari sujud saat shalat bersama kaum lak-laki [725-725]
    147. Panjangnya berdiri dari rukuk dan antara dua sujud [726-728]
    148. Shalatnya orang yang tidak menegakkan tulang sulbinya saat rukuk dan sujud [729-732]
    149. Sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam "Shalat yang tidak disempurnakan, [733-733]
    150. Meletakkan kedua tangan pada kedua lutut [734-735]
    151. Apa yang dibaca saat rukuk dan sujud [736-740]
    152. Doa saat rukuk dan sujud [741-745]
    153. Doa dalam shalat [746-750]
    154. Kadar rukuk dan sujud [751-754]
    155. Anggota sujud [755-758]
    156. Apa yang dilakukan saat mendapati telah sujud [759-759]
    157. Sujud pada hidung dan jidad [760-760]
    158. Sifat sujud [761-766]
    159. Rukhshah dalam hal itu saat dalam kondisi darurat [767-767]
    160. Melatakkan tangan pada lambung dan duduk Iq'a` [768-768]
    161. Manangis saat shalat [769-769]
    162. Makruhnya untuk was-was dalam shalat [770-771]
    163. Mengingatkan imam dalam shalat [772-773]
    164. Larangan mentalkin (imam saat shalat) [774-774]
    165. Menoleh saat shalat [775-776]
    166. Sujud pada hidung [777-777]
    167. Melihat saat shalat [778-780]
    168. Rukhshah dalam hal itu [781-781]
    169. Beramal dalam shalat [782-787]
    170. Menjawab salam dalam shalat [788-794]
    171. Menjawab bersin dalam shalat [795-796]
    172. Membaca 'Amin' di belakang imam [797-803]
    173. Menepuk tangan dalam shalat [804-805]
    174. Memberi isyarat dalam shalat [806-807]
    175. Mengusap kerikil dalam shalat [808-809]
    176. Shalat dengan meletakkan tangan pada lambung [810-810]
    177. Shalat dengan bersandar pada tongkat [811-811]
    178. Larangan untuk bercakap-cakap dalam shalat [812-812]
    179. Shalatnya orang sambil duduk [813-819]
    180. Duduk tasyahud [820-823]
    181. Duduk tawaruk pada rakaat keempat [824-824]
    182. Tasyahud [825-829]
    183. Membaca shalawat atas Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam setelah syahadat [830-832]
    184. Doa setelah syahadat [833-835]
    185. Menyembunyikan bacaan syahadat [836-836]
    186. Memberi isyarat saat syahadat [837-840]
    187. Makruhnya bertelekan pada tangan dalam shalat [841-843]
    188. Meringankan duduk [844-844]
    189. Salam [845-848]
    190. Menjawab (salam) imam [849-849]
    191. Takbir setelah salam [850-851]
    192. Memperpanjang bacaan salam [852-852]
    193. Jika berhadas saat shalat [853-853]
    194. Shalat tathawwu' di tempat yang digunakan untuk shalat wajib [854-855]
    195. Sujud sahwi dalam dua sujud [856-859]
    196. Jika shalat lima rakaat [860-863]
    197. Jika ragu apakah dua rakaat atau tiga rakaat, [864-866]
    198. Pendapat "Mengambil yang paling diyakininya", [867-869]
    199. Pendapat yang mengatakan "Setelah salam", [870-870]
    200. Bangkit pada rakaat kedua tanpa duduk tasyahud [871-871]
    201. Lupa untuk duduk tasyahud [872-874]
    202. Dua sujud sahwi, padanya ada tasyahud dan salam [875-875]
    203. Wanita berlalu pergi meninggalkan tempat shalat sebelum laki-laki [876-876]
    204. Bagaimana cara berlalu pergi dari (tempat) shalat [877-878]
    205. Shalat tathawwu'nya seorang laki-laki dalam rumah [879-880]
    206. Shalat tidak menghadap kiblat, kemudian bari tahu [881-881]
    207. Keutamaan hari jum'at dan malam jumat [882-883]
    208. Pada hari jumat, dimana waktu yang paling mustajab [884-885]
    209. Keutamaan shalat jumat [886-887]
    210. Teguran keras bagi yang meninggalkan shalat jumat [888-888]
    211. Kafarah bagi yang meninggalkannya [889-890]
    212. Siapa yang wajib atasnya shalat jumat [891-892]
    213. Shalat jumat di hari yang turun hujan [893-894]
    214. Tidak mengikuti shalat jamaah di malam yang dingin atau gelap [895-900]
    215. Shalat jumat bagi budak dan wanita [901-901]
    216. Shalat jumat di perkampungan [902-903]
    217. Jika hari jumat berbarengan hari Id [904-907]
    218. Pada yang dibaca pada shalat subuh di hari jumat [908-908]
    219. Pakaian untuk shalat jumat [909-910]
    220. Membuat halaqah (majlis) sebelum shalat jumat [911-911]
    221. Penggunaan mimbar [912-913]
    222. Posisi mimbar [914-914]
    223. Melaksakan shalat jumat sebelum waktu [915-915]
    224. Waktu shalat jumat [916-918]
    225. Adzan di hari jumat [919-919]
    226. Imam berbicara dengan jamaah saat berkhutbah [920-920]
    227. Duduk jika naik mimbar [921-921]
    228. Khutbah dengan berdiri [922-923]
    229. Khutbah dengan bertumpu pada tombak [924-929]
    230. Mengangkat kedua tangan di atas mimbar [930-931]
    231. Mempersingkat khutbah [932-933]
    232. Dekat dengan imam saat memberikan wejangan [934-934]
    233. Imam mencukupkan khutbah saat terjadi sesuatu [935-935]
    234. Duduk ihtiba` saat imam memberi khutbah [936-937]
    235. Bercakap-cakap saat imam khutbah [938-939]
    236. Orang yang berhadas minta izin kepada imam [940-940]
    237. Jika seseorang masuk sementara imam sedang khutbah [941-942]
    238. Melangkahi pundak para jamaah di hari jumat [943-943]
    239. Mengantuk saat imam memberi khutbah [944-944]
    240. Imam berbicara setelah turun dari mimbar [945-945]
    241. Bagi seseorang yang mendapatkan satu rakaat shalat jumat [946-946]
    242. Apa yang dibaca dalam shalat jumat [947-950]
    243. Seseorang mengikuti (gerakan) imam, sementara antara dirinya dengan imam terhalang dinding [951-951]
    244. Shalat setelah jumat [952-958]
    245. Shalat dua hari raya [959-959]
    246. Waktu shalat pelaksanaan shalat Id [960-960]
    247. Keluatnya wanita untuk shalat Id [961-962]
    248. Khutbah di hari Id [963-965]
    249. Khutbah dengan bertumpu pada tombak [966-966]
    250. Meninggalkan adzan dalam shalat Id [967-969]
    251. Takbir dalam shalat dua hari raya (Id) [970-973]
    252. Apa yang dibaca dalam shalat Idul fitri dan Idul adlha [974-974]
    253. Duduk untuk mendengarkan khutbah [975-975]
    254. Berangkat menuju shalat Id melalu satu jalan, lalu kembali dengan jalan yang lain [976-976]
    255. Jika di hari Id yang pertama imam tidak keluar untuk shalat (Id), maka keluar pada hari berikutnya [977-978]
    256. Shalat setelah shalat Id [979-979]
    257. Shalat Id di masjid bersama manusia jika sedang hujan [980-980]
    258. Bab [981-984]
    259. Kapan waktu membalik selendang saat shalat minta hujan [985-986]
    260. Mengangkat kedua tangan dalam shalat istisqa` [987-994]
    261. Shalat kusuf (gerhana) [995-995]
    262. Pendapat yang mengatakan "Empat rakaat, [996-1001]
    263. Bacaan dalam shalat gerhana [1002-1004]
    264. Menyeru untuk shalat "Kusuf" [1005-1005]
    265. Sedekah di hari itu [1006-1006]
    266. Memerdekakan (budak) di hari itu [1007-1007]
    267. Pendapat yang mengatakan "Shalat dua rakaat" [1008-1010]
    268. Shalat saat gelap atau semisalnya [1011-1011]
    269. Sujud pada ayat-ayat, [1012-1012]
    270. Shalatnya musafir [1013-1014]
    271. Kapan musafir mengqashar shalat [1015-1016]
    272. Adzan saat safar [1017-1017]
    273. Musafir shalat dalam keadaan ragu dengan waktu (shalat) [1018-1019]
    274. Menjamak anrtara dua shalat [1020-1031]
    275. Memendekkan bacaan shalat saat dalam safar [1032-1032]
    276. Shalat tathawwu' dalam safar [1033-1034]
    277. Shalat tathawwu' dan witir di atas kendaraan [1035-1038]
    278. Shalat wajib di atas kendaraan karena ada udzur [1039-1039]
    279. Kapan musafir menyempurnakan shalat [1040-1045]
    280. Mengqashar shalat jika berada di wilayah musuh [1046-1046]
    281. Shalat khauf [1047-1047]
    282. Pendapat yang mengatakan "Satu kelompok shalat bersama imam, dan satu kelompok menghadap ke arah musuh" [1048-1048]
    283. Pendapat yang mengatakan "Jika shalat satu rakaat" [1049-1050]
    284. Pendapat yang mengatakan "Bertakbir semuanya" [1051-1052]
    285. Pendapat yang mengatakan "Shalat satu rakaat bersama tiap kelompok lalu salam, lalu setiaap shaf bangkit, [1053-1053]
    286. Pendapat yang mengatakan "Shalat satu rakaat bersama tiap kelompok, [1054-1054]
    287. Pendapat yang mengatakan "Shalat satu rakaat bersama tiap kelompok dan tidak mengqadla`" [1055-1056]
    288. Pendapat yang mengatakan "Shalat dua rakaat bersama tiap kelompok" [1057-1057]
    289. Shalatnya pengintai (musuh) [1058-1058]
    290. Ragam amal tathawwu' dan rakaat sunah [1059-1062]
    291. Dua rakaat subuh [1063-1063]
    292. Melaksanakan kedua rakaat tersebut dengan ringan [1064-1069]
    293. Berbaring setelah melaksanakan keduanya [1070-1073]
    294. Jika mendapati imam, sementara dirinya belum melaksanakan dua rakaat fajar [1074-1075]
    295. Bagi yang belum melaksanakan dua rakaat tersebut, kapan mengqadla`nya [1076-1076]
    296. Empat rakaat sebelum zhuhur dan sesudahnya [1077-1078]
    297. Shalat sebelum asar [1079-1080]
    298. Shalat setelah asar [1081-1081]
    299. Siapa yang memberi rukhshah pada keduanya jika matahari masih tinggi [1082-1088]
    300. Shalat sebelum maghrib [1089-1092]
    301. Shalat dluha [1093-1102]
    302. Shalat siang hari [1103-1104]
    303. Shalat tasbih [1105-1105]
    304. Dua rakaat (setelah) maghrib, dimana dikerjakannya [1106-1107]
    305. Shalat setelah isya [1108-1108]
    306. Menghapus hukum (wajibnya) shalat malam, dan kemudahan di dalamnya [1109-1110]
    307. Qiyamullail (shalat malam) [1111-1114]
    308. Mengantuk saat shalat [1115-1117]
    309. Orang yang tidur dari melaksanakan (shalat malam) [1118-1118]
    310. Berniat untuk shalat malam kemudian tertidur [1119-1119]
    311. Waktu malam mana yang paling utama [1120-1120]
    312. Waktu shalat malamnya Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam [1121-1127]
    313. Membuka shalat malam dengan dua rakaat (ringan) [1128-1129]
    314. Shalat malam dua rakaat-dua rakaat [1130-1130]
    315. Mengeraskan bacaan dalam shalat malam [1131-1136]
    316. Shalat malam [1137-1160]
    317. Perintah mendirikan shalat semampunya [1161-1163]
    318. Shalat di bulan ramadan [1164-1169]
    319. Malam lailatul qadar [1170-1173]
    320. Pendapat yang mengatakan "Malam ke dua puluh satu" [1174-1175]
    321. Pendapat yang mengatakan "Malam ke dua puluh tujuh" [1176-1176]
    322. Pendapat yang mengatakan "Tujuh hari terakhir" [1177-1177]
    323. Penapat yang mengatakan "Dua puluh tujuh" [1178-1178]
    324. Pendapat yang mengatakan "Terjadi pada setiap ramadan" [1179-1179]
    325. Dalam berapa waktu Al-Qur'an dikatamkan [1180-1183]
    326. Membagi Al-Qur'an (dalam beberapa bagian) [1184-1191]
    327. Jumlah ayat [1192-1192]
    328. Bab [1193-1194]
    329. Pendapat yang mengatakan "Tidak ada sujud (tilawah) dalam al Mufashal" [1195-1196]
    330. Pendapat yang mengatakan "Di dalamnya ada sujud (tilwah)" [1197-1197]
    331. Sujud pada "Idzas samaa`un syaqqat" [1198-1199]
    332. Sujud pada surat "Shaad" [1200-1201]
    333. Mendengar ayat sajdah saat di atas kendaraan dan tidak dalam keadaan shalat [1202-1204]
    334. Apa yang dibaca saat sujud tilawah [1205-1205]
    335. Membaca (ayat) sajdah setelah subuh [1206-1206]
    336. Disunahkan shalat witir [1207-1208]
    337. Bagi yang tidak melaksanakan shalat witir [1209-1210]
    338. Berapa rakaat shalat witir [1211-1212]
    339. Apa yang dibaca dalam shalat witir [1213-1213]
    340. Qunut dalam shalat witir [1214-1217]
    341. Doa setelah shalat witir [1218-1219]
    342. Shalat witir sebelum tidur [1220-1222]
    343. Waktu shalat witir [1223-1226]
    344. Batal dari melaksanakan shalat witir [1227-1227]
    345. Qunut dalam shalat [1228-1234]
    346. Keutmaan shalat tathawwu' di rumah [1235-1236]
    347. Lama berdiri (dalam shalat) [1237-1237]
    348. Anjuran untuk shalat malam [1238-1239]
    349. Pahala membaca Al-Qur'an [1240-1244]
    350. Fatihatul Kitab [1245-1246]
    351. Pendapat yang mengatakan "Ia (al Fatihah) termasuk dari tujuh (surat) yang panjang" [1247-1247]
    352. Penjelasan tentang ayat kursi [1248-1248]
    353. Surat Ash Shamad [1249-1249]
    354. Al Mu'awidztain [1250-1251]
    355. Disunahkan untuk membaca Al-Qur'an dengan tartil [1252-1259]
    356. Teguran bagi orang yang menghafal Al-Qur'an kemudian melupakannya [1260-1260]
    357. Al-Qur'an diturunkan dalam tujuh logat [1261-1263]
    358. Doa [1264-1281]
    359. Bertasbih dengan kerikil [1282-1286]
    360. Apa yang dibaca setelah salam [1287-1292]
    361. Penjelasan tentang istighfar [1293-1308]
    362. Larangan bagi seseorang untuk berdoa (kecelakaan) atas keluarga dan anaknya [1309-1309]
    363. Bershalawat untuk selaian Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam [1310-1310]
    364. Doa untuk orang yang tidak ada di tempat [1311-1313]
    365. Doa apa yang diucapkan oleh seseorang ketika takut dari suatu kaum [1314-1314]
    366. Penjelasan tentang istikharah [1315-1315]
    367. Penjelasan tentang istiadzah [1316-1330]
  3. Kitab Zakat
    1. Bab [1331-1331]
    2. Apa yang wajib untuk dizakati [1332-1334]
    3. Apakah semua harta (selain dinar dan dirham) jika diperdagangkan wajib dikeluarkan zakat [1335-1335]
    4. Apa itu simpanan, dan zakat perhiasan [1336-1338]
    5. Zakat sa`imah (ternak yang tidak digembalakan) [1339-1352]
    6. Kerelaan orang yang menghimpun zakat [1353-1355]
    7. Doa orang yang menghimpun zakat kepada orang yang mengambil zakat (dari penghimpun zakat) [1356-1356]
    8. Dimana sedekah (zakat) harta dikeluarkan [1357-1357]
    9. Membeli kembali sedekah (zakat) nya [1358-1358]
    10. Zakat budak [1359-1360]
    11. Zakat tanaman [1361-1364]
    12. Zakat madu [1365-1365]
    13. Taksiran anggur [1366-1366]
    14. Penjelasan tentang pentaksiran [1367-1367]
    15. Kapan kurma bisa ditaksir [1368-1368]
    16. Buah-buahan yang tidak boleh untuk disedekah (zakat) kan [1369-1370]
    17. Zakat fitri [1371-1371]
    18. Kapan dikeluarkan [1372-1372]
    19. Berapa ukuran zakat fitri [1373-1378]
    20. Pendapat yang mengatakan "Setengah sha' tepung" [1379-1381]
    21. Bersegera dalam mengeluarkan zakat [1382-1383]
    22. Apakah zakat boleh dibawa dari satu wilayah kepada wilayah yang lain [1384-1384]
    23. Siapa yang memberikan sedekah (zakat), dan batasan kaya [1385-1392]
    24. Siapa yang boleh mengambil sedekah (zakat) sementara dirinya termasuk orang mampu [1393-1394]
    25. Berapa kadar seseorang harus diberi dari harta zakat [1395-1395]
    26. Kapan seseorang dibolehkan untuk meminta-minta [1396-1398]
    27. Makruhnya meminta-minta [1399-1400]
    28. Penjelasan tentang Iffah (menjaga diri dari sesuatu yang melunturkan kehormatan) [1401-1406]
    29. Sedekah kepada Bani Hasyim [1407-1410]
    30. Orang fakir menghadiahkan sesuatu dari harta zakat kepada orang kaya [1411-1411]
    31. Barangsiapa bersedekah dengan suatu sedekah kemudian mewariskannya [1412-1412]
    32. Hak harta [1413-1417]
    33. Hak peminta [1418-1419]
    34. Sedekah kepada ahli dzimmah [1420-1420]
    35. Sesuatu yang tidak boleh untuk ditahan (diberikan kepada orang lain) [1421-1421]
    36. Meminta-minta di masjid [1422-1422]
    37. Larangan meminta-minta atas nama Allah [1423-1423]
    38. Memberi kepada orang yang meminta dengan nama Allah [1424-1424]
    39. Memberikan dari harta pribadi [1425-1427]
    40. Rukhshah dalam hal itu [1428-1429]
    41. Keutamaan memberikan air minum [1430-1432]
    42. Penjelasan tentang al Manihah (unta yang dipinjam untuk diperah susunya) [1433-1433]
    43. Balasan bagi bendahara [1434-1434]
    44. Wanita bersedekah dengan harta suaminya [1435-1438]
    45. Silaturahmi [1439-1446]
    46. Kikir [1447-1449]
  4. Kitab Barang Temuan
    1. Mengumumkan barang temuan [1450-1462]
  5. Kitab Manasik
    1. Kewajiban haji [1463-1464]
    2. Wanita berhaji tanpa dengan mahramnya [1465-1468]
    3. Tidak ada kerahiban dalam Islam [1469-1469]
    4. Berbekal untuk haji [1470-1470]
    5. Bisnis saat haji [1471-1472]
    6. Orang sewaan [1473-1474]
    7. Hajinya anak kecil [1475-1475]
    8. Miqat-miqat [1476-1480]
    9. Apakah ada haji untuk wanita haid [1481-1482]
    10. Mengenakan wewangian saat haji [1483-1484]
    11. Mengepang rambut [1485-1486]
    12. Hadyu [1487-1487]
    13. Hadyu dengan sapi [1488-1489]
    14. Memberi tanda luka pada hewan [1490-1492]
    15. Mengganti hadyu [1493-1493]
    16. Mengirim hewan hadyu dan tinggal, [1494-1496]
    17. Mengendarai hewan kurban [1497-1498]
    18. Hadyu yang sakit sebelum sampai [1499-1503]
    19. Cara menyembelih hewan kurban [1504-1506]
    20. Waktu ihram [1507-1512]
    21. Membuat syarat dalam haji [1513-1513]
    22. Haji ifrad [1514-1529]
    23. Haji qiran [1530-1541]
    24. Melakukan talbiyah haji lalu menggantinya untuk umrah [1542-1543]
    25. Menghajikan orang lain [1544-1546]
    26. Bagaimana cara talbiyah [1547-1548]
    27. Kapan selesai waktu untul membaca talbiyah [1549-1550]
    28. Kapan orang yang umrah selesai dari mambaca talbiyah [1551-1551]
    29. Orang yang ihram memberi pelajaran (mukul) kepada budaknya [1552-1552]
    30. Seseorang malakukan ihram dengan kainnya [1553-1553]
    31. Apa yang dikenakan oleh orang yang ihram [1554-1560]
    32. Orang yang ihram membawa senjata [1561-1561]
    33. Wanita yang ihram menutup wajahnya [1562-1562]
    34. Orang yang ihram diberi perlindungan (dari terik panas) [1563-1563]
    35. Orang yang ihram melakukan bekam [1564-1566]
    36. Orang yang ihram mengenakan celak [1567-1567]
    37. Orang yang ihram mandi besar [1568-1568]
    38. Orang yang sedang nikah melakukan pernikahan [1569-1571]
    39. Binatang yang dibunuh oleh orang yang sedang ihram [1572-1574]
    40. Daging buruan untuk orang yang sedang ihram [1575-1578]
    41. Belalang untuk orang yang sedang ihram [1579-1581]
    42. Fidyah (denda) [1582-1586]
    43. Penjelasan tentang al Ihshar (terhalang untuk sampai ke baitullah) [1587-1588]
    44. Masuk Makkah [1589-1593]
    45. Mengangkat kedua tangan saat melihat Ka'bah [1594-1596]
    46. Mencium hajar aswad [1597-1597]
    47. Mengusap rukun [1598-1600]
    48. Thawaf wajib [1601-1606]
    49. Mengenakan kain dengan melipatnya dari bawah ketiak kanan hingga pundak sebelah kiri saat thawaf [1607-1608]
    50. Lari-lari kecil [1609-1615]
    51. Doa saat thawaf [1616-1617]
    52. Thawaf setelah asar [1618-1618]
    53. Thawaf untuk orang yang melakukan haji qiran [1619-1621]
    54. Multazam [1622-1624]
    55. Tentang Shafa dan Marwa [1625-1627]
    56. Sifat haji Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam [1628-1630]
    57. Wukuf di Afarah [1631-1631]
    58. Keluar menuju Mina [1632-1633]
    59. Keluar menuju Arafah [1634-1634]
    60. Berangkat menuju Arafah (lepas tengah hari) [1635-1635]
    61. Khutbah di atas mimbar di Arafah [1636-1638]
    62. Tempat wukuf di Arafah [1639-1639]
    63. Berjalan cepat dari Arafah [1640-1644]
    64. Shalat di Jam' [1645-1654]
    65. Bersegera dari Jam' [1655-1660]
    66. Hari raya sembelihan (Haji Akbar) [1661-1662]
    67. Bulan-bulan haram [1663-1663]
    68. Siapa yang tidak mendapati Arafah [1664-1665]
    69. Singgah di Mina [1666-1666]
    70. Hari apakah saat khutbah di Mina [1667-1668]
    71. Pendapat yang mengatakan "Khutbah pada hari Nahr" [1669-1670]
    72. Jam berapa saat khutbah di hari Nahr [1671-1671]
    73. Apa yang disampaikan imam saat khutbah di Mina [1672-1672]
    74. Bermalam di Makkah pada malam-malam Mina [1673-1674]
    75. Shalat di Mina [1675-1675]
    76. Qashar bagi penduduk Makkah [1676-1676]
    77. Melempar jumrah [1677-1688]
    78. Menggundul dan memendekkan rambut [1689-1694]
    79. Umrah [1695-1703]
    80. Wanita yang sedang membaca talbiyah mengalami haid, saat musih haji tiba ia membatalkan umrahnya, lalu [1704-1705]
    81. Mukim saat umrah [1706-1706]
    82. Thawaf ifadlah saat haji [1707-1710]
    83. Wada' [1711-1711]
    84. Wanita haid keluar setelah thawaf ifadlah [1712-1713]
    85. Thawaf Wada' [1714-1716]
    86. Singgah di Muhashab [1717-1721]
    87. Orang yang mendahulukan sesuatu atas sesuatu yang lain dalam haji [1722-1723]
    88. Di Makkah [1724-1724]
    89. Keharaman haram Makkah [1725-1727]
    90. Tentang nabidz untuk minuman [1728-1728]
    91. Tinggal di Makkah [1729-1729]
    92. Shalat dalam Ka'bah [1730-1732]
    93. Shalat di Hijr [1733-1733]
    94. Masuk Makkah [1734-1735]
    95. Harta Makkah [1736-1737]
    96. Mendatangi Madinah [1738-1738]
    97. Kaharaman Madinah [1739-1744]
    98. Ziarah kubur [1745-1749]
  6. Kitab Nikah
    1. Hasungan untuk nikah [1750-1750]
    2. Anjuran untuk menikahi wanita beragama [1751-1751]
    3. Menikahi gadis [1752-1752]
    4. Larangan menikahi wanita yang tidak bisa punya anak [1753-1754]
    5. Tentang firman Allah Ta'ala "Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina" [1755-1756]
    6. Lelaki yang membebaskan budak wanitanya kemudian menikahinya [1757-1758]
    7. Diharamkan karena sebab persusuan sebagaimana yang diharamkan karena sebab nasab [1759-1760]
    8. Penjelasan tentang Labanul fahl [1761-1761]
    9. Menyusunya orang dewasa [1762-1763]
    10. Kepada siapa kaharaman itu terjadi [1764-1764]
    11. Apakah dapat menjadikan keharaman apa yang kurang dari lima hisapan [1765-1766]
    12. Memberikan sesuatu setelah disampih [1767-1767]
    13. Wanita yang dilarang untuk disatukan dalam satu perkawinan [1768-1773]
    14. Nikah Mut'ah [1774-1775]
    15. Nikah syighar [1776-1777]
    16. Penghalalan [1778-1778]
    17. Nikahnya budak tanpa seizin tuannya [1779-1780]
    18. Larangan meminang atas pinangan saudaranya [1781-1782]
    19. Lalaki melihat wanita karena ingin menikahinya [1783-1783]
    20. Penjelasan tentang wali [1784-1786]
    21. Tentang al 'Adll (Wali melarang orang yang menjadi tanggungannya untuk nikah) [1787-1787]
    22. Jika dua wali menikahkan [1788-1788]
    23. Firman Allah "Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka" [1789-1790]
    24. Minta persetujuan [1791-1793]
    25. Anak gadis dinikahkan oleh bapaknya tanpa meminta persetujuan [1794-1794]
    26. Penjelasan tentang janda [1795-1797]
    27. Seimbang [1798-1798]
    28. Menikahi anak yang belum terlahir [1799-1799]
    29. Mahar [1800-1803]
    30. Minimalis dalam mahar [1804-1805]
    31. Pernikahan dengan mahar berbentu amal yang diamalkan [1806-1806]
    32. Seseorang menikah dan belum menentukan serapa jumlah maharnya hingga ia meninggal [1807-1808]
    33. Khutbah nikah [1809-1810]
    34. Menikahi anak kecil [1811-1811]
    35. Tinggal bersama gadis [1812-1814]
    36. Laki-laki masuk menemui isterinya sebelum memberikan sesuatu (mahar) pun [1815-1818]
    37. Apa yang diucapkan untuk orang yang menikah [1819-1819]
    38. Seseorang menikahi wanita, kemudian ia mendapatinya telah hamil [1820-1820]
    39. Melakukan pembagian untuk sesama isteri [1821-1826]
    40. Seorang lelaki berjanji untuk memberikan (mahar) rumah kepada isterinya [1827-1827]
    41. Hak suami atas isteri [1828-1829]
    42. Hak isteri atas suami [1830-1832]
    43. Memukul wanita [1833-1835]
    44. Perintah untuk menundukkan pandangan [1836-1840]
    45. Mensetubuhi tawanan wanita [1841-1844]
    46. Orang yang bersetubuh [1845-1849]
    47. Mensetubuhi dan mencumbu wanita haid [1850-1852]
    48. Kafarah bagi orang yang mensetubuhi wanita haid [1853-1854]
    49. Penjelasan tentang 'Azl (mengeluarkan sperma di luar kemaluan) [1855-1858]
    50. Suami dilarang menceritakan kisah persetubuhannya dengan isteri [1859-1859]
  7. Kitab Talak
    1. Tentang seseorang yang menipu serang wanita dan memperburuk citranya sebagai pelampiasan terhadap suaminya [1860-1860]
    2. Wanita meminta suami untuk mentalak isteri yang lain [1861-1861]
    3. Dibencinya talak [1862-1863]
    4. Talak sunah [1864-1869]
    5. Lelaki boleh rujuk tanpa perlu adanya saksi [1870-1870]
    6. Sunah tentang talaknya seorang budak [1871-1872]
    7. Talak sebelum nikah [1873-1873]
    8. Talak saat marah [1874-1874]
    9. Talak saat canda [1875-1875]
    10. Tidak ada rujuk setelah talak ketiga [1876-1881]
    11. Lafadz yang di maksudkan untuk thalaq dan tergantung dengan niatnya [1882-1883]
    12. Pilihan [1884-1884]
    13. Perkaramu ada pada tanganmu [1885-1885]
    14. Penjelasan tentang talak tiga [1886-1887]
    15. Was-wasa dalam talak [1888-1888]
    16. Suami berkata kepada isterinya 'Wahai saudara wanitaku' [1889-1891]
    17. Penjelasan tentang zhihar [1892-1898]
    18. Penjelasan tentang khulu' [1899-1903]
    19. Budak wanita yang dimerdekakan, sementara dirinya adalah isteri seorang laki-laki merdeka atau budak [1904-1907]
    20. Pendapat yang mengatakan "Dia orang yang merdeka" [1908-1908]
    21. Sampai kapan wanita tersebut mempunyai hak pilih [1909-1909]
    22. Dua orang budak (pasutri) dibebaskan bersamaan, apakah wanita diberi pilihan [1910-1910]
    23. Jika salah seorang dari pasangan suami isteri masuk Islam [1911-1912]
    24. Sampai kapan seoranga isteri dikembalikan kepada suami jika ia masuk Islam setelah keislaman isterinya [1913-1913]
    25. Seseorang masuk Islam sementara dirinya memiliki isteri lebih dari empat atau isterinya adalah kakak beradik [1914-1915]
    26. Jika salah satu dari kedua orang tua masuk Islam kepada siapakah anak akan ikut [1916-1916]
    27. Penjelasan tentang Li'an [1917-1926]
    28. Ragu dengan status anak [1927-1927]
    29. Teguran keras untuk menyandarkan diri kepada selain ayahnya [1928-1928]
    30. Mengklaim anak zina [1929-1930]
    31. Penjelasan tentang ahli nasab [1931-1931]
    32. Pendapat yang mengatakan "Hendaklah dengan undian jika kalian berselisih atas status anak" [1932-1933]
    33. Model pernikahan orang-orang Jahiliyah [1934-1934]
    34. Anak menjadi hak pemilik kasur [1935-1937]
    35. Yang berhak mendapatkan hak asuh anak [1938-1940]
    36. Iddah wanita yang ditalak [1941-1941]
    37. Penghapusan hukum pengecualian dari iddah wanita yang ditalak tiga [1942-1942]
    38. Penjelasan tentang rujuk [1943-1943]
    39. Nafkah untuk wanita yang ditalak tiga [1944-1947]
    40. Pendapat yang mengingkari itu terjadi pada Fatimah binti Qais [1948-1951]
    41. Wanita yang ditalak tiga keluar rumah [1952-1952]
    42. Pembatalan untuk memberikan harta kepada wanita yang ditinggal mati suaminya karena ia telah mendapatkan jatah dari harta waris (secara khusus) [1953-1953]
    43. Meninggalkan berhias bagi wanita yang ditinggal mati suaminya [1954-1956]
    44. Wanita yang ditinggal mati suaminya pindah rumah [1957-1957]
    45. Pendapat yang membolehkan pindah [1958-1958]
    46. Apa yang harus dijauhi oleh wanita yang dalam masa iddah [1959-1961]
    47. Iddah wanita hamil [1962-1963]
    48. Iddah Ummul Walad (wanita yang melahirkan anak tuannya) [1964-1964]
    49. Wanita yang ditalak tiga tidak bisa dirujuk oleh suaminya hingga ia menikah dengan lelaki lain [1965-1965]
    50. Besarnya perkara zina [1966-1968]
  8. Kitab Puasa
    1. Permulaan dari kewajiban puasa [1969-1970]
    2. Penghapusan hukum dari firman Allah "Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah" [1971-1972]
    3. Pendapat yang mengatakan "Itu berlaku bagi orang yang sudah tua atau wanita yang sedang hamil [1973-1974]
    4. Jumlah hari itu dua puluh sembilan hari [1975-1978]
    5. Jika orang-orang salah menentukan hilal [1979-1979]
    6. Jika bulan tidak terlihat [1980-1981]
    7. Pendapat yang mengatakan "Jika kalian tertutup awan maka berpuasalah tiga puluh hari" [1982-1982]
    8. Penjelasan tentang mendahului [1983-1984]
    9. Jika hilal telah terlihat di wilayah lain dengan selisih satu malam [1985-1986]
    10. Makruhnya berpuasa pada hari yang meragukan [1987-1987]
    11. Orang yang menyambung bulan Sya'ban dengan Ramadan [1988-1989]
    12. Kemakruhan hal tersebut [1990-1990]
    13. Kesaksian dua orang laki-laki untuk hilal syawal [1991-1992]
    14. Kesaksian satu orang laki-laki untuk hilal ramadan [1993-1995]
    15. Penegasan untuk makan sahur [1996-1996]
    16. Yang mengatakan bahwa sahur adalah makan pagi [1997-1998]
    17. Waktu makan sahur [1999-2002]
    18. Mendengar suara adzan sementara bejana masih berada di tangan [2003-2003]
    19. Waktu berbuka puasa [2004-2005]
    20. Anjuran untuk bersegera berkua puasa [2006-2007]
    21. Yang dimakan saat berbuka puasa [2008-2009]
    22. Doa saat buka puasa [2010-2011]
    23. Berbuka sebelum terbenamnya matahari [2012-2012]
    24. Penjelasan tentang puasa wishal [2013-2014]
    25. Ghibah bagi orang yang berpuasa [2015-2016]
    26. Bersiwak bagi orang yang berpuasa [2017-2017]
    27. Orang yang berpuasa diguyur air dan berlebihan dalam melakukan istinsyaq karena rasa haus [2018-2019]
    28. Orang yang berpuasa melakukan bekam [2020-2023]
    29. Rukhshah dalam hal tersebut [2024-2027]
    30. Orang yang berpuasa mimpi basah di siang hari bulan ramadan [2028-2028]
    31. Orang yang berpuasa mengenakan celak ketika hendak tidur [2029-2031]
    32. Orang yang berpuasa muntah dengan sengaja [2032-2033]
    33. Orang yang berpuasa mencium (wanita) [2034-2037]
    34. Orang yang berpuasa menelan ludah [2038-2038]
    35. Dimakruhkannya hal itu untuk anak muda [2039-2039]
    36. Orang yang di waktu subuh mendapatkan junub [2040-2041]
    37. Kafarah bagi orang yang mensetubuhi isterinya di bulan ramadan [2042-2044]
    38. Teguran keras bagi orang yang makan dengan sengaja [2045-2045]
    39. Makan karena lupa [2046-2046]
    40. Menunda qadla puasa ramadan [2047-2047]
    41. Meninggal dan masih punya tanggungan puasa ramadan [2048-2049]
    42. Puasa saat safar [2050-2054]
    43. Boleh memilih untuk tidak berpuasa (saat safar) [2055-2056]
    44. Bagi yang memilih untuk berpuasa [2057-2058]
    45. Kapan musafir boleh berbuka saat keluar dalam perjalanan [2059-2059]
    46. Jarak diperbolehkannya musafir berbuka [2060-2061]
    47. Pendapat yang mengatakan "Aku puasai ramadan semuanya" [2062-2062]
    48. Puasa di dua hari raya [2063-2064]
    49. Puasa di hari-hari tasyriq [2065-2066]
    50. Larangan mengkhususkan hari jumat untuk puasa [2067-2067]
    51. Larangan mengkhususkan hari sabtu untuk puasa [2068-2068]
    52. Rukhshah dalam hal itu [2069-2070]
    53. Sunah puasa dahr [2071-2072]
    54. Puasa di bulan-bulan haram [2073-2073]
    55. Puasa di bulan Muharram [2074-2075]
    56. Puasa Sya'ban [2076-2076]
    57. Puasa Syawwal [2077-2077]
    58. Puasa enam hari di bulan Syawwal [2078-2078]
    59. Bagaimana nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam berpuasa [2079-2079]
    60. Puasa hari senin dan kamis [2080-2080]
    61. Puasa sepuluh hari (bulan dzul hijjah) [2081-2082]
    62. Berbuka di sepuluh hari (bulan dzul hijjah) [2083-2083]
    63. Puasa Arafah di Arafah [2084-2085]
    64. Puasa Asyura` [2086-2088]
    65. Riwayat bahwa Asyura` ada pada hari ke sembilan [2089-2090]
    66. Keutamaan puasa hari itu [2091-2091]
    67. Puasa sehari dan berbuka sehari [2092-2092]
    68. Puasa tiga hari setiap bulan [2093-2094]
    69. Pendapat yang mengatakan "Hari senin dan kamis" [2095-2096]
    70. Pendapat yang mengatakan "Tidak perduli jatuh pada bulan apa" [2097-2097]
    71. Niat dalam puasa [2098-2098]
    72. Rukhshah dalam hal itu [2099-2100]
    73. Pendapat adanya kewajiban qadla` [2101-2101]
    74. Wanita puasa tanpa izin dari suaminya [2102-2103]
    75. Orang yang berpuasa diundang ke acara walimah [2104-2104]
    76. Apa yang diucapkan orang yang berpuasa jika diundang untuk menghadiri jamuan makan [2105-2105]
    77. Bab al Iktikaf [2106-2108]
    78. Dimana Iktikaf dilakukan [2109-2110]
    79. Orang yang iktikaf masuk rumah untuk suatu keperluan [2111-2113]
    80. Orang yang iktikaf menjenguk orang sakit [2114-2116]
    81. Wanita mustahadlah ikut iktikaf [2117-2117]
  9. Kitab Jihad
    1. Penjelasan tentang hijrah dan perkampungan badui [2118-2119]
    2. Hijrah telah terputus [2120-2122]
    3. Tinggal di Syam [2123-2124]
    4. Keberlangsungan jihad [2125-2125]
    5. Pahala jihad [2126-2126]
    6. Larangan untuk berpetualang [2127-2127]
    7. Keutamaan kembali di jalan Allah [2128-2128]
    8. Keutamaan memerangi Romawi dari selain mereka [2129-2129]
    9. Menyeberangi laut saat perang [2130-2130]
    10. Keutamaan perang di laut [2131-2133]
    11. Keutamaan membunuh orang kafir [2134-2134]
    12. Keharaman isteri mujahid atas orang-orang yang tidak ikut jihad [2135-2135]
    13. Penjelasan tentang ekspedisi yang mendapatkan rampasan [2136-2136]
    14. Pelipatgandaan dzikir di jalan Allah [2137-2137]
    15. Meninggal dalam pertempuran [2138-2138]
    16. Keutamaan ribath [2139-2139]
    17. Keutamaan berjaga-jaga di jalan Allah [2140-2140]
    18. Larangan meninggalkan jihad [2141-2143]
    19. Penghapusan hukum mobilisasi umum karena sebab khusus [2144-2145]
    20. Rukhshah untuk tidak jihad karena udzur [2146-2147]
    21. Yang bisa menggantikan dari ikut berperang [2148-2149]
    22. Berani dan pengecut [2150-2150]
    23. Tentang firman Allah "dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan" [2151-2151]
    24. Penjelasan tentang melempar [2152-2153]
    25. Berperang dan mengharapkan sesuatu dari dunia [2154-2155]
    26. Berperang demi tegaknya kalimat Allah [2156-2157]
    27. Keutamaan syahid [2158-2159]
    28. Syahid dapat memberikan syafaat [2160-2160]
    29. Dari kuburan orang yang mati syahid terlihat cahaya [2161-2162]
    30. Pemberian dalam peperangan [2163-2163]
    31. Rukhshah atas bolehnya mengambil pemberian [2164-2164]
    32. Seseorang yang berjihad dan mendapatkan ganjaran dengan seorang pembantu [2165-2165]
    33. Seseorang ikut berperang sementara kedua orang tuanya tidak suka [2166-2168]
    34. Wanita yang ikut berperang [2169-2169]
    35. Berperang bersama pemimpin yang jahad [2170-2171]
    36. Membantu perlengkapan perang untuk orang lain [2172-2172]
    37. Berperang dengan mengharap pahala dan ghanimah [2173-2173]
    38. Mengorbankan dirinya (dalam perang) [2174-2174]
    39. Orang melakukan jual beli salam, kemudian menggantinya dengan terbunuh di jalan Allah [2175-2175]
    40. Laki-laki mati karena senjatanya sendiri [2176-2177]
    41. Doa saat bertemu musuh [2178-2178]
    42. Orang yang minta mati syahid kepada Allah [2179-2179]
    43. Larangan memotong rambut dan telinga kuda [2180-2180]
    44. Warna kuda yang disukai [2181-2182]
    45. Apakah kuda betina disebut faras (kuda perang) [2183-2183]
    46. Kuda yang dibenci [2184-2184]
    47. Perlakukan yang diperintahkan untuk hewan tunggangan [2185-2187]
    48. Berhenti di persinggahan [2188-2188]
    49. Memberi kalung pada kuda [2189-2189]
    50. Memuliakan kuda, menambatkan dan mengusap punggungnya [2190-2190]
    51. Menggantungkan lonceng [2191-2192]
    52. Seruan saat mobilisasi 'Wahai pasukan berkuda Allah bergegaslah' [2193-2193]
    53. Mengendarai binatang jalalah [2194-2195]
    54. Memberi nama hewan tunggangannya [2196-2196]
    55. Seruan saat mobilisasi "Wahai pasukan berkuda Allah bersegeralah" [2197-2197]
    56. Larangan untuk melaknat hewan [2198-2198]
    57. Menghasung (mengadu) sesama hewan [2199-2199]
    58. Memberi tanda pada hewan (dengan besi panas) [2200-2200]
    59. Larangan memukul dan memberi tanda pada wajah [2201-2201]
    60. Larangan melebihkan keledai daripada kuda [2202-2202]
    61. Mengendarai hewan dengan tiga orang [2203-2203]
    62. Larangan berdiri di atas hewan tunggangan [2204-2204]
    63. Hewan tunggangan yang dituntun [2205-2205]
    64. Mempercepat perjalanan dan larangan istirahat (membuat tenda) di jalan [2206-2206]
    65. Pejelasan tentang perjalanan di awal malam [2207-2207]
    66. Pemilik hewan lebih berhak untuk menaikinya [2208-2208]
    67. Hewan tunggangan yang kaki-kakinya putus dalam perang [2209-2209]
    68. Hadiah perlombaan [2210-2213]
    69. Hadian perlombaan lari [2214-2214]
    70. Penjelasan tentang Muhallil (kuda yang diikutkan antara dua kuda dalam perlombaan) [2215-2215]
    71. Jalab dalam perlombaan kuda [2216-2216]
    72. Pedang yang dihias [2217-2218]
    73. Masuk ke majid dengan membaca tombak [2219-2220]
    74. Larangan saling memberi pedang dalam keadaan terhunus [2221-2221]
    75. Larangan memotong kulit dengan meletakkannya antara dua jari [2222-2222]
    76. Mengenakan baju perang [2223-2223]
    77. Bendara dan umbul-umbul [2224-2226]
    78. Pertolongan diberikan berkat orang-orang lemah dan hina [2227-2227]
    79. Memanggil dengan sandi [2228-2230]
    80. Apa yang diucapkan saat dalam perjalanan [2231-2232]
    81. Memberi kata perpisahan saat berpisah [2233-2234]
    82. Apa yang diucapkan saat mengendarai, [2235-2235]
    83. Apa yang diucapkan saat singgah di suatu tempat [2236-2236]
    84. Larangan melakukan perjalanan di awal malam [2237-2237]
    85. Hari yang disukai untuk melakukan perjalanan [2238-2238]
    86. Berpagi-pagi saat melakukan perjalanan [2239-2239]
    87. Melakukan perjalanan sendiri [2240-2240]
    88. Rombongan yang melakukan safar mengangkat salah seorang dari mereka sebagai pemimpin [2241-2242]
    89. Membawa Al-Qur'an ke wilayah orang kafir [2243-2243]
    90. Sebaik-baik pasukan, teman dan ekspedisi [2244-2244]
    91. Seruan kepada orang-orang musyrik [2245-2247]
    92. Membakar wilayah orang kafir [2248-2249]
    93. Mengirim mata-mata [2250-2250]
    94. Ibnu Sabil (boleh) makan kurma dan minum susu jika melewatinya [2251-2252]
    95. Pendapat yang mengatakan "Ia boleh makan sesuatu yang jatuh" [2253-2253]
    96. Pendapat yang mengatakan "Tidak boleh memerah" [2254-2254]
    97. Penjelasan tentang taat [2255-2258]
    98. Perintah untuk bersatu dan tidak berpisah-pisah [2259-2260]
    99. Larangan berharap untuk bertemu musuh [2261-2261]
    100. Doa saat bertemu musuh [2262-2262]
    101. Seruan untuk orang-orang musyrik [2263-2265]
    102. Makar dalam perang [2266-2267]
    103. Penyerbuan di malam hari [2268-2268]
    104. Melazimi pasukan yang paling akhir [2269-2269]
    105. Atas dasar apa orang-orang musyrik diperangi [2270-2273]
    106. Larangan membunuh orang yang sujud [2274-2274]
    107. Kabur dari medan perang [2275-2277]
    108. Tawanan dipaksa kufur [2278-2278]
    109. Hukum mata-mata yang beragama Islam [2279-2279]
    110. Hukum mata-mata (kafir) dzimmi [2280-2280]
    111. Humum mata-mata musta`man (yang diberi jaminan keamanan) [2281-2282]
    112. Waktu yang disukai untuk mengakhirkan pertempuran [2283-2283]
    113. Perintah untuk diam saat berjumpa dengan musuh [2284-2284]
    114. Berjalan kaki saat bertemu musuh [2285-2285]
    115. Berlaku sombong saat bertemu musuh [2286-2286]
    116. Seseorang yang tertawan [2287-2287]
    117. al Kumna` (pengintai) [2288-2288]
    118. Barisan perang [2289-2289]
    119. Menghunus pedang saat jumpa musuh [2290-2290]
    120. Perang tanding [2291-2291]
    121. Larangan untuk melakukan mutilasi [2292-2293]
    122. Membunuh kaum wanita [2294-2298]
    123. Larangan membakar musuh dengan api [2299-2300]
    124. Menyewakan hewan tunggangan dengan mendapatkan setengah bagian [2301-2301]
    125. Mengikat tawanan [2302-2305]
    126. Menangkap tawanan dan memukulinya [2306-2306]
    127. Tawanan dipaksa untuk masuk Islam [2307-2307]
    128. Membunuh tawanan dan tidak menawarkan Islam kepadanya [2308-2310]
    129. Membunuh tawanan dengan cara mengikat dan melemparinya hingga mati [2311-2311]
    130. Membunuh tawanan dengan ketapel [2312-2312]
    131. Memberi pengampunan kepada tawanan tanpa adanya tebusan [2313-2314]
    132. Tebusan tawanan dengan harta [2315-2319]
    133. Imam berdiri di tempat tinggi setelah menang melawan musuh [2320-2320]
    134. Memisahkan antara tawanan [2321-2321]
    135. Rukhshah untuk memisahkan mereka yang tertangkap [2322-2322]
    136. Harta kaum muslimin yang diambil oleh musuh, kemudian pemiliknya mendapatkannya kembali [2323-2324]
    137. Budak [2325-2325]
    138. Budak muyrikin yang ikut kaum muslimin dan masuk Islam [2326-2327]
    139. Dilarang untuk merampas jika makanan yang ada di wilayah musuh hanya sedikit [2328-2330]
    140. Membawa makanan dari wilayah musuh [2331-2331]
    141. Menjual makanan jika orang-orang kelebihan makanan dari wilayah musuh [2332-2332]
    142. Memanfaatkan sesuatu dari barang ghanimah [2333-2333]
    143. Dibolehkannya mengambil pedang untuk membunuh musuh di medan perang [2334-2334]
    144. Besarnya urusan ghulul (mencuri harta ghanimah) [2335-2336]
    145. Mengambil sesuatu yang sepele yang ditinggalkan oleh imam, [2337-2337]
    146. Hukuman pengkhianat [2338-2340]
    147. Larangan melindungi pengkhianat [2341-2341]
    148. Salab diberikan kepada orang yang membunuh [2342-2343]
    149. Imam boleh melarang seseorang mengambil salab, kuda dan senjata adalah termasuk salab [2344-2344]
    150. Salab tidak termasuk ke dalam seperlima [2345-2345]
    151. Barangsiapa segera membunuh orang yang terluka parah maka ia berhak untuk mendapatkan hartanya [2346-2346]
    152. Bagi yang datang setelah pembagian ghanimah maka tidak ada bagian [2347-2350]
    153. Perempuan dan budak diberi dari harta ghanimah [2351-2355]
    154. Orang musyrik mendapatkan saham [2356-2356]
    155. Kuda mendapatkan dua saham [2357-2358]
    156. Mereka yang mendapatkan satu saham [2359-2359]
    157. Penjelasan tentang Nafl (tambahan) [2360-2361]
    158. Nafl untuk regu ekspedisi yang keluar dari pasukan [2362-2367]
    159. Pendapat yang mengatakan "Seperlima dibagi sebelum Nafl" [2368-2370]
    160. Pasukan pengintai sebagai pelindung pasukan umum [2371-2372]
    161. Pemberian tambahan berupa emas, perak, dan ghanimah yang didapat pertama-tama [2373-2373]
    162. Imam mengkhususkan sesuatu untuk dirinya dari harta rampasan [2374-2374]
    163. Memenuhi perjanjian [2375-2375]
    164. tentang seorang imam menjadi tameng dalam perjanjian [2376-2377]
    165. Tentang seorang imam yang terdapat perjanjian dengan musuh, dan dia menerapkan perjanjian tersebut [2378-2378]
    166. Menjaga keselematan pihak yang terikat dengan perjanjian [2379-2379]
    167. Delegasi [2380-2381]
    168. Jaminan keamanan dari seorang wanita [2382-2383]
    169. Perjanjian damai dengan musuh [2384-2386]
    170. seorang musuh yang di serang secara dadakan serta menyusup ke barisan mereka [2387-2388]
    171. Takbir setiap berada di tempat yang tinggi [2389-2389]
    172. Izin untuk kembali setelah adanya pelarangan [2390-2390]
    173. Mengutus para pemberi kabar gembira [2391-2391]
    174. Memberikan kabar gembira [2392-2392]
    175. Penjelasan tentang sujud syukur [2393-2394]
    176. Datang ke rumah dengan tiba-tiba di malam hari [2395-2397]
    177. Memberi sambutan kedatangan [2398-2398]
    178. yang diperbolehkan ketika kehabisan bekal dalam perang jika ingin kembali [2399-2399]
    179. Shalat saat datang dari safar [2400-2401]
    180. Mengambil upah pembagian [2402-2402]
    181. Bisnis saat jihad [2403-2403]
    182. Membawa senjata ke negeri musuh [2404-2404]
    183. Tinggal di negeri musyrik [2405-2405]
  10. Kitab Sembelihan
    1. Ucapan orang yang berkurban [2406-2407]
    2. Menyembelih kurban untuk mewakili mayit [2408-2408]
    3. Seseorang mencukur rambutnya di sepuluh hari dzul hijjah padahal ia akan berkurban [2409-2409]
    4. Hewan kurban yang disukai [2410-2414]
    5. Umur yang dibolehkan pada hewan kurban [2415-2419]
    6. Hewan kurban yang tidak boleh [2420-2423]
    7. Sapi dan unta mencukupi untuk berapa orang [2424-2426]
    8. Satu kambing disembelih untuk beberapa orang [2427-2427]
    9. Imam menyembelih di tempat shalat [2428-2428]
    10. Menahan daging sembelihan [2429-2430]
    11. Musafir berkurban [2431-2431]
    12. Larangan untuk memutilasi hewan (saat masih hidup) dan anjuran untuk berlaku santun [2432-2433]
    13. Sembelihan ahli kitab [2434-2436]
    14. Makan sembelihan orang-orang badui [2437-2437]
    15. Menyembelih di Marwa [2438-2441]
    16. Sembelihan hewan yang terjatuh [2442-2442]
    17. Sempurna dalam sembelihan [2443-2443]
    18. Sembelihan janin [2444-2445]
    19. Makan danging yang tidak diketahui, apakah telah disebut nama Allah atau tidak [2446-2446]
    20. Penjelasan tentang Atirah [2447-2450]
    21. Akikah [2451-2460]
  11. Kitab Buruan
    1. Memelihara anjing untuk berburu dan selainnya [2461-2463]
    2. Tentang buruan [2464-2474]
    3. Hewan buruan yang terpotong sebagian darinya [2475-2475]
    4. Mengikuti hewan buruan [2476-2477]
  12. Kitab Wasiat
    1. Sesuatu yang diperintahkan untuk diwasiatkan [2478-2479]
    2. Sesuatu yang tidak boleh untuk diwasiatkan oleh seseorang dalam hartanya [2480-2480]
    3. Larangan untuk menimbulkan madlarat dalam wasiat [2481-2483]
    4. Menghadapi wasiat [2484-2484]
    5. Menghapus hak wasiat untuk orang tua dan kerabat [2485-2485]
    6. Wasiat untuk ahli waris [2486-2486]
    7. Menyertakan anak yatim dalam hal makan [2487-2487]
    8. Wali yatim boleh mengambil harta anak yatim [2488-2488]
    9. Kapan masa keyatiman berakhir [2489-2489]
    10. Teguran keras dari memakan harta anak yatim [2490-2490]
    11. Dalil bahwa kain kafan dibeli dari harta yang dipunyai [2491-2491]
    12. Seseorang memberikan hibah, kemudian barang hibah tersebut diwasiatkan atau diwariskan kepadanya [2492-2492]
    13. Seseorang memberikan wakaf [2493-2493]
    14. Sedekah atas nama mayit [2494-2494]
    15. Seseorang meninggal tanpa meninggalkan wasiat [2495-2496]
    16. Wasiat kafir harbi yang walinya telah masuk Islam, apakah ia harus melaksanakan wasiat tersebut [2497-2497]
    17. Seseorang wafat dengan meninggalkan hutang, sementara dirinya memiliki harta untuk melunasinya, namun masih berada di tangan orang yang menghutangnya [2498-2498]
  13. Kitab Waris
    1. Mempelajari ilmu waris [2499-2499]
    2. Penjelasan tentang kalalah [2500-2500]
    3. Orang yang tidak memiliki anak atau saudara [2501-2503]
    4. Penjelasan tentang harta warisan Ash Shulb [2504-2506]
    5. Penjelasan tentang nenek [2507-2508]
    6. Penjelasan tentang warisan kakek [2509-2510]
    7. Penjelasan tentang warisan Ashabah [2511-2511]
    8. Penjelasan tentang Dzawil Arham [2512-2518]
    9. Penjelasan tentang anak Mula'anah (yang kedua orang tuanya saling la'nat) [2519-2520]
    10. Apakah orang muslim mewarisi orang kafir [2521-2524]
    11. Pembagian warisan saat sudah Islam [2525-2525]
    12. Penjelasan tentang perwalian [2526-2528]
    13. Seseorang masuk Islam karena orang lain [2529-2529]
    14. Jual beli perwalian [2530-2530]
    15. Anak yang dilahirkan menangis kemudian meninggal [2531-2531]
    16. Penghapusan pewarisan karena sebab perjanjian dengan pewarisan karena sebab nasab [2532-2535]
    17. Penjelasan tentang janji [2536-2537]
    18. Wanita mewarisi dari diat suaminya [2538-2538]
  14. Kitab Pajak, Kepemimpinan dan Fai
    1. Kewajiban imam atas apa yang menjadi haknya rakyat [2539-2539]
    2. Penjelasan tentang kepemimpinan [2540-2541]
    3. Orang buta boleh diserahi jabatan [2542-2542]
    4. Mengangkat menteri [2543-2543]
    5. Penjelasan tentang al Irafah (orang yang melaksanakan kemaslahatan umum) [2544-2545]
    6. Mengangkat sekretaris [2546-2546]
    7. Pengumpul sedekah (zakat) [2547-2549]
    8. Khalifah yang dipilih [2550-2550]
    9. Penjelasan tentang baiat [2551-2553]
    10. Penjelasan tentang bayaran pekerja [2554-2556]
    11. Penjelasan tentang hadiah untuk pekerja [2557-2557]
    12. Penjelasan tentang mencuri harta sedekah [2558-2558]
    13. Kewajiban untuk memenuhi urusan masyarakat dan melayani mereka [2559-2561]
    14. Penjelasan tentang harta fai [2562-2564]
    15. Penjelasan tentang pemberian bantuan kepada anak-anak dan wanita [2565-2567]
    16. Umur laki-laki yang diperbolehkan ikut perang [2568-2568]
    17. Larangan menerima pemberian yang melimpah di akhir zaman [2569-2570]
    18. Mengatur dalam pemberian [2571-2573]
    19. Harta ghanimah yang diambil Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam sebelum dibagikan [2574-2584]
    20. Penjelasan tentang tempat-tempat pendistribusian bagian seperlima dan saham dzi qurba [2585-2596]
    21. Penjelasan tentang saham Ash Shafi (harta ghanimah yang diambil sebelum dibagikan) [2597-2605]
    22. Dikeluarkannya Yahudi dari Madinah [2606-2609]
    23. Berita dari bani Nadlir [2610-2611]
    24. Penjelasan tentang status wilayah Khaibar [2612-2625]
    25. Penjelasan tentang kabar dari Makkah [2626-2629]
    26. Penjelasan tentang kabar dari Thaif [2630-2631]
    27. Penjelasan tentang status wilayah Yaman [2632-2633]
    28. Penjelasan tentang dikeluarkannya Yahudi dari Jazirah Arab [2634-2638]
    29. Penolakan negeri yang ditaklukkan (untuk memberikan pajak) [2639-2640]
    30. Penjelasan tentang jizyah [2641-2644]
    31. Pengambilan jizyah dari Majusi [2645-2647]
    32. Pengambilan jizyah dengan kasar [2648-2648]
    33. Mengambil pajak dari ahli dzimmah jika mereka menyelisihi dalam jual beli [2649-2654]
    34. Ahli dzimmah masuk Islam disebagian tahun, apakah mereka wajib memberikan jizyah [2655-2655]
    35. Imam menerima hadiah dari orang-orang musyrik [2656-2657]
    36. Pembagian tanah [2658-2670]
    37. Menghidupkan lahan mati [2671-2676]
    38. penjelasan tentang masuknya dalam tanah kawasan pajak [2677-2678]
    39. Lahan yang diambil alih oleh imam atau oleh seseorang [2679-2680]
    40. Penjelasan tentang harta karun [2681-2683]
    41. Menggali kubur untuk mengambil harta yang ada di dalamnya [2684-2684]
  15. Kitab Jenazah
    1. Sakit yang bisa menghapuskan dosa [2685-2686]
    2. Seorang lelaki melakukan amalan shalih lalu ia disibukkan dengan sakit atau safar [2687-2687]
    3. Menjenguk wanita [2688-2689]
    4. Penjelasan tentang menjenguk orang sakit [2690-2690]
    5. Menjenguk ahli dzimmi [2691-2691]
    6. Menjenguk dengan jalan kaki [2692-2692]
    7. Keutamaan menjenguk setelah wudlu [2693-2694]
    8. Sering mengunjungi orang sakit [2695-2695]
    9. Mengunjungi orang yang sakit mata [2696-2696]
    10. Lari dari penyakit tha'un [2697-2697]
    11. Mendoakan orang sakit supaya sembuh saat menjenguk [2698-2699]
    12. Mendoakan si sakit saat menjenguk [2700-2701]
    13. Larangan mengharap mati [2702-2702]
    14. Mati mendadak [2703-2703]
    15. Keutamaan orang yang meninggal karena sakit tha'un [2704-2704]
    16. Orang sakit memotong kuku dan bulu kemaluan [2705-2705]
    17. Anjuran untuk berprasangka baik kepada Allah menjelang kematian [2706-2706]
    18. Anjuran untuk memberihkan pakaian mayit menjelang meninggal [2707-2707]
    19. Ucapan yang dianjurkan untuk dikatakan menjelang meninggal [2708-2708]
    20. Penjelasan tentang talqin [2709-2710]
    21. Menutup mata orang yang meninggal [2711-2711]
    22. Penjelasan tentang istirja' [2712-2712]
    23. Menutup jasad mayit [2713-2713]
    24. Qira`ah di sisi mayit [2714-2714]
    25. Duduk saat mendapat musibah [2715-2715]
    26. Penjelasan tentang ta'ziyah [2716-2716]
    27. Sabar ketika mendapat musibah [2717-2717]
    28. Manengisi mayit [2718-2719]
    29. Penjelasan tentang ratapan [2720-2724]
    30. Membuat makanan untuk keluarga mayit [2725-2725]
    31. Memandikan orang yang mati syahid [2726-2731]
    32. Menutupi mayit saat memandikannya [2732-2733]
    33. Cara memandikan mayit [2734-2736]
    34. Penjelasan tentang kafan [2737-2741]
    35. Larangan berlebih-lebihan dalam hal kafan [2742-2744]
    36. Kafan untuk wanita [2745-2745]
    37. Wewangian untuk mayit [2746-2746]
    38. Bersegera dalam mengutus jenazah dan larangan untuk berlama-lama [2747-2747]
    39. Mandi bagi orang yang memandikan jenazah [2748-2749]
    40. Mencium mayit [2750-2750]
    41. Menguburkan di waktu malam [2751-2751]
    42. Makruhnya membawa mayit pindah dari satu wilayah ke wilayah lain [2752-2752]
    43. Shaff dalam shalat jenazah [2753-2753]
    44. Wanita mengikuti jenazah [2754-2754]
    45. Keutamaan menshalati dan mengantarkan jenazah [2755-2756]
    46. Mengikuti mayit dengan membawa api [2757-2757]
    47. Berdiri untuk menghormati jenazah [2758-2762]
    48. Berkendaraan saat mengantar jenazah [2763-2764]
    49. Berjalan di depan jenazah [2765-2766]
    50. Bersegera dalam membawa jenazah [2767-2769]
    51. Imam tidak menshalatkan orang yang mati bunuh diri [2770-2770]
    52. Shalat untuk orang yang mati karena menjalani hukuman hudud [2771-2771]
    53. Shalat untuk anak kecil [2772-2773]
    54. Shalat jenazah di masjid [2774-2776]
    55. Menguburkan mayit saat terbit dan terbenamnya matahari [2777-2777]
    56. Jika ada jenazah lelaki dan wanita, mana yang didahulukan [2778-2778]
    57. Dimana posisi imam jika menshalatkannya [2779-2780]
    58. Takbir dalam shalat jenazah [2781-2782]
    59. Bacaan dalam shalat jenazah [2783-2783]
    60. Doa untuk mayit [2784-2787]
    61. Shalat di atas kuburan [2788-2788]
    62. Menshalati orang muslim yang meninggal di negeri musyrik [2789-2790]
    63. Mengumpulkan beberapa mayit dalam satu lubang kubur, lalu kubur diberi tanda [2791-2791]
    64. Saat menggali kubur mendapatkan tulang, apakah harus pindah dari tempat tersebut [2792-2792]
    65. Penjelasan tentang lahad [2793-2793]
    66. Berpa orang yang masuk ke dalam kubur [2794-2795]
    67. Mayit dimasukkan dengan mendahulukan kedua kakinya [2796-2796]
    68. Duduk di sisi kuburan [2797-2797]
    69. Doa untuk mayit setelah diletakkan dalam kubur [2798-2798]
    70. Seorang laki-laki, kerabatnya yang musyrik meninggal dunia [2799-2799]
    71. Memperdalam lubang kubur [2800-2800]
    72. Meratakan kubur [2801-2803]
    73. Istighfar untuk mayit di sisi kuburnya saat akan berlalu [2804-2804]
    74. Larangan menyembelih di kuburan [2805-2805]
    75. Mayit di shalatkan di sisi kuburannya setelah beberapa waktu [2806-2806]
    76. Membuat bangunan di atas kuburan [2807-2808]
    77. larangan duduk di atas kuburan [2809-2810]
    78. Berjalan mengenakan sandal di antara kuburan [2811-2812]
    79. Memindahkan mayit ke tempat lain karena ada sesuatu yang terjadi [2813-2813]
    80. Memuji mayit [2814-2814]
    81. Ziarah kubur [2815-2816]
    82. Wanita menziarahi kuburan [2817-2817]
    83. Doa saat ziarah kubur atau saat melewatinya [2818-2818]
    84. Orang yang sedang ihram meninggal, apa yang harus dilakukan [2819-2820]
  16. Kitab Sumpah dan Nadzar
    1. Larangan keras dari sumpah yang dusta [2821-2821]
    2. Orang yang bersumpah palsu untuk mendapatakan harta orang lain [2822-2824]
    3. Larangan untuk bersumpah di sisi mimbar Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam [2825-2825]
    4. Sumpah untuk berhala [2826-2826]
    5. Larangan bersumpah atas nama bapak [2827-2830]
    6. Makruh bersumpah atas nama amanah [2831-2831]
    7. Bermain-main dengan sumpah [2832-2832]
    8. Sumpah dengan lafadz diplomatis [2833-2834]
    9. Sumpah dengan millah selain Islam [2835-2836]
    10. Bersumpah untuk tidak memakan lauk [2837-2837]
    11. Mengecualikan dalam bersumpah [2838-2839]
    12. Penjelasan tentang sumpah yang biasa digunakan Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam [2840-2843]
    13. Apakah janji termasuk dari sumpah [2844-2845]
    14. Orang yang bersumpah untuk tidak makan satu jenis makanan [2846-2846]
    15. Sumpah untuk memutuskan hubungan silaturahmi [2847-2849]
    16. Orang yang bersumpah palsu dengan sengaja [2850-2850]
    17. Seseorang membayar kafarah sebelum ia melanggar (sumpahnya) [2851-2852]
    18. Berapa sha' untuk kafarah [2853-2855]
    19. Penjelasan tentang budak wanita mukminah [2856-2857]
    20. Mengecualikan sumpah setelah diam [2858-2859]
    21. Larangan untuk nadzar [2860-2861]
    22. Penjelasan tentang nadzar untuk bermaksiat [2862-2862]
    23. Pendapat yang mengatakan "Jika nadzarnya untuk maksiat maka harus membayar kafarah" [2863-2874]
    24. Bernadzar untuk shalat di Baitul Maqdis [2875-2875]
    25. Qadla` nadzar untuk mayit [2876-2877]
    26. Orang yang meninggal dan masih mempunyai tanggungan puasa, lalu walinya menggantikannya [2878-2879]
    27. Sesuatu yang diperintahkan untuk memenuhi nadzar [2880-2882]
    28. Nadzar untuk sesuatu yang tidak dimiliki [2883-2883]
    29. Nadzar untuk bersedekah dengan hartanya [2884-2886]
    30. Nadzar dengan sesuatu yang tidak dimampui [2887-2887]
    31. Bernadzar dengan sesuatu yang tidak jelas [2888-2888]
    32. Orang yang bernadzar di masa jahiliyah kemudian masuk Islam [2889-2889]
  17. Kitab Jual Beli
    1. Bisnis dengan disertai sumpah palsu [2890-2890]
    2. Mengeluarkan barang tambang [2891-2891]
    3. Menjauhi perkara syubhat [2892-2894]
    4. Orang yang makan riba dan orang yang memberikannya [2895-2895]
    5. Penjelasan tentang yang membatalkan riba [2896-2896]
    6. Larangan bersumpah dalam bisnis [2897-2897]
    7. Memberikan berat dalam timbangan [2898-2898]
    8. Perkataan Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam "Takaran adalah takaran Madinah" [2899-2899]
    9. Teguran keras dalam hal hutang [2900-2902]
    10. Menunda-nunda pembayaran padahal mampu [2903-2903]
    11. Bagus adalam pembayaran hutang [2904-2905]
    12. Penjelasan tentang Sharf [2906-2907]
    13. Hiasan pedang dijual dengan dirham [2908-2910]
    14. Pertukaran antara emas dengan perak [2911-2911]
    15. Hewan dengan hewan nasi`ah [2912-2912]
    16. Kemudahan dalam hal itu [2913-2913]
    17. Kebolehan itu jika tunai [2914-2914]
    18. Kurma dengan kurma [2915-2916]
    19. Penjelasan tentang muzabanah [2917-2917]
    20. Jual beli Araya [2918-2919]
    21. Kadar Araya [2920-2920]
    22. Penjelasan tentang Araya [2921-2922]
    23. Jual beli kurma sebelum nampak kematangannya [2923-2929]
    24. Jual beli dengan tempo satu tahun atau beberapa tahun [2930-2931]
    25. Jual beli gharar (mengandung ketidakpastian) [2932-2934]
    26. Penjelasan tentang al Mudlthar [2935-2935]
    27. Jual beli persekutuan [2936-2936]
    28. (Mudlarib) Pengelola dana menyelisihi [2937-2938]
    29. Melakukan jual beli dengan harta orang lain tanpa izin [2939-2939]
    30. Persekutuan tanpa menggunakan modal [2940-2940]
    31. Penjelasan tentang Muzara'ah (menggarap lahan orang dengan sistem bagi hasil) [2941-2945]
    32. Teguran dalam hal itu [2946-2953]
    33. Menggarap lahan orang lain tanpa izin [2954-2954]
    34. Penjelasan tentang al Mukhabarah (menggarap lahan orang lain dengan sistem bagi hasil) [2955-2958]
    35. Penjelasan tentang al Musaqah (mengairi lahan orang lain dengan sistem bagi hasil) [2959-2961]
    36. Penjelasan tentang Taksiran [2962-2963]
    37. Upah dari pengajaran [2964-2964]
    38. Upah dari pengobatan [2965-2966]
    39. Upah dari pembekaman [2967-2970]
    40. Upah perzinaan [2971-2973]
    41. Upah perdukunan [2974-2974]
    42. Upah dari menjual sperma hewan (unta) [2975-2975]
    43. Penjelasan tentang penyepuh emas [2976-2976]
    44. Budak dijual sementara ia memiliki harta [2977-2978]
    45. Menghadang (rombongan dagang) [2979-2980]
    46. Larangan jual beli najsy [2981-2981]
    47. Orang kota dilarang bertransaksi dengan orang dusun [2982-2985]
    48. Seseorang yang membeli Musharrah lalu membencinya [2986-2989]
    49. Larangan untuk melakukan penimbunan [2990-2991]
    50. Memecah dirham [2992-2992]
    51. Menetapkan harga barang [2993-2994]
    52. larangan untuk melakukan penipuan [2995-2995]
    53. Adanya hak pilih antara penjual dan pembeli [2996-3000]
    54. Keutamaan iqalah (memberi hak pembatalan) [3001-3001]
    55. Dua transaksi dalam satu penjualan [3002-3002]
    56. Jual beli dengan cara 'inah [3003-3003]
    57. Penjelasan tentang jual beli dengan cara salam [3004-3006]
    58. Jual beli buah dengan cara salam [3007-3007]
    59. Jual beli dengan cara salaf tidak bisa dialihkan kepada sesuatu yang lain [3008-3008]
    60. Penghapusan dalam jual beli ja`ihah (kerusakan pada buah) [3009-3010]
    61. Penjelasan tentang Ja`ihah (kerusakan pada buah) [3011-3012]
    62. Menahan air [3013-3016]
    63. Menjual kelebihan air [3017-3017]
    64. Penjelasan tentang harga kucing [3018-3019]
    65. Penjelasan tentang harga anjing [3020-3023]
    66. Penjelasan tentang harga khamer dan bangkai [3024-3028]
    67. Jual beli makanan sebelum ada di tangan [3029-3036]
    68. Perkataan seseorang saat jual beli "Tidak ada tipuan" [3037-3038]
    69. Jual beli Urban [3039-3039]
    70. Menjual sesuatu yang bukan miliknya [3040-3041]
    71. Syarat dalam jual beli [3042-3042]
    72. Garansi dalam jual beli budak [3043-3043]
    73. Seseorang membeli budak kemudian memperkejakannya, setelah itu ia melihat ada cacat pada budak tersebut [3044-3046]
    74. Jika penjual dan pembeli berselisih [3047-3047]
    75. Penjelasan tentang Syuf'ah [3048-3053]
    76. Seorang laki-laki mengalami kebangkrutan, lalu seseorang (pemilik saham) mendapati barangnya ada padanya [3054-3056]
    77. Orang yang menghidupkan (merawat) hewan yang akan mati [3057-3058]
    78. Penjelasan tentang Rahn (gadai) [3059-3060]
    79. Seseorang makan dari harta milik anaknya [3061-3063]
    80. Seseorang mendapati hartnya ada pada seseorang [3064-3064]
    81. Seseorang mengambil haknya dengan cara sembunyi-bunyi [3065-3068]
    82. Menerima hadiah [3069-3070]
    83. Mengambil kembali barang yang dihibahkan [3071-3073]
    84. Memberi hadiah untuk suatu kepentingan [3074-3074]
    85. Membedakan anak dalam pemberian [3075-3078]
    86. Wanita memberikan sesuatu tanpa izin suaminya [3079-3080]
    87. Penjelasan tentang Umra [3081-3083]
    88. Pendapat yang mengatakan "Hal itu berlaku bagi diri dan keturunannya" [3084-3087]
    89. Penjelasan tentang ruqba [3088-3090]
    90. Yang mengambil manfaat harus memberikan jaminan [3091-3095]
    91. Orang yang merusak sesuatu harus memberi ganti yang semisal dengannya [3096-3097]
    92. Hewan ternak yang merusak tanaman orang lain [3098-3099]
  18. Kitab Peradilan
    1. Minta jabatan sebagai hakim [3100-3101]
    2. Hakim melakukan kesalahan [3102-3105]
    3. Minta jabatan hakim dan berambisi di dalamnya [3106-3108]
    4. Larangan untuk melakukan sogokkan [3109-3109]
    5. Hadiyah untuk para pekerja [3110-3110]
    6. Cara memberikan putusan hukum [3111-3111]
    7. Putusan Hakim jika salah [3112-3114]
    8. Bagaimana dua orang yang berselisih duduk di depan hakim [3115-3115]
    9. Hakim memberi putusan dalam keadaan marah [3116-3116]
    10. Hukum untuk sesama ahli dzimmah [3117-3118]
    11. Berijtihad dengan akal untuk memberi putusan hukum [3119-3119]
    12. Penjelasan tentang Ash Shulh (perjanjian damai) [3120-3121]
    13. Penjelasan tentang persaksian [3122-3122]
    14. Membantu menyelesaikan pertikaian tanpa mengetahui persoalannya [3123-3123]
    15. Saksi palsu [3124-3124]
    16. Orang yang persaksiannya tidak dianggap [3125-3125]
    17. Persaksian orang dusun untuk orang tua [3126-3126]
    18. Persaksian dalam persusuan [3127-3127]
    19. Persaksian ahli dzimmah dan wasiat saat dalam perjanjian [3128-3129]
    20. Jika hakim mengetahui kejujuran saksi tunggal maka ia boleh memberi putusan berdasar dengan (keterangan) nya [3130-3130]
    21. Memberi putusan dengan sumpah dan saksi [3131-3133]
    22. Dua orang saling mengklaim atas kepemilikan sesuatu tanpa memiliki bukti [3134-3136]
    23. Sumpah wajib diberikan oleh orang yang tertuduh [3137-3137]
    24. Bagimana sumpah [3138-3138]
    25. Jika pihak tertuduh adalah ahli dzimmah, apakah ia boleh bersumpah? [3139-3139]
    26. Seseorang bersumpah atas sesuatu yang tidak ia ketahui atas dasar keyakinan [3140-3141]
    27. Bagaimana ahli dzimmah bersumpah [3142-3142]
    28. Seseorang bersumpah atas haknya [3143-3143]
    29. Pemenjaraan karena hutang dan selainnya [3144-3147]
    30. Penjelasan tentang al Wakalah (perwakilan) [3148-3148]
    31. Bentuk putusan [3149-3156]
  19. Kitab Ilmu
    1. Anjuran untuk menuntut ilmu [3157-3158]
    2. Riwayat ahli kitab [3159-3160]
    3. Mencatat ilmu [3161-3165]
    4. Teguran keras dari berdusta atas nama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam [3166-3166]
    5. Berbicara tentang Kitabullah tanpa dengan ilmu [3167-3167]
    6. Mengulang-ulang perkataan [3168-3168]
    7. Terburu-buru dalam berkata [3169-3170]
    8. Hati-hati dalam memberi fatwa [3171-3172]
    9. Larangan untuk menyembunyikan ilmu [3173-3173]
    10. Keutamaan menyebarkan ilmu [3174-3176]
    11. Hadits dari bani Israil [3177-3178]
    12. Menuntut ilmu bukan karena Allah [3179-3179]
    13. Penjelasan tentang kisah [3180-3183]
  20. Kitab Minuman
    1. Penharaman khamer [3184-3188]
    2. Anggur diperas untuk jadi khamer [3189-3189]
    3. Khamer menjadi cuka [3190-3190]
    4. Asal pembuatan khamer [3191-3193]
    5. Larangan dari sesuatu yang memabukkan [3194-3202]
    6. Penjelasan tentang Dadzi [3203-3204]
    7. Penjelasan tentang bejana minuman [3205-3215]
    8. Penjelasan tentang oplosan buah [3216-3221]
    9. Arak dari buah [3222-3222]
    10. Sifat arak [3223-3226]
    11. Minum madu [3227-3227]
    12. Arak jika mengeluarkan gas [3228-3228]
    13. Minum dengan berdiri [3229-3230]
    14. Minum dari mulut bejana [3231-3231]
    15. Minum dari mulut bejana [3232-3233]
    16. Minum dari mulut bejana yang pecah [3234-3234]
    17. Minum dengan bejana emas dan peak [3235-3235]
    18. Minum langsung (dari kolam) [3236-3236]
    19. Orang yang memberi minum, kapan giliran dia minum? [3237-3239]
    20. Meniup dan benafas dalam bejana [3240-3241]
    21. Apa yang diucapkan saat minum susu [3242-3242]
    22. Menutup mulut bejana [3243-3246]
  21. Kitab Makanan
    1. Memenuhi undangan [3247-3251]
    2. Sunahnya mengadakan pesta walimah saat nikah [3252-3253]
    3. Berapa hari pesta walimah diadakan [3254-3254]
    4. Memberi jamuan untuk orang yang baru datang dari safar [3255-3255]
    5. Penjelasan tentang kunujungan (tamu) [3256-3260]
    6. Penghapusan hukum bahwa tamu makan dari harta orang lain [3261-3261]
    7. Makanan orang yang sombong [3262-3262]
    8. Menghadiri jamuan yang di dalamnya ada sesuatu yang dilarang [3263-3263]
    9. Jika ada dua undangan jamuan, mana yang lebih berhak? [3264-3264]
    10. Jika waktu shalat telah masuk sementara makan malam juga sudah siap [3265-3267]
    11. Mencuci kedua tangan sebelum makan [3268-3268]
    12. Mencuci tangan sebelum makan [3269-3269]
    13. Makanan yang tersedia tanpa terduga [3270-3270]
    14. Larangan mencela makanan [3271-3271]
    15. Makan bersama [3272-3272]
    16. Membaca basmalah sebelum makan [3273-3276]
    17. Makan sambil bersabdar [3277-3279]
    18. Makan dari tengah piring [3280-3281]
    19. Duduk di meja makan sementara di sana ada sesuatu yang dibenci [3282-3282]
    20. Makan dengan tangan kanan [3283-3284]
    21. Makan daging [3285-3287]
    22. Makan buah labu [3288-3288]
    23. Makan bubur [3289-3289]
    24. Larangan untuk menganggap jijik (curiga) pada makanan [3290-3290]
    25. Larangan untuk makan hewan jalalah (pemakan bangkai) dan minum dari susunya [3291-3293]
    26. Makan daging kuda [3294-3296]
    27. Makan daging kelinci [3297-3298]
    28. Makan daging biawak [3299-3302]
    29. Makan daging burung Hubar [3303-3303]
    30. Makan serangga bumi [3304-3305]
    31. Sesuatu yang tidak disebut keharamannya [3306-3306]
    32. Makan daging anjing hutan [3307-3307]
    33. Larangan memakan daging hewan buas [3308-3313]
    34. Makan daging keledai jinak [3314-3316]
    35. Makan belalang [3317-3318]
    36. Makan sesuatu yang mengapung dari jenis ikan [3319-3319]
    37. Orang yang terpaksa makan bangkai [3320-3321]
    38. Menggabung dua jenis makanan [3322-3322]
    39. Makan keju [3323-3323]
    40. Makan cuka [3324-3325]
    41. Makan bawang [3326-3333]
    42. Makan kurma [3334-3335]
    43. Memeriksa kurma yang rusak saat memakannya [3336-3336]
    44. Memakan kurma secara dua biji-dua biji [3337-3337]
    45. Menggabung dua jenis makanan [3338-3340]
    46. Makan dengan bejana ahli kitab [3341-3342]
    47. Binatang laut [3343-3343]
    48. Tikus yang masuk ke dalam minyak samin [3344-3345]
    49. Lalat yang masuk ke dalam makanan [3346-3346]
    50. Suapan yang jatuh [3347-3347]
    51. Pembantu makan bersama majikan [3348-3348]
    52. Sapu tangan [3349-3350]
    53. Apa yang diucapkan saat makan [3351-3353]
    54. Mencuci tangan setelah makan [3354-3354]
    55. Doa untuk orang yang memiliki makanan [3355-3356]
  22. Kitab Pengobatan
    1. Berobat [3357-3357]
    2. Penjagaan (dari penyakit) [3358-3358]
    3. Penjelasan tentang bekam [3359-3360]
    4. Tempat untuk dibekam [3361-3362]
    5. Kapan disunahkannya berbekam [3363-3365]
    6. Memotong urat dan tempat bekam [3366-3366]
    7. Penjelasan tentang kay (pengobatan dengan besi panas) [3367-3368]
    8. Penjelasan tentang sakit pilek [3369-3369]
    9. Penjelasan tentang nusyrah (jampi) [3370-3370]
    10. Penjelasan tentang Tiryaq (obat untuk menghilangkan racun) [3371-3371]
    11. Obat-obatan yang dilarang [3372-3376]
    12. Kurma Ajwah [3377-3378]
    13. Penjelasan tentang pengobatan dengan 'Ilaq (memasukka jari ke dalam tenggorokkan) [3379-3379]
    14. Perintah untuk memakai celak [3380-3380]
    15. Penjelasan tentang 'Ain [3381-3382]
    16. Penjelasan tentang Ghail (mensetubuhi isteri saat masih dalam masa menyusui) [3383-3384]
    17. Menggantungkan jimat [3385-3386]
    18. Penjelasan tentang ruqyah [3387-3391]
    19. Tata cara ruqyah [3392-3403]
    20. Penjelasan tentang penggemukan badan [3404-3404]
    21. Penjelasan tentang dukun [3405-3405]
    22. Penjelasan tentang perbintangan [3406-3407]
    23. Perdukunan dan tahayul (dengan burung) [3408-3410]
    24. Penjelasan tentang thiyarah [3411-3424]
  23. Kitab Pembebasan Budak
    1. Budak memerdekakan diri dengan menebus, lalu ia tidak sanggup atau meninggal sebelum cicilannya lunas [3425-3427]
    2. Jual beli budak yang dalam proses pembebasan diri dari tuannya [3428-3429]
    3. Bebas dengan syarat [3430-3430]
    4. Orang yang membebaskan budak yang menjadi bagiannya [3431-3432]
    5. Pendapata yang mengatakan berkenaan dengan hadits tersebut "Budak tertsebut harus melunasi sisa pembebasan dirinya" [3433-3434]
    6. Pendapat yang mengatakan "Budak tersebut tidak harus diminta untuk menyelesaikan sisa pembayarannya" [3435-3439]
    7. Orang yang mempunyai budak dari kerabat yang masih mahram [3440-3442]
    8. Penjelasan tentang pembebasan Ummul Walad [3443-3444]
    9. Jual beli budak mudabbar [3445-3446]
    10. Seseorang yang memerdekakan budak miliknya dan belum sampai dari sepertiga hartanya [3447-3448]
    11. Seseorang yang memerdekakan budak yang berharta [3449-3449]
    12. Penjelasan tentang pembebasan anak zina [3450-3450]
    13. Pahala memerdekakan budak [3451-3451]
    14. Budak yang bagaimana yang paling utama (untuk dimerdekakan) [3452-3453]
    15. Keutamaan memerdekakan budak saat masih sehat [3454-3454]
  24. Kitab Huruf dan Bacaan
    1. Bab [3455-3493]
  25. Kitab Pemandian Umum
    1. Bab [3494-3496]
    2. Larangan dari bertelanjang (saat mandi) [3497-3499]
    3. Penjelasan tentang bertelanjang [3500-3503]
  26. Kitab Pakaian
    1. Bab [3504-3505]
    2. Seseorang yang pantas untuk mengenakan baju baru [3506-3506]
    3. Penjelasan tentang kemeja [3507-3509]
    4. Penjelasan tentang selendang [3510-3510]
    5. Penjelasan tentang pakaian syuhrah [3511-3512]
    6. Penjelasan tentang pakaian wool dan bulu [3513-3515]
    7. Bab [3516-3517]
    8. Pakaian tebal [3518-3519]
    9. Penjelasan tentang pakaian yang terbuat dari wool dan sutera [3520-3521]
    10. Penjelasan tentang pakaian sutera [3522-3524]
    11. Orang yang memakruhkannya [3525-3531]
    12. Keringanan untuk sulaman dan beberapa titik (hiasan) [3532-3533]
    13. Memakai sutera karena udzur [3534-3534]
    14. Sutera untuk wanita [3535-3537]
    15. Mengenakan pakaian Hibarah [3538-3538]
    16. Warna putih [3539-3539]
    17. Mencuci kain dan pakaian yang lusuh [3540-3541]
    18. Kain celupan warna kuning (za'faran) [3542-3542]
    19. Warna hijau [3543-3543]
    20. Warna merah [3544-3549]
    21. Rukhshah dalam hal itu [3550-3551]
    22. Warna hitam [3552-3552]
    23. Benang yang ada diujung kain [3553-3553]
    24. Imamah [3554-3557]
    25. Mengenakan pakian shama` [3558-3559]
    26. Membukan kancing baju [3560-3560]
    27. Mengenakan penutup kepala dan sebagain wajah (cadar) [3561-3561]
    28. Isbal pada sarung [3562-3566]
    29. Isbal karena sombong [3567-3569]
    30. Batas sarung [3570-3573]
    31. Pakaian wanita [3574-3576]
    32. Firman Allah "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka" [3577-3578]
    33. Firman Allah "Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya" [3579-3579]
    34. Perhiasan yang boleh ditampakkan oleh wanita [3580-3580]
    35. Budak melihat rambut majikan wanitanya [3581-3582]
    36. Firman Allah "atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita)" [3583-3583]
    37. Firman Allah "Katakanlah kepada wanita yang beriman: 'Hendaklah mereka menahan pandangannya'" [3584-3587]
    38. Penjelasan tentang kerudung [3588-3588]
    39. Wanita mengenakan pakaian qubath (kain tipis berwarna putih) [3589-3589]
    40. Batas ujung kain (wanita) [3590-3591]
    41. Kulit bangkai [3592-3597]
    42. Pendapat yang mengatakan "Tidak boleh memanfaatkan kulit bangkai" [3598-3599]
    43. Penjelasan tentang kulit hariamu dan binatang buas [3600-3603]
    44. Penjelasan tentang mengenakan sandal [3604-3612]
    45. Penjelasan tentang kasur [3613-3619]
    46. Penjelasan tentang satir [3620-3620]
    47. Penjelasan tentang gambar salip pada pakaian [3621-3621]
    48. Penjelasan tentang gambar [3622-3627]
  27. Kitab Merapihkan Rambut
    1. Bab [3628-3630]
    2. Penjelasan tentang sunahnya wewangian [3631-3631]
    3. Penjelasan tentang merapikan rambut [3632-3632]
    4. Penjelasan tentang wanita mengenakan inai [3633-3635]
    5. Penjelasan tentang menyambung rambut [3636-3640]
    6. Penjelasan tentang menolak wewangian [3641-3641]
    7. Wanita mengenakan wewangian untuk keluar [3642-3644]
    8. Khaluq (sejenis wewangian berwarna kuning) bagi laki-laki [3645-3650]
    9. Penjelasan tentang rambut [3651-3655]
    10. Membelah rambut [3656-3657]
    11. Memanjangkan rambut [3658-3658]
    12. Membuat kepang rambut [3659-3659]
    13. Menggundul rambut [3660-3660]
    14. Mencukur sebagian dan membiarkan sebagian [3661-3663]
    15. Rukhshah dalam hal itu [3664-3665]
    16. Mencukur kumis [3666-3669]
    17. Mencabut bulu uban [3670-3670]
    18. Menyemir rambut [3671-3676]
    19. Menggunakan semir berwarna kuning [3677-3678]
    20. Menggunakan semir berwarana hitam [3679-3679]
    21. Memanfaatkan gading [3680-3680]
  28. Kitab Cincin
    1. Mengenakan cincin [3681-3684]
    2. Meninggalkan cincin [3685-3685]
    3. Cincin emas [3686-3686]
    4. Cincin besi [3687-3689]
    5. Mengenakan cincin pada tangan kanan atau kiri [3690-3693]
    6. Lonceng pada hewan [3694-3695]
    7. Memasang emas untuk gigi [3696-3696]
    8. Emas untuk wanita [3697-3701]
  29. Kitab Fitnah dan Peperangan Besar
    1. Penjelasan tentang fitnah dan dalil-dalilnya [3702-3713]
    2. Larangan dari menimbulkan fitnah [3714-3719]
    3. Anjuran menjaga lisan [3720-3721]
    4. Rukhshah fitnah yang dilakukan oleh orang badui [3722-3722]
    5. Larangan membunuh seorang mukmin saat fitnah [3723-3723]
    6. Teguran keras membunuh seorang mukmin [3724-3728]
    7. Hal yang diharapkan dalam pembunuhan [3729-3730]
  30. Kitab Al-Mahdi
    1. Bab [3731-3739]
  31. Kitab Peperangan Besar
    1. Peristiwa dalam satu abad [3740-3740]
    2. Peperangan melawan Romawi [3741-3741]
    3. Tanda-tanda terjadinya peperangan dahsyat [3742-3742]
    4. Banyaknya terjadi peperangan yang dahsyat [3743-3744]
    5. Persekutuan bangsa-bangsa dalam memerangi Islam [3745-3745]
    6. Suaka saat terjadi peperangan [3746-3746]
    7. Meningkatnya fitnah saat terjadinya peperangan dahsyat [3747-3747]
    8. Larangan untuk memerangi Turki dan Habasyah [3748-3748]
    9. Memerangi Turki [3749-3751]
    10. Penjelasan tentang Bashrah [3752-3754]
    11. Larangan memerangi Habasyah [3755-3755]
    12. Tanda-tanda kiamat [3756-3758]
    13. Ditemukannya harta di bawah sungai Eufrat [3759-3759]
    14. Keluarnya Dajjal [3760-3766]
    15. Keluarnya Jassasah [3767-3767]
    16. Berita tentang Ibnu Sha`id [3768-3773]
    17. Perintah dan larangan [3774-3783]
    18. Terjadinya kiamat [3784-3786]
  32. Kitab Hudud
    1. Hukum bagi orang yang murtad [3787-3794]
    2. Hukum orang yang mencela Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam [3795-3797]
    3. Penjelasan tentang peperangan [3798-3801]
    4. Hukum hudud yang bisa diampuni [3802-3803]
    5. Pembebasan dari hukuman hudud selama belum sampai ke meja hijau [3804-3804]
    6. Melindungi orang yang terkena hukuman hudud [3805-3805]
    7. Pelaku kriminal datang dan mengakui perbuatannya [3806-3806]
    8. Mengakui terang-terangan bahwa ia berhak mendapat hukuman had [3807-3807]
    9. Seseorang yang datang mengakui bahwa ia berhak mendapatkan hukuman had, namun ia tidak menyebutkan jenis perbuatannya [3808-3808]
    10. Hukuman dengan pukulan [3809-3809]
    11. Sesuatu yang menjadikan tangan pencuri dipotong [3810-3814]
    12. (Mencuri ) sesuatu yang tangan pencuri tidak dipotong [3815-3816]
    13. Hukuman potong bagi pencopet dan pengkhianat [3817-3818]
    14. Mencuri dari tempat penyimpanan uang [3819-3819]
    15. Potong tangan bagi seseorang yang meminjam barang namun tidak mengakuinya [3820-3821]
    16. Orang gila mencuri atau melanggar hukum had [3822-3825]
    17. Anak kecil yang melanggar hukum had [3826-3827]
    18. Laki-laki mencuri saat perang, apakah tangannta dipotong [3828-3828]
    19. Potong tangan bagi pelaku Nabsy (menggali kubur lalu mengambil harta mayit) [3829-3829]
    20. Potong tangan bagi orang yang suka mencuri [3830-3830]
    21. Menggatungkan tangan pencuri di leher [3831-3831]
    22. Menjual budak yang suka mencuri [3832-3832]
    23. hukuman rajam [3833-3835]
    24. Hukum rajam bagi Ma'iz bin Malik [3836-3851]
    25. Perempuan yang Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam perintahkan untuk merajamnya [3852-3855]
    26. Dirajamnya dua orang Yahudi [3856-3863]
    27. Laki-laki zina dengan mahramnya [3864-3865]
    28. Laki-laki zina dengan isteri tetangganya [3866-3868]
    29. Orang yang melakukan amalan kaum Luth [3869-3870]
    30. Orang yang mensetubuhi binatang [3871-3872]
    31. Jika si laki-laki mengaku berzina namun si perempuan tidak [3873-3874]
    32. Seorang laki-laki mencumbu wanita (bukan persetubuhan) kemudian bertaubat sebelum kasusnya terangkat [3875-3875]
    33. Budak wanita yang masih lajang berbuat zina [3876-3877]
    34. Penegakkan hukuman had bagi orang yang sakit [3878-3879]
    35. Hukuman bagi orang yang melakukan qadzaf (menuduh wanita baik-baik berbuat zina) [3880-3880]
    36. Hukuman peminum khamer [3881-3885]
    37. Seseorang yang minum khamer secara berulang-ulang [3886-3892]
    38. Pelaksanaan hukuman had dalam masjid [3893-3893]
    39. Penjelasan tentang hukuman ta'zir [3894-3894]
    40. Memukul wajah dalam penerapan hukum had [3895-3895]
  33. Kitab Diyat
    1. Jiwa dibalas jiwa [3896-3896]
    2. Seseorang tidak dihukum karena kesalahan saudara atau bapaknya [3897-3897]
    3. Imam memerintahkan untuk memberi maaf dalam kasus pembunuhan [3898-3904]
    4. Wali seorang yang dibunuh dengan sengaja ridla menerima diyat [3905-3907]
    5. Membunuh setelah mengambil uang diyat [3908-3908]
    6. Seseorang yang menuangkan minuman atau makanan beracun kepada orang lain hingga meninggal, apakah pelakunya diqishash? [3909-3913]
    7. Orang yang membunuh budaknya atau memutilasinya, apakah ditagakkan hukuman had baginya? [3914-3916]
    8. Membunuh dengan sumpah [3917-3919]
    9. Tidak berlakunya qishash dengan sumpah [3920-3923]
    10. Pembunuh harus diqishash [3924-3926]
    11. Apakah seorang muslim harus diqishash karena membunuh orang kafir [3927-3927]
    12. Orang yang mendapati isterinya bersama laki-laki lain, apakah ia boleh membunuhnya? [3928-3929]
    13. Seorang pegawai yang melakukan kesalahan tanpa sengaja [3930-3930]
    14. Qishash tidak dengan besi [3931-3931]
    15. Qishash untuk perbuatan yang tidak disengaja [3932-3933]
    16. Pemberian maaf perempuan dari qishash darah [3934-3934]
    17. Orang yang dibunuh secara membabi-buta di antara kaum [3935-3935]
    18. Berapa diyat yang harus dibayarkan? [3936-3940]
    19. Diyat pembunuhan karena kesalahan yang semi sengaja [3941-3946]
    20. Diat anggota badan [3947-3958]
    21. Diyat untuk janin [3959-3966]
    22. Diyah al Mukatab [3967-3968]
    23. Diyah Dimmi [3969-3969]
    24. Seorang laki-laki menyerang orang lain, kemudian dia membela diri [3970-3970]
    25. Orang yang mengobati tanpa dasar ilmu sehingga menyebabkan kematian [3971-3972]
    26. Diyat pembunuhah karena kesalahan semi sengaja [3973-3973]
    27. Kejahatan budak sahaya ditanggung oleh si miskin [3974-3974]
    28. Seseorang yang dibunuh dengan cara yang membabi-buta di antara kaum [3975-3975]
    29. Hewan menendang dengan kakinya [3976-3976]
    30. Kecelakaan karena sebab binatang, jatuh di tempat penggalian barang tambah dan sumur tidak ada diyat [3977-3977]
    31. Api yang berkobar [3978-3978]
    32. Qishash pada gigi [3979-3979]
  34. Kitab Sunnah
    1. Penjelasan tentang sunah [3980-3981]
    2. Larangan berdebat di dalam Al-Qur'an dan mengikuti ayat-ayat mutasyabih [3982-3982]
    3. Menjauhi dan benci terhadap ahli ahwa` (pengikut hawa nafsu) [3983-3984]
    4. Meninggalkan beruluk salam kepada ahli ahwa` [3985-3986]
    5. Larangan untuk berdebat dalam masalah Al-Qur'an [3987-3987]
    6. Berpegang teguh dengan sunnah [3988-3992]
    7. Konsisten dengan sunnah [3993-4010]
    8. Penjelasan tentang keutamaan [4011-4015]
    9. Penjelasan tentang khalifah [4016-4037]
    10. Keutamaan para sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam [4038-4038]
    11. Larangan mencela sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam [4039-4040]
    12. Pengangkatan Abu Bakar radhiallahu 'anhu sebagai imam shalat [4041-4042]
    13. Tidak membicarakan sesuatu yang menimbulkan fitnah [4043-4047]
    14. Melebih-lebihkan seorang Nabi atas Nabi yang lain [4048-4055]
    15. Bantahan terhadap kelompok murji`ah [4056-4058]
    16. Dalil bahwa iman bertambah dan berkurang [4059-4070]
    17. Penjelasan tentang takdir [4071-4087]
    18. Penjelasan tentang keturunan orang-orang Musyrik [4088-4097]
    19. Penjelasan tentang kelompok Jahmiyah [4098-4103]
    20. Penjelasan tentang melihat Allah [4104-4106]
    21. Penjelasan tentang bantahan terhadap kelompok Jahmiyah [4107-4108]
    22. Penjelasan tentang Al-Qur'an [4109-4113]
    23. Penjelasan tentang syafaat [4114-4116]
    24. Hari kebangkitan dan peniupan terompet [4117-4118]
    25. Penciptaan surga dan neraka [4119-4119]
    26. Penjelasan tentang telaga [4120-4124]
    27. Pertanyaan dan siksa dalam kubur [4125-4127]
    28. Penjelasan tentang mizan (timbangan) [4128-4128]
    29. Penjelasan tentang Dajjal [4129-4130]
    30. Pembunuhan kelompok Khawarij [4131-4134]
    31. Memerangi kelompok Khawarij [4135-4140]
    32. Memerangi pencuri [4141-4142]
  35. Kitab Adab
    1. Akhlak dan kesantunan nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam [4143-4145]
    2. Kewibawaan [4146-4146]
    3. Menahan amarah [4147-4148]
    4. Doa saat marah [4149-4152]
    5. Melampaui batas [4153-4155]
    6. Menjalin hubungan yang baik [4156-4161]
    7. Penjelasan tentang malu [4162-4164]
    8. Akhlak yang baik [4165-4168]
    9. Membanggakan diri dalam suatu pekerjaan [4169-4169]
    10. Larangan dalam hal pujian [4170-4172]
    11. Lemah lembut [4173-4176]
    12. Berterima kasih dalam kebaikan [4177-4180]
    13. Duduk-duduk di jalanan [4181-4182]
    14. Memperluas tempat duduk [4183-4183]
    15. Posisi duduk antara tempat teduh dengan sinar matahari [4184-4185]
    16. Membuat majlis ilmu dan dzikir [4186-4187]
    17. Duduk di tengah lingkaran [4188-4188]
    18. Seseorang yang berdiri untuk mempersilahkan orang lain duduk [4189-4190]
    19. Orang yang layak dijadikan teman [4191-4194]
    20. Larangan berbantah-bantahan [4195-4196]
    21. Petunjuk dalam berbicara [4197-4200]
    22. Penjelasan tentang khutbah [4201-4201]
    23. Menempatkan orang sesuai dengan derajatnya [4202-4203]
    24. Seseorang duduk di antara dua orang laki-laki tanpa izin [4204-4205]
    25. Etika duduk [4206-4207]
    26. Duduk yang dibenci [4208-4208]
    27. Makruhnya mengombrol setelah isya [4209-4209]
    28. Duduk bersila [4210-4210]
    29. Berbisik-bisik [4211-4211]
    30. Jika seseorang bangun dari tempat duduknya kemudian kembali lagi [4212-4213]
    31. Makruhnya meninggalkan suatu majlis tanpa berdzikir kepada Allah [4214-4215]
    32. Kafarah majlis [4216-4217]
    33. Mengangkat suara dalam majlis [4218-4218]
    34. Mawas diri [4219-4220]
    35. Sikap dalam berjalan [4221-4222]
    36. Meletakkan kaki di atas kaki yang lain [4223-4224]
    37. Menyampaikan pembicaraan [4225-4227]
    38. Pembuat firnah [4228-4228]
    39. Bermuka dua [4229-4230]
    40. Penjelasan tentang ghibah [4231-4238]
    41. Mencegak seorang muslim berbuat ghibah [4239-4240]
    42. Yang tidak terhitung ghibah [4241-4241]
    43. Memaafkan orang yang mengumpatnya [4242-4243]
    44. Larangan mencari-cari kesalahan orang lain [4244-4246]
    45. Menutupi aib seorang muslim [4247-4247]
    46. Penjelasan tentang persaudaraan [4248-4248]
    47. Caci maki [4249-4249]
    48. Penjelasan tentang tawadlu' [4250-4250]
    49. Penjelasan tentang balas dendam [4251-4252]
    50. Larangan mencela mayit [4253-4254]
    51. Larangan bersikap melampaui batas [4255-4256]
    52. Penjelasan tentang hasad [4257-4258]
    53. Penjelasan tentang li'an [4259-4262]
    54. Mendoakan orang yang menzhaliminya [4263-4263]
    55. Mendiamkan sesama muslim [4264-4270]
    56. Penjelasan tentang prasangka [4271-4271]
    57. Nasihat dan mawas diri [4272-4272]
    58. Memperbaiki perselisihan [4273-4275]
    59. Larangan dari nyayian [4276-4277]
    60. Larangan nyayian dan seruling [4278-4279]
    61. Hukum banci [4280-4282]
    62. Bermain dengan anak wanita [4283-4284]
    63. Ayunan [4285-4286]
    64. Larangan main dadu dan catur [4287-4288]
    65. Larangan main dengan burung merpati (judi) [4289-4289]
    66. Penjelasan tentang kasih sayang [4290-4292]
    67. Penjelasan tentang nasihat [4293-4294]
    68. Menolong sesama muslim [4295-4296]
    69. Merubah nama [4297-4300]
    70. Merubah nama yang jelek [4301-4310]
    71. Penjelasan tentang gelar [4311-4311]
    72. Orang yang membuat julukan dengan "Abu Isa (bapaknya Isa)" [4312-4312]
    73. Seseorang memanggil anak orang lain dengan "Wahai anakku" [4313-4313]
    74. Seseorang yang membuat julukan dengan "Abul Qasim" [4314-4314]
    75. Pendapat yang mengatakan "Tidak boleh menggabungkan keduanya" [4315-4315]
    76. Rukhshah menggabungkan keduanya [4316-4317]
    77. Seseorang yang membuat julukan padahal tidak mempunyai anak [4318-4318]
    78. Wanita yang membuat julukan [4319-4319]
    79. Penjelasan tentang ucapan diplomatis [4320-4320]
    80. Ucapan "Mereka mengklaim" [4321-4321]
    81. Seseorang yang mengatakan dalam khutbahnya "Adapun setelah itu" [4322-4322]
    82. Mulia dan menjaga ucapan [4323-4323]
    83. Budak tidak boleh mengatakan "Rabbi dan Rabbati (yang memilikiku)" [4324-4325]
    84. Tidak boleh dikatakan "Diriku buruk" [4326-4331]
    85. Penjelasan tentang shalat al 'Atamah [4332-4335]
    86. Rukhshah dalam hal itu [4336-4336]
    87. Teguran keras daru dusta [4337-4340]
    88. Berbaik sangka [4341-4342]
    89. Penjelasan tentang janji [4343-4344]
    90. Mengada-ada dengan sesuatu yang tidak diberikan [4345-4345]
    91. Penjelasan tentang senda gurau [4346-4349]
    92. Orang yang mengambil sesuatu karena senda gurau [4350-4351]
    93. Orang yang memfasih-fasihkan diri saat bicara [4352-4355]
    94. Penjelasan tentang syair [4356-4362]
    95. Penjelasan tentang mimpi [4363-4371]
    96. Penjelasan tentang menguap [4372-4373]
    97. Penjelasan tentang bersin [4374-4375]
    98. Menjawab (mendoakan) orang yang sedang bersin [4376-4377]
    99. Berapa kali menjawab orang bersin [4378-4380]
    100. Menjawab bersin ahli dzimmah [4381-4381]
    101. Orang yang bersih tapi tidak mengucapkan hamdalah "Al Hamdulillah" [4382-4382]
    102. Tidur dengan telungkup [4383-4383]
    103. Tidur di tempat terbukan tanpa ada penghalang (beratap langit) [4384-4384]
    104. Tidur setelah bersuci [4385-4386]
    105. Bagaimana menghadap (ketika tidur) [4387-4387]
    106. Doa tidur [4388-4400]
    107. Doa saat terjaga di waktu malam [4401-4402]
    108. Tasbih ketika akan tidur [4403-4404]
    109. Doa saat bangun pagi [4405-4427]
    110. Doa saat melihat hilal [4428-4429]
    111. Doa keluar rumah [4430-4431]
    112. Doa masuk rumah [4432-4432]
    113. Doa saat angin kencang [4433-4435]
    114. Doa saat hujan [4436-4436]
    115. Penjelasan tentang ayam jantan dan binatang lainnya [4437-4440]
    116. Mengadzani bayi pada telinganya [4441-4443]
    117. Memohon perlindungan [4444-4445]
    118. Menangkal perasaan was-was [4446-4448]
    119. Menisbatkan diri kepada selain majikannya [4449-4451]
    120. Membangkakan garis keturunan [4452-4452]
    121. Membanggakan garis keturunan [4453-4458]
    122. Mengabarkan rasa suka kepada saudaranya [4459-4462]
    123. Penjelasan tentang bermusyawarah [4463-4463]
    124. Menunjukkan kepada kebaikan [4464-4464]
    125. Penjelasan tentang hawa nafsu [4465-4465]
    126. Penjelasan tentang syafaat [4466-4467]
    127. Menulis nama pada surat [4468-4469]
    128. Bagaimana menulis surat kepada ahli dzimmah [4470-4470]
    129. Penjelasan tentang berbakti kepada kedua orang tua [4471-4479]
    130. Keutamaan mengurus anak yatim [4480-4482]
    131. Menyantuni anak yatim [4483-4483]
    132. Hak bertetangga [4484-4488]
    133. Hak budak [4489-4500]
    134. Hamba sahaya yang berbuat baik [4501-4501]
    135. Menjelek-jelekkan hamba sahaya terhadap tuannya [4502-4502]
    136. Penjelasan tentang minta izin [4503-4506]
    137. Bagaimana minta izin [4507-4508]
    138. Berapa kali seorang muslim mengucapkan salam untuk minta izin [4509-4512]
    139. Minta izin dengan ketukan pintu [4513-4514]
    140. Undangan, apakah itu termasuk izin? [4515-4516]
    141. Minta izin untuk masuk ke tempat terjaga (kamar) [4517-4518]
    142. Menyebarkan salam [4519-4520]
    143. Bagaimana memberi salam [4521-4521]
    144. Keutamaan mendahului salam [4522-4522]
    145. Siapa yang harus memulai salam? [4523-4523]
    146. Seseorang berpisah dengan orang lain kemudian bertemu lagi, apakah harus memberi salam? [4524-4525]
    147. Salam kepada anak kecil [4526-4527]
    148. Salam kepada perempuan [4528-4528]
    149. Salam kepada ahli dzimmah [4529-4531]
    150. Salam saat bangkit dari majlis [4532-4532]
    151. Makruhnya seseorang mengatakan "Alaika salam (kesejahteraan atas kamu)" [4533-4533]
    152. Jawaban salam satu orang untuk orang banyak [4534-4534]
    153. Penjelasan tentang jabat tangan [4535-4537]
    154. Penjelasan tentang berpelukan [4538-4538]
    155. Berdiri dari tempat duduk [4539-4540]
    156. Laki-laki mencium anaknya [4541-4542]
    157. Mencium antara dua mata [4543-4543]
    158. Mencium pipi [4544-4545]
    159. Mencium tangan [4546-4546]
    160. Mencium jasad [4547-4547]
    161. Mencium kaki [4548-4548]
    162. Seseorang mengucapkan "Semoa Allah jadikan aku sebagai tebusanmu" [4549-4549]
    163. Seseorang yang mengucapkan "Semoga Allah memberikan nikmat kepada mata (seseorang) karena sebab kamu" [4550-4550]
    164. Seseorang mengucapkan "Semoga Allah menjagamu" [4551-4551]
    165. Seseorang berdiri untuk orang lain [4552-4553]
    166. Seseorang mengatakan "Fulan menitipkan salam untuk kamu" [4554-4555]
    167. Seseorang memanggil orang lain, lalu ia menjawab "Aku penuhi panggilanmu" [4556-4556]
    168. Seseorang mengatakan "Semoga Allah melanggengkan kebahagiaanmu" [4557-4557]
    169. Penjelasan tentang membuat bangunan [4558-4559]
    170. Membuat kamar [4560-4560]
    171. Menebang pohon bidara [4561-4562]
    172. Membuang sesuatu yang membahayakan dari jalan [4563-4565]
    173. Mematikan api dimalam hari [4566-4567]
    174. Membunuh ular [4568-4577]
    175. Membunuh cicak [4578-4580]
    176. Membunuh semit kecil [4581-4584]
    177. Membunuh kodok [4585-4585]
    178. Penjelasan tentang ketapel [4586-4586]
    179. Penjelasan tentang khitan [4587-4587]
    180. Berjalannya kaum wanita bersama kaum laki-laki [4588-4589]

Sunan Abu Dawud (سنن أبي داود) Hadis No. 298

الطهارة

في الرخصة في ترك الغسل يوم الجمعة

سنن ابي داوود ٢٩٨: حدثنا مسدد حدثنا حماد بن زيد عن يحيى بن سعيد عن عمرة عن عائشة قالت كان الناس مهان انفسهم فيروحون الى الجمعة بهيئتهم فقيل لهم لو اغتسلتم

سنن أبي داوود ٢٩٨: حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ عَنْ عَمْرَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ النَّاسُ مُهَّانَ أَنْفُسِهِمْ فَيَرُوحُونَ إِلَى الْجُمُعَةِ بِهَيْئَتِهِمْ فَقِيلَ لَهُمْ لَوْ اغْتَسَلْتُمْ

Kitab Thaharah

Bab Rukhshah untuk meninggalkan mandi di hari jumat

Sunan Abu Daud 298: Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Hamamd bin Zaid dari Yahya bin Sa'id dari Amrah dari Aisyah dia berkata: Orang-orang biasanya disibukkan oleh pekerjaan masing-masing. Lalu mereka berangkat ke masjid begitu saja, sesuai keadaan masing-masing. Maka dikatakan kepada mereka: (Alangkah baiknya) seandainya kalian mandi lebih dahuhu.

30

  1. Musaddad bin Musrihad bin Musribal bin Mustawrid Al Asadiy (Abu Al Hasan, laqab: ), beliau adalah Tabi'in kalangan biasa, hidup di Bashrah, wafat di Bashrah (228 H).
    Jumlah hadis: Bukhari 395, Muslim 0, Tirmidzi 1, Abu Dawud 577, Nasa'i 2, Ibnu Majah 0, Darimi 27, Ahmad 0, Malik 0
    Komentar ulama:
    1. Yahya bin Ma'in: Shaduuq
    2. Ahmad bin Hambal: Shaduuq
    3. An Nasa'i: Tsiqah
    4. Al 'Ajli: Tsiqah
    5. Abu Hatim: Tsiqah
    6. Ibnu Hibban: disebutkan dalam 'ats tsiqaat
    7. Ibnu Hajar al 'Asqalani: tsiqoh hafidz
    8. Adz Dzahabi: Hafizh
  2. Hammad bin Zaid bin Dirham (Abu Isma'il, laqab: Al Azraq), beliau adalah Tabi'ut Tabi'in kalangan pertengahan, hidup di Bashrah, wafat di Bashrah (179 H).
    Jumlah hadis: Bukhari 203, Muslim 199, Tirmidzi 78, Abu Dawud 142, Nasa'i 116, Ibnu Majah 57, Darimi 102, Ahmad 277, Malik 0
    Komentar ulama:
    1. Ahmad bin Hambal: Seorang Imam Kaum Muslimin
    2. Ibnu Hibban: disebutkan dalam 'ats tsiqaat
    3. Ibnu Hajar al 'Asqalani: Tsiqah tsabat Faqih
  3. Yahya bin Sa'id bin Qais Al Anshariy An Najjariy (Abu Sa'id, laqab: ), beliau adalah Tabi'in kalangan biasa, hidup di Madinah, wafat di Hasyimiyah (144 H).
    Jumlah hadis: Bukhari 125, Muslim 76, Tirmidzi 39, Abu Dawud 49, Nasa'i 149, Ibnu Majah 43, Darimi 53, Ahmad 181, Malik 218
    Komentar ulama:
    1. Ibnu Sa'd: Tsiqah
    2. Ahmad bin Hambal: paling tsabat
    3. Abu Hatim: Tsiqah
    4. An Nasa'i: tsiqah ma`mun
    5. Abu Zur'ah: Tsiqah
    6. Yahya bin Ma'in: Tsiqah
    7. Al 'Ajli: Tsiqah
    8. Ibnu Hajar al 'Asqalani: tsiqah tsabat
    9. Adz Dzahabi: imam
  4. Amrah binti 'Abdur Rahman bin Sa'ad bin Zurarah Al nshariyyah (, laqab: ), beliau adalah Tabi'in kalangan pertengahan, hidup di Madinah, wafat di (103 H).
    Jumlah hadis: Bukhari 41, Muslim 36, Tirmidzi 12, Abu Dawud 28, Nasa'i 52, Ibnu Majah 25, Darimi 15, Ahmad 94, Malik 30
    Komentar ulama:
    1. Yahya bin Ma'in: Tsiqah
    2. Al 'Ajli: Tsiqah
    3. Ibnu Hibban: disebutkan dalam 'ats tsiqaat
    4. Ibnu Hajar al 'Asqalani: Tsiqah
    5. Adz Dzahabi: Ahli Fiqih Tabi'in
  5. Aisyah binti Abi Bakar Ash Shiddiq At Taymiyyah (Ummu 'Abdullah, laqab: Ummu Al Mu'minin), beliau adalah Shahabat, hidup di Madinah, wafat di Madinah (58 H).
    Jumlah hadis: Bukhari 849, Muslim 630, Tirmidzi 288, Abu Dawud 429, Nasa'i 664, Ibnu Majah 386, Darimi 195, Ahmad 2395, Malik 128
    Komentar ulama:
    1. : Shahabat

"Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak sholeh yang berdoa baginya."

Topik Pilihan

Cari Konten