Sunan an-Nasai (سنن النسائي)

  1. Kitab Thoharoh
    1. Tafsiran firman Allah "Jika kalian berdiri untuk shalat, basuhlah wajah kalian" [1-1]
    2. Bersiwak jika shalat malam [2-2]
    3. Bagaimana bersiwak [3-3]
    4. Apakah Imam bersiwak di hadapan makmum? [4-4]
    5. Motivasi atau anjuran bersiwak [5-5]
    6. Berusaha sesering mungkin bersiwak [6-6]
    7. Rukhsah bersiwak ketika sore bagi orang puasa [7-7]
    8. Siwak setiap waktu [8-8]
    9. Kebiasaan Fithrah dan Khitan [9-9]
    10. Memotong kuku [10-10]
    11. Mencabut bulu ketiak [11-11]
    12. Mencukur bulu kemaluan [12-12]
    13. Mencukur kumis [13-13]
    14. Waktu-waktunya [14-14]
    15. Memotong kumis dan membiarkan jenggot [15-15]
    16. Mencari tempat sepi ketika buang air besar atau kecil [16-17]
    17. Rukhsah tidak menyepi [18-18]
    18. Bacaan ketika masuk wc [19-19]
    19. Larangan menghadap kiblat ketika buang air besar atau kecil [20-20]
    20. Larangan membelakangi kiblat ketika buang air besar atau kecil [21-21]
    21. Perintah menghadap timur atau barat ketika buang hajat [22-22]
    22. Rukhsah dalam hal ini ketika di rumah [23-23]
    23. Larangan mengusap kemaluan dengan tangan kanan ketika buang hajat [24-25]
    24. Rukhsah kencing di padang pasir dengan berdiri [26-28]
    25. Kencing di rumah dengan duduk [29-29]
    26. Kencing ke penutup yang menghalanginya [30-30]
    27. Bersuci ketika kencing [31-31]
    28. Kencing di bejana [32-32]
    29. Kencing di sebuah baskom [33-33]
    30. Dimakruhkan kencing di lubang atau liang [34-34]
    31. Larangan kencing di air keruh [35-35]
    32. Larangan kencing di pemandian umum [36-36]
    33. Mengucapkan salam kepada orang yang kencing [37-37]
    34. Menjawab salam setelah wudlu' [38-38]
    35. Larangan bersuci dengan tulang [39-39]
    36. Larangan bersuci dengan kotoran hewan [40-40]
    37. Larangan merasa cukup dengan kurang tiga batu ketika bersuci [41-41]
    38. Rukhsah bersuci dengan dua batu [42-42]
    39. Rukhsah bersuci dengan satu batu [43-43]
    40. Merasa cukup bersuci dengan batu, bukan dengan lainnya [44-44]
    41. Istinjak dengan air [45-46]
    42. Larangan istinjak dengan tangan kanan [47-49]
    43. Menggosok tangan ke tanah setelah istinjak [50-51]
    44. Batasan jumlah air [52-52]
    45. Tidak membatasi jumlah air [53-56]
    46. Air yang berhenti [57-58]
    47. Air lautan [59-59]
    48. Wudlu' dengan es [60-60]
    49. Wudlu' dengan air es [61-61]
    50. Wudlu' dengan air dingin [62-62]
    51. Bekas jilatan anjing [63-64]
    52. Perintah menumpahkan isi bejana jika dijilat anjing [65-65]
    53. Menggosok bejana yang dijilat anjing dengan tanah [66-66]
    54. Bekas jilatan kucing [67-67]
    55. Bekas jilatan keledai [68-68]
    56. Bekas air wanita haidh [69-69]
    57. Laki-laki perempuan Wudlu' bersama-sama [70-70]
    58. Sisa air orang yang junub [71-71]
    59. Batasan jumlah air yang cukup untuk laki-laki [72-73]
    60. Niyat ketika Wudlu' [74-74]
    61. Wudlu' dalam bejana [75-76]
    62. Menyebut nama Allah ketika Wudlu' [77-77]
    63. Pembantu mengucurkan air untuk Wudlu' [78-78]
    64. Wudlu' sekali-sekali [79-79]
    65. Wudlu' tiga kali-tiga kali [80-80]
    66. Sifat Wudlu', membasuh dua telapak tangan [81-81]
    67. Berapa kali dibasuh? [82-82]
    68. Berkumur dan memasukkan air ke dalam lubang hidung [83-83]
    69. Dengan tangan mana berkumur? [84-84]
    70. Menghisap air ke lubang hidung [85-85]
    71. Berlebihan menghisap air ke lubang hidung [86-86]
    72. Perintah untuk menyemprotkan air dari lubang hidung [87-88]
    73. Perintah untuk menyemprotkan air dari lubang hidung ketika bangun tidur [89-89]
    74. Dengan tangan mana mengeluarkan air dari lubang hidung [90-90]
    75. Membasuh wajah [91-91]
    76. Jumlah membasuh wajah [92-92]
    77. Membasuh kedua tangan [93-93]
    78. Sifat Wudlu' [94-94]
    79. Jumlah membasuh tangan [95-95]
    80. Batasan membasuh [96-96]
    81. Cara mengusap kepala [97-97]
    82. Jumlah mengusap kepala [98-98]
    83. Wanita mengusap kepala [99-99]
    84. Mengusap kedua telinga [100-100]
    85. Mengusap kedua telinga bersama kepala [101-102]
    86. Mengusap sorban [103-105]
    87. Mengusap sorban sekaligus ubun-ubun [106-107]
    88. Bagaimana mengusap sorban [108-108]
    89. Kewajiban membasuh kedua kaki [109-110]
    90. Kaki mana terlebih dahulu dibasuh? [111-111]
    91. Membasuh kedua kaki dengan kedua tangan [112-112]
    92. Perintah menyelahi dengan jari-jemari [113-113]
    93. Jumlah membasuh kedua kaki [114-114]
    94. Batasan membasuh [115-115]
    95. Wudlu' dengan bersandal [116-116]
    96. Mengusap sepasang khuff [117-123]
    97. Mengusap sepasang khuff ketika saat safar [124-124]
    98. Mengusap kaos kaki dan sandal [125-125]
    99. Batasan waktu mengusap kaos kaki bagi musafir [126-127]
    100. Batasan mengusap khuff bagi yang tidak bepergian [128-129]
    101. Cara Wudlu' bukan karena hadats [130-130]
    102. BerWudlu' untuk setiap kali shalat [131-133]
    103. Memercikkan air [134-135]
    104. Memanfaatkan sisa air Wudlu' [136-138]
    105. Fardhu Wudlu' [139-139]
    106. Berlebihan ketika Wudlu' [140-140]
    107. Perintahkan meratakan Wudlu' [141-142]
    108. Keutamaan dalam hal ini [143-143]
    109. Ganjaran bagi yang berWudlu' sebagaimana diperintahkan [144-147]
    110. Doa selesai Wudlu' [148-148]
    111. Bersinar karena air Wudlu' [149-150]
    112. Ganjaran bagi yang berWudlu' dengan baik kemudian shalat dua rakaat [151-151]
    113. Madzi yang membatalkan dan tidak membatalkan Wudlu' [152-157]
    114. Wudlu' karena buang hajat atau kencing [158-158]
    115. Wudlu' karena buang hajat [159-159]
    116. BerWudlu' karena kentut [160-160]
    117. BerWudlu' karena tidur [161-161]
    118. Mengantuk [162-162]
    119. BerWudlu' karena menyentuh kemaluan [163-164]
    120. Tidak berWudlu' karenanya [165-165]
    121. Tidak berWudlu' seseorang menyentuh isterinya tanpa dibarengi syahwat [166-169]
    122. Tidak berWudlu' karena berciuman [170-170]
    123. BerWudlu' karena makanan yang terpanggang api [171-181]
    124. Tidak berWudlu' karena makanan yang terpanggang api [182-185]
    125. Berkumur dari santapan sawiq [186-186]
    126. Berkumur karena susu [187-187]
    127. Wajib mandi atau tidak ketika orang kafir masuk islam [188-188]
    128. Orang kafir mandi terlebih dahulu jika berniyat masuk islam [189-189]
    129. Mandi karena mengubur orang musyrik [190-190]
    130. Kewajiban mandi jika kedua kemaluan bertemu [191-192]
    131. Mandi karena mani [193-194]
    132. Wanita mandi karena dalam mimpinya melihat seperti laki-laki [195-198]
    133. Mimpi basah namun tidak melihat air [199-199]
    134. Perbedaan antara air laki-laki dan perempuan [200-200]
    135. Mandi karena haidh [201-208]
    136. Quru' [209-212]
    137. Mandi wanita istihadhah [213-213]
    138. Mandi karena nifas [214-214]
    139. Perbedaan darah haidh dan darah istihadhah [215-219]
    140. Larangan orang junub mandi dalam air yang menggenang [220-220]
    141. Larangan kencing di air keruh atau mandi disana [221-221]
    142. Mandi awal malam [222-222]
    143. Mandi awal malam atau akhirnya [223-223]
    144. Berusaha bertutup ketika mandi [224-225]
    145. Ukuran cukup air yang digunakan untuk mandi, laki-laki dan perempuan [226-230]
    146. Dalil tak ada batasan [231-231]
    147. Suami-isteri mandi bersama dari satu bejana [232-237]
    148. Larangan mandi dengan sisa air orang yang junub [238-238]
    149. Rukhsah dalam masalah ini [239-239]
    150. Mandi dengan baskom yang biasa digunakan untuk adonan [240-240]
    151. Wanita tidak melepas kepangan rambut ketika mandi janabat [241-241]
    152. Larangan melepas kepangan rambut bagi wanita yang mandi untuk ihram [242-242]
    153. Orang junub mencuci kedua tangan terlebih dahulu sebelum memasukkan dalam bejana [243-243]
    154. Membasuh kedua tangan sebelum memasukkannya dalam bejana [244-244]
    155. Menghilangkan kotoran dari jasadnya setelah mencuci kedua tangannya [245-245]
    156. Mengulang mencuci kedua tangan setelah menghilangkan kotoran dari jasad [246-246]
    157. Wudlu' orang yang junub sebelum mandi [247-247]
    158. Orang yang junub menyelahi kepalanya [248-249]
    159. Berapa kali mengguyur air ke atas kepalanya? [250-250]
    160. Hal-hal yang harus diperhatikan masalah mandi dari haidh [251-251]
    161. Tidak melakukan Wudlu' setelah mandi [252-252]
    162. Membasuh kedua kaki bukan di tempat yang digunakan untuk mandi [253-253]
    163. Tidak menggunakan sapu tangan (handuk) setelah mandi [254-254]
    164. Orang yang junub berWudlu' jika ingin makan [255-255]
    165. Orang yang junub sebatas mencuci kedua tangan jika ingin makan [256-256]
    166. Orang yang junub sebatas mencuci kedua tangan jika ingin makan atau minum [257-257]
    167. Orang yang junub berWudlu' jika ingin tidur [258-259]
    168. Orang yang junub berWudlu' dan membasuh kemaluan jika akan tidur [260-260]
    169. Junub dan tidak berWudlu' [261-261]
    170. Junub dan ingin mengulang hubungan seksual [262-262]
    171. Menggauli wanita sebelum mandi [263-264]
    172. Orang yang junub menahan diri tidak membaca Al Quran [265-266]
    173. Menyentuh orang yang junub dan duduk bersama [267-269]
    174. Meminta pelayanan orang yang haidh [270-271]
    175. Wanita haidh menghamparkan kain di masjid [272-272]
    176. Membaca alquran dan kepalanya di panguan isteri yang sedang haid [273-273]
    177. Wanita haidh memandikan kepala suaminya [274-276]
    178. Mengajak wanita haidh makan bersama dan minum dari sisa jilatannya [277-278]
    179. Menggunakan air sisa wanita haidh [279-280]
    180. Mencumbui wanita haidh [281-282]
    181. Menggauli wanita haidh [283-285]
    182. Tafsir "Mereka bertanya kepadamu tentang haidl" [286-286]
    183. Menggauli isteri wanita haidh setelah tahu dilarang [287-287]
    184. Apa yang dilakukan wanita berihram jika haidl [288-288]
    185. Apa yang dilakukan wanita nifas ketika ihram [289-289]
    186. Darah haidh mengenai pakaian [290-291]
    187. Mani mengenai pakaian [292-292]
    188. Mencuci mani dari pakaian [293-293]
    189. Mengerok mani dari pakaian [294-299]
    190. Kencing anak kecil yang belum makan [300-301]
    191. Kencing anak perempuan [302-302]
    192. Kencing binatan yang dagingnya dimakan [303-304]
    193. Kotoran binatang yang dagingnya dimakan mengenai pakaian [305-305]
    194. Ludah mengenai pakaian [306-307]
    195. Sejarah tayammum [308-308]
    196. Tayammum ketika tidak bepergian [309-311]
    197. Tayammum ketika safar [312-312]
    198. Konflik masalah tekhnik tayammum [313-313]
    199. Cara pertama tayammum dan meniup kedua tangan [314-314]
    200. Cara kedua tayammum [315-316]
    201. Cara lain [317-317]
    202. Tayamum bagi orang yang junub [318-318]
    203. Tayammum dengan debu [319-319]
    204. Beberapa shalat dengan menggunakan satu tayammum [320-320]
    205. Tidak mendapat air dan juga debu [321-322]
  2. Kitab Air
    1. Bab [323-323]
    2. Sumur bidho'ah [324-325]
    3. Batasan jumlah air [326-328]
    4. Larangan mandi junub di air menggenang [329-329]
    5. Wudhu dengan air lautan [330-330]
    6. Berwudlu' dengan air es dan embun [331-332]
    7. Jilatan anjing [333-333]
    8. Menggosok bejana dengan tanah karena jilatan anjing [334-337]
    9. Jilatan kucing [338-338]
    10. Bekas wanita haidl [339-339]
    11. Rukhsah menggunakan sisa air wanita [340-340]
    12. Larangan menggunakan sisa Wudlu' wanita [341-341]
    13. Rukhsah sisa air orang yang junub [342-342]
    14. Ukuran cukup air untuk Wudlu' dan mandi [343-345]
  3. Kitab Haidl dan Istihadloh
    1. Awalmula haidh, apakah haidh dinamakan nifas? [346-346]
    2. Istihadhah, kedatangan darah dan penghabisannya [347-349]
    3. Wanita mempunyai hari-hari tertentu ketika haid tiap bulan [350-352]
    4. Quru' (masa suci) [353-356]
    5. Wanita istihadhah menjamak shalat dengan sekali mandi [357-358]
    6. Perbedaan antara darah haidh dan istihadhah [359-364]
    7. Kuning dan keruh [365-365]
    8. Memperlakukan wanita haidh [366-366]
    9. Jika menggauli wanita haidh padahal tahu [367-367]
    10. Mencumbui wanita haidh dengan baju haidhnya [368-368]
    11. Berselimut dengan isteri haidl [369-369]
    12. Mencumbui wanita haidh [370-371]
    13. Bagaimana nabi menggauli isterinya ketika haidl [372-373]
    14. Mengajak wanita haidl makan bersama dan meminum dari jilatannya [374-375]
    15. Menggunakan sisa air wanita haidh [376-377]
    16. Membaca alquran dan kepalanya di pangkuan isteri yang haidh [378-378]
    17. Wanita haidh tidak terkena kewajiban shalat [379-379]
    18. Meminta pelayanan wanita haidl [380-381]
    19. Wanita haidh menggelar kain (tikar) di masjid [382-382]
    20. Isteri haidh menyisiri suami yang beri'tikaf di masjid [383-383]
    21. Wanita haidh mengeramasi kepala suaminya [384-386]
    22. Wanita haidh turut menghadiri idul adha-fitri dan dakwah muslimin [387-387]
    23. Wanita haidh setelah Thawaf [388-388]
    24. Apa yang dilakukan wanita nifas ketika ihram [389-389]
    25. Kewajiban shalat untuk wanita nifas [390-390]
    26. Darah haidh mengenai pakaian [391-392]
  4. Kitab Mandi dan Tayammum
    1. Larangan orang yang junub mandi di air yang menggenang [393-397]
    2. Rukhsah memasuki kamar mandi [398-398]
    3. Mandi dengan es dan embun [399-399]
    4. Mandi dengan air dingin [400-400]
    5. Mandi sebelum tidur [401-401]
    6. Mandi di awal malam [402-402]
    7. Berusaha mencari tempat yang tertutup ketika mandi [403-406]
    8. Dalil tak ada penetapan jumlah air yang digunakan untuk mandi [407-407]
    9. Suami-isteri mandi bersama dengan satu bejana [408-410]
    10. Keringanan dalam masalah ini [411-411]
    11. Mandi di baskom bekas adonan [412-412]
    12. Wanita membiarkan kepang rambutnya saat mandi [413-413]
    13. Jika berwewangian dan mandi namun bekas wewangian masih ada [414-414]
    14. Orang yang junub meghilangkan kotoran sebelum mengguyurkan air [415-415]
    15. Menyentuhkan tangan ke tanah setelah mencuci kemaluan [416-416]
    16. Memulai Wudlu' ketika mandi janabat [417-417]
    17. Mendahulukan badan sebelah kanan ketika bersuci [418-418]
    18. Tidak mengusap kepala saat Wudlu' dari janabat [419-419]
    19. Berusaha air sampai ke seluruh kulit ketika mandi janabat [420-421]
    20. Guyuran air yang mencukupi orang yang junub [422-423]
    21. Hal-hal yang harus diperhatikan mengenai mandi karena haidh [424-424]
    22. Sekali mandi [425-425]
    23. Wanita nifas mandi ketika ihram [426-426]
    24. Tidak Wudlu' setelah mandi [427-427]
    25. Menggilir semua isteri dengan sekali mandi [428-428]
    26. Tayammum dengan debu [429-429]
    27. Tayammum bagi yang menemukan air setelah shalat [430-430]
    28. Wudlu' karena madzi [431-436]
    29. Perintah Wudlu' setelah tidur [437-439]
    30. Wudlu' karena mengusap kemaluan [440-443]
  5. Kitab Sholat
    1. Fardhu shalat [444-447]
    2. Dimana shalat diwajibkan [448-448]
    3. Bagaimana shalat diwajibkan [449-453]
    4. Berapa kali diwajibkan sehari-semalam? [454-455]
    5. Baiat untuk menjalankan kelima shalat waktu [456-456]
    6. Menjaga kelima shalat waktu [457-457]
    7. Keutamaan kelima shalat waktu [458-458]
    8. Hukum meninggalkan shalat [459-460]
    9. Mengevaluasi shalat [461-463]
    10. Ganjaran bagi yang mendirikan shalat [464-464]
    11. Jumlah shalat zhuhur ketika tidak bepergian [465-465]
    12. Shalat zhuhur ketika safar [466-466]
    13. Keutamaan shalat ashar [467-467]
    14. Serius menjaga shalat ashar [468-469]
    15. Yang meninggalkan shalat ashar [470-470]
    16. Jumlah shalat ashar ketika di rumah [471-472]
    17. Shalat ashar ketika safar [473-476]
    18. Shalat maghrib [477-477]
    19. Keutamaan shalat isyak [478-478]
    20. Shalat isyak ketika safar [479-480]
    21. Keutamaan shalat jamaah (kolektif, bersama) [481-483]
    22. Keutamaan kiblat [484-485]
    23. Kondisi dibolehkan tidak menghadap kiblat [486-488]
    24. Sadar melakukan kesalahan setelah berusaha mencari arah kiblat [489-489]
  6. Kitab Waktu-Waktu Sholat
    1. Bab [490-490]
    2. Awal waktu zhuhur [491-493]
    3. Menyegerakan shalat zhuhur ketika safar [494-494]
    4. Menyegerakan shalat zuhur ketika dingin [495-495]
    5. Menunggu agak dingin jika panas menyengat [496-497]
    6. Akhir waktu zhuhur [498-499]
    7. Awal waktu ashar [500-500]
    8. Menyegerakan shalat ashar [501-506]
    9. Teguran keras menunda-nunda shalat ashar [507-509]
    10. Akhir waktu shalat ashar [510-510]
    11. Yang mendapatkan dua rakaat shalat ashar [511-515]
    12. Awal waktu maghrib [516-516]
    13. Menyegerakan shalat maghrib [517-517]
    14. Mengakhirkan shalat maghrib [518-518]
    15. Akhir waktu maghrib [519-521]
    16. Dimakruhkan tidur setelah shalat maghrib [522-522]
    17. Awal waktu isyak [523-523]
    18. Menyegerakan shalat isyak [524-524]
    19. Mega kemerah-merahan [525-526]
    20. Disunnahkan mengakhirkan shalat isyak [527-531]
    21. Akhir waktu isyak [532-536]
    22. Dirukhsahkan mengistilahkan shalat isyak dengan 'Atamah [537-537]
    23. Dimakruhkan mengistilah shalat isyak dengan 'Atamah [538-539]
    24. Awal waktu subuh [540-541]
    25. Mendirikan shalat ketika masih gelap ketika tidak bepergian [542-543]
    26. Mendirikan shalat ketika masih gelap ketika bepergian [544-544]
    27. Menunggu waktu hingga mega nampak kekuning-kuningan [545-546]
    28. Yang mendapatkan satu rakaat shalat subuh [547-548]
    29. Akhir waktu shalat subuh [549-549]
    30. Yang mendapat satu rakaat shalat [550-555]
    31. Waktu-waktu terlarang untuk mendirikan shalat [556-557]
    32. Larangan shalat setelah subuh [558-559]
    33. Larangan shalat ketika terbit matahari [560-561]
    34. Larangan shalat tepat setengah siang [562-562]
    35. Larangan shalat setelah sashar [563-568]
    36. Rukhsah shalat setelah ashar [569-576]
    37. Rukhsah shalat sebelum terbit matahari [577-577]
    38. Rukhsah shalat sebelum maghrib [578-578]
    39. Shalat setelah terbit fajar [579-579]
    40. Diperbolehkan shalat hingga shalat subuh [580-580]
    41. Diperbolehkan shalat pada semua waktu di Makkah [581-581]
    42. Waktu seorang musafir menjamak antara zhuhur dan ashar [582-583]
    43. Penjelasannya [584-584]
    44. Waktu seorang yang tidak safar dibolehkan menjamak shalat [585-586]
    45. Waktu yang seorang musafir dibolehkan menjamak antara maghrib dan isyak [587-593]
    46. Keadaan yang memungkinkan seseorang menjamak dua shalat [594-596]
    47. Menjamak kedua shalat ketika tidak bepergian [597-599]
    48. Menjamak antara zhuhur dan ashar di Arafah [600-600]
    49. Menjamak antara maghrib dan isyak di Muzdalifah [601-604]
    50. Bagaimana menjamak [605-605]
    51. Keutamaan shalat pada waktunya [606-608]
    52. Kewajiban bagi yang melupakan shalat [609-609]
    53. Ketiduran dari shalat [610-612]
    54. Orang yang ketiduran dari shalat mengulang shalat keesokan hari [613-616]
    55. Bagaimana orang yang ketinggalan shalat melunasi shalat ? [617-621]
  7. Kitab Adzan
    1. Sejarah mula adzan [622-622]
    2. Menggenapkan adzan [623-624]
    3. Merendahkan suara ketika mengulang adzan [625-625]
    4. Berapa kalimat adzan? [626-626]
    5. Bagaimana adzan? [627-628]
    6. Adzan ketika safar [629-629]
    7. Adzan orang yang sendirian ketika safar [630-630]
    8. Wanita yang tidak bepergian cukup dengan adzan selainnya [631-632]
    9. Dua muadzdzin dalam satu masjid [633-634]
    10. Apakah keduanya adzan bersama ataukah satu per satu ? [635-636]
    11. Adzan diluar waktu shalat [637-637]
    12. Waktu adzan subuh [638-638]
    13. Bagaimana yang seharusnya dilakukan muadzin ketika adzan [639-639]
    14. Meninggikan suara adzan [640-642]
    15. Bacaan tatswib ketika adzan fajar [643-643]
    16. Akhir adzan [644-646]
    17. Adzan ketika tak bisa menghadiri jamaah ketika hujan lebat [647-648]
    18. Adzan bagi yang menjamak antara dua shalat pada waktu pertama [649-649]
    19. Adzan yang menjamak kedua shalat setelah waktu pertama berlalu [650-651]
    20. Iqamat bagi yang menjamak kedua shalat [652-654]
    21. Adzan bagi yang ketinggalan beberapa shalat [655-655]
    22. Cukup sekali adzan dengan iqamat pada masing-masing shalat [656-656]
    23. Mencukupkan sekali iqamat pada setiap shalat [657-657]
    24. Iqamat bagi yang lupa satu rakaat shalat [658-658]
    25. Adzan seorang penggembala [659-659]
    26. Adzan bagi yang shalat sendirian [660-660]
    27. Iqamat bagi yang shalat sendirian [661-661]
    28. Bagaimana iqamat [662-662]
    29. Masing-masing beriqamat untuk pribadi [663-663]
    30. Keutamaan mengadzani [664-664]
    31. Berusaha ikut tutur bagian dalam adzan [665-665]
    32. Mengambil muadzin yang tidak meminta upah dalam adzannya [666-666]
    33. Mengucapkan seperti bacaan muadzin [667-667]
    34. Pahalanya [668-668]
    35. Mengucapkan syahadat seperti syahadat muadzin [669-669]
    36. Bacaan jika muadzin mengucapkan Hayya aalash sholaah, Hayya alal falaah [670-670]
    37. mengucapkan shalawat Nabi setelah adzan [671-671]
    38. Dua ketika adzan [672-673]
    39. Shalat antara adzan dan iqamat [674-675]
    40. Teguran keras keluar masjid setelah mendengar adzan [676-677]
    41. Muadzin meminta ijin imam untuk mendirikan shalat [678-679]
    42. Iqamat muadzin ketika Imam muncul [680-680]
  8. Kitab Masjid
    1. Keutamaan membangun masjid [681-681]
    2. Berbangga-bangga di masjid [682-682]
    3. Masjid yang dibangun pertama-tama [683-683]
    4. Keutamaan shalat di masjid [684-684]
    5. Shalat di Ka'bah [685-685]
    6. Keutamaan masjidil aqsha dan shalat didalamnya [686-686]
    7. Keutamaan masjid Nabi Shallallahu'alaihiwasallam [687-689]
    8. Masjid yang didirikan diatas ketaqwaan [690-690]
    9. Keutamaan masjid Quba" dan shalat didalamnya [691-692]
    10. Masjid yang harus diniati serius untuk tujuan perjalanan [693-693]
    11. Menjadikan masjid sebagai tempat jual-beli [694-694]
    12. Galian kubur dan menjadikan lokasinya sebagai masjid [695-695]
    13. Larangan menjadikan kuburan sebagai masjid [696-697]
    14. Keutamaan mendatangi masjid [698-698]
    15. Larangan melarang wanita mendatangi masjid [699-699]
    16. Orang-orang yang dilarang dari masjid [700-700]
    17. Orang-orang yang dikeluarkan dari masjid [701-701]
    18. Mendirikan kemah di masjid [702-703]
    19. Memasukkan anak-anak ke masjid [704-704]
    20. Mengikat tawanan di tiang masjid [705-705]
    21. Memasukkan unta ke masjid [706-706]
    22. Larangan jual-beli di masjid [707-707]
    23. Larangan mendendangkan syair-syair di masjid [708-708]
    24. Dirukhsahkan mendendangkan bait-bait syair menggugah di masjid [709-709]
    25. Larangan mengumumkan barang temuan di masjid [710-710]
    26. Mempertontonkan senjata di masjid [711-711]
    27. Menjalin jari-jemari di masjid [712-712]
    28. Telentang di masjid [713-713]
    29. Tidur di masjid [714-714]
    30. Membuang dahak di masjid [715-715]
    31. Larangan seseorang berdahak di arah kiblat masjid [716-716]
    32. Larangan Nabi Shallallahu'alaihiwasallam kepada seseorang berdahak di masjid [717-717]
    33. Rukhsah orang yang shalat berdahak di belakangnya atau ke arah kirinya [718-718]
    34. Dengan kaki mana menggosok dahaknya [719-719]
    35. Menjadikan masjid sebagai wewangian [720-720]
    36. Doa ketika masuk dan keluar masjid [721-721]
    37. Perintah shalat sebelum duduk di masjid [722-722]
    38. Rukhsah duduk dan keluar masjid bukan untuk shalat [723-723]
    39. Shalat seseorang yang melewati masjid [724-724]
    40. Anjuran atau motivasi duduk di masjid dan menunggu-nunggu shalat [725-726]
    41. Larangan Nabi Shallallahu'alaihiwasallam untuk shalat di kandang unta [727-727]
    42. Rukhsah dalam hal ini [728-728]
    43. Shalat diatas tikar [729-729]
    44. Shalat diatas kain atau kerudung [730-730]
    45. Shalat diatas minbar [731-731]
    46. Shalat diatas keledai [732-733]
  9. Kitab Kiblat
    1. Menghadap kiblat [734-734]
    2. Kondisi dibolehkan tidak menghadap kiblat [735-736]
    3. Sadar melakukan kesalahan setelah berusaha menghadap kiblat [737-737]
    4. Sutrah (Pembatas) orang yang shalat [738-739]
    5. Perintah untuk mendekati Sutrah [740-740]
    6. Ukurannya [741-741]
    7. Hal-hal yang membatalkan shalat atau tidak, jika tak ada sutrah [742-747]
    8. Teguran keras melewati antara orang yang shalat dan sutrahnya [748-749]
    9. Rukhsah dalam hal ini [750-750]
    10. Rukhsah shalat di belakang orang tidur [751-751]
    11. Larangan shalat menghadap kuburan [752-752]
    12. Shalat menghadap pakaian yang berisi gambar-gambar [753-753]
    13. Antara imam dan makmum ada sutrah [754-754]
    14. Shalat dengan satu kain [755-756]
    15. Shalat dengan satu gamis [757-757]
    16. Shalat dnegan sarung [758-759]
    17. Shalat laki-laki, sebagian bajunya mengenai isterinya [760-760]
    18. Shalat seseorang dengan satu kain dan tak ada sesuatupun di pundaknya [761-761]
    19. Shalat dengan sutera [762-762]
    20. Rukhsah shalat dengan kain berhias atau motif [763-763]
    21. Shalat dengan baju merah [764-764]
    22. Shalat dengan pakaian dalam [765-765]
    23. Shalat dnegan sepasang khuff [766-766]
    24. Shalat dengan sepasang sandal [767-767]
    25. Dimana imam meletakkan kedua sandalnya jika mengimami? [768-768]
  10. Kitab Keimaman
    1. Keimaman dan jamaah, yang menjadi imam orang berilmu dan berkualitas [769-769]
    2. Shalat bersama para pemimpin yang zhalim [770-771]
    3. Siapa yang berhak mengimami [772-772]
    4. Mendahulukan yang lebih dewasa [773-773]
    5. Manusia berkumpul di suatu tempat, dan kualitas mereka sama [774-774]
    6. Manusia berkumpul, dan pada mereka ada orang yang berwenang [775-775]
    7. Jika eseorang biasa menjadi imam lantas datang orang yang berwenang, apakah mundur? [776-776]
    8. Shalat imam di belakang seseorang yang menjadi rakyatnya [777-778]
    9. Keimaman orang yang berkunjung [779-779]
    10. Keimaman orang yang buta [780-780]
    11. Keimamman anak kecil yang belum baligh [781-781]
    12. Berdiri jika melihat imam [782-782]
    13. Imam ada perlu setelah dikumandangkan iqamat [783-783]
    14. Imam ingat belum bersuci padahal telah berdiri [784-784]
    15. Menunjuk seseorang menjadi imam jika iamm utama berhalangan [785-785]
    16. Mengikuti imam [786-786]
    17. Mengikuti orang yang mengikuti imam [787-789]
    18. Posisi imam jika hanya bertiga dan konflik dalam masalah ini [790-791]
    19. Jika ada orang tiga dan satu wanita [792-792]
    20. Jika ada dua laki-laki dan dua wanita [793-794]
    21. Posisi imam jika bersamanya anak kecil dan wanita [795-796]
    22. Posisi imam jika makmum anak kecil [797-797]
    23. Yang tepat berada di belakang imam dan selanjutnya [798-799]
    24. Membuat shaff sebelum imam muncul [800-800]
    25. Bagaimana imam berdiri diantara shaff [801-802]
    26. Yang diucapkan imam jika maju untuk meluruskan barisan [803-803]
    27. Berapa kali imam mengucapkan "Luruskan barisan" [804-804]
    28. Imam menganjurkan untuk merapatkan dan mendekatkan barisan [805-807]
    29. Keutamaan shaff pertama dan kedua [808-808]
    30. Shaf belakang [809-809]
    31. Siapa yang menyambung shaff [810-810]
    32. Sebaik-baik shaff perempuan dan sejelek-jelek shaff laki-laki [811-811]
    33. Shaff (Barisan) antara dua tiang [812-812]
    34. Tempat di barisan yang disunnahkan [813-813]
    35. Kewajiban Imam meringankan (menyederhanakan) shalat) [814-816]
    36. Rukhsah bagi imam memanjangkan shalat [817-817]
    37. Amalan-amalan yang tak bolehkan dilakukan imam saat shalat [818-818]
    38. Mendahului imam [819-821]
    39. Seseorang keluar dari shalat imam dan menarik diri [822-822]
    40. Mengikuti imam yang shalat dengan duduk [823-825]
    41. Perbedaan niyat antara imam dan makmum [826-827]
    42. Keutamaan jamaah [828-830]
    43. Jamaah jika tiga orang [831-831]
    44. Jamaah jika tiga orang, laki-laki, anak kecil dan wanita [832-832]
    45. Jamaah jika dua orang [833-834]
    46. Jamaah untuk shalat sunnah [835-835]
    47. Jamaah bagi yang ketinggalan shalat [836-837]
    48. Teguran keras meninggalkan jamaah [838-838]
    49. Teguran keras terlambat shalat jamaah [839-839]
    50. Menjaga semua shalat kapanpun dipanggil [840-842]
    51. Udzur meninggalkan shalat [843-845]
    52. Batasan menemukan jamaah [846-847]
    53. Mengulang shalat bersama jamaah setelah shalat sendiri [848-848]
    54. Mengulang shalat subuh bersama jamaah bagi yang shalat sendiri [849-849]
    55. Mengulang shalat setelah hilang waktunya bersama jamaah [850-850]
    56. Digugurkan shalat dari orang yang shalat bersama imam di masjid secara jamaah [851-851]
    57. Memenuhi panggilan shalat dengan berlari [852-852]
    58. Bersegera memenuhi panggilan shalat dengan tanpa berlari [853-853]
    59. Memenuhi panggilan shalat sedini mungkin [854-854]
    60. Shalat yang dimakruhkan ketika telah dikumandangkan iqamat [855-857]
    61. Melakukan dua rakaat fajar dan imam sedang mendirikan shalat [858-858]
    62. Shalat sendirian di belakang shaff [859-860]
    63. Ruku' di belakang shaff [861-862]
    64. Shalat setelah zhuhur [863-863]
    65. Shalat sebelum 'ashr dan konflik pengutip dari Abu ishaq [864-865]
  11. Kitab Iftitah (Pembukaan)
    1. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika membuka shalat [866-866]
    2. Mengangkat kedua tangan sebelum takbir [867-867]
    3. Mengangkat kedua tangan sejajar kedua pundak [868-868]
    4. Mengangkat kedua tangan sejajar kedua telinga [869-871]
    5. Posisi kedua jempol ketika mengangkat kedua tangan [872-872]
    6. Mengangkat kedua tangan agak lama [873-873]
    7. Kewajiban takbir pertama-tama [874-874]
    8. Bacaan pembukaan shalat [875-876]
    9. Meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri ketika shalat [877-877]
    10. Jika imam melihat seseorang meletakkan tangan kirinya diatas tangan kanannya [878-878]
    11. Letak tangan kanan dari tangan kiri saat shalat [879-879]
    12. Larangan meletakkan tangan diatas lambung ketika shalat [880-881]
    13. Baris antara kedua tumit ketika shalat [882-883]
    14. Imam diam sejenak setelah iftitah shalat [884-884]
    15. Doa antara takbiratul ihram dan alfatihah [885-885]
    16. Doa lain antara takbiratul ihram dan alfatihah [886-886]
    17. Doa lain antara takbiratul ihram dan alfatihah [887-888]
    18. Doa lain antara takbiratul ihram dan alfatihah [889-890]
    19. Doa lain antara takbiratul ihram dan alfatihah [891-891]
    20. Memulai alfatihah sebelum membaca surat [892-893]
    21. Perihal bacaan Bismillahirrohmaanirrahiim [894-895]
    22. Tidak menyaringkan bacaan bismillaahirrohmaanirrahim [896-898]
    23. Tidak membaca Bismillahirrohmanirrahim dalam alfatihah [899-900]
    24. Kewajiban membaca alfatihah ketika shalat [901-902]
    25. Keutamaan alfatihah [903-903]
    26. Penafsiran firman-Nya "Telah Kami beri kamu tujuh ayat yang berulang-ulang" [904-907]
    27. Tidak membaca alfatihah dibelakang imam yang tidak membaca secara nyaring [908-909]
    28. Tidak membaca alfatihah dibelakang imam yang membaca secara nyaring [910-910]
    29. Membaca alfatihah di belakang imam yang membaca secara nyaring [911-911]
    30. Firman-Nya "Jika alquran dibaca, maka dengarlah baik-baik dan diamlah" [912-913]
    31. Makmum cukup dengan bacaan imam [914-914]
    32. Bacaan bagi orang yang tidak bisa membaca alquran dengan baik [915-915]
    33. Imam menyaringkan bacaan "Aamiin" [916-919]
    34. Perintah membaca amin di belakang imam [920-920]
    35. Keutamaan membaca amin [921-921]
    36. Ucapan makmum jika bersin di belakang imam [922-923]
    37. Himpunan pengetahuan tentang Alquran [924-934]
    38. Bacaan dalam dua rakaat fajar [935-935]
    39. Bacaan dalam dua rakaat fajar dengan Alkafirun dan al-ikhlash [936-936]
    40. Meringankan dua rakaat fajar [937-937]
    41. Membaca ketika shubuh dengan surat Arrum [938-938]
    42. Membaca ketika subuh dengan enam puluh hingga seratus ayat [939-939]
    43. Membaca ketika subuh dengan surat Qaaf [940-941]
    44. Membaca ketika subuh dengan Attakwir [942-942]
    45. Membaca ketika subuh dengan alfalaq dan annas [943-943]
    46. Keutamaan membaca alfalaq dan annas [944-945]
    47. Bacaan waktu subuh khusus hari jumat [946-947]
    48. Sujud alquran (tilawah) pada shurat Shaad [948-948]
    49. Sujud alquran (tilawah) pada shurat Annajm [949-950]
    50. Tidak melakukan sujud tilawah dalam surat Annajm [951-951]
    51. Sujud dalam surat al-Insyiqaq [952-955]
    52. Sujud dalam surat al'alaq [956-957]
    53. Sujud ketika shalat fardhu [958-958]
    54. Bacaan ketika siang [959-960]
    55. Bacaan ketika zhuhur [961-962]
    56. Melamakan berdiri pada rakaat pertama shalat zhuhur [963-964]
    57. Imam membaca nyaring hingga terdengar makmum ketika zhuhur [965-965]
    58. Memendekkan rakaat kedua pada shalat zhuhur [966-966]
    59. Bacaan pada dua rakaat pertama shalat zhuhur [967-967]
    60. Bacaan pada dua rakaat pertama shalat ashar [968-970]
    61. Meringankan berdiri dan bacaan [971-972]
    62. Bacaan ketika maghrib dengan surat mufashshal yang pendek [973-973]
    63. Bacaan ketika maghrib dengan surat al-a'la [974-974]
    64. Bacaan ketika maghrib dengan almursalat [975-976]
    65. Bacaan ketika maghrib dengan surat Aththur [977-977]
    66. Bacaan ketika maghrib dengan surat Addukhan [978-978]
    67. Bacaan ketika maghrib dengan surat Alif Laam Miim Shaad (Surat Maryam) [979-981]
    68. Bacaan pada dua rakaat pertama shalat maghrib [982-982]
    69. Keutamaan surat al-ikhlash [983-986]
    70. Bacaan shalat isyak dengan surat al-a'la [987-987]
    71. Bacaan shalat isyak dengan Asysyams dan Adhdhuha [988-989]
    72. Bacaan shalat isyak dengan Wattin wazzaituun [990-990]
    73. Bacaan pada rakaat pertama ketika shalat isyak [991-991]
    74. Melamakan pada dua rakaat pertama shalat isyak [992-993]
    75. Membaca dua suarat dalam satu rakaat [994-996]
    76. Membaca sebagian surat [997-997]
    77. Pembaca meminta perlindungan jika melewati ayat-ayat yang berisi siksaan [998-998]
    78. Pembaca meminta permohonan jika melewati ayat-ayat rahmat [999-999]
    79. Mengulang-ulang bacaan ayat [1000-1000]
    80. Firman-Nya "Dangan engkau menyaringkan bacaanmu dan jangan pula melirihkan" [1001-1002]
    81. Menyaringkan bacaan alquran [1003-1003]
    82. Memanjangkan bacaan alquran [1004-1004]
    83. Melagukan alquran dengan kemerduan suara [1005-1012]
    84. Takbir ketika ruku' [1013-1013]
    85. Mengangkat kedua tangan ketika ruku' sejajar ujung kedua telinga [1014-1014]
    86. Mengangkat kedua tangan ketika ruku' sejajar dua bahu [1015-1015]
    87. Tidak mengangkat tangan ketika akan ruku' [1016-1016]
    88. Meluruskan tulang punggung ketika ruku' [1017-1017]
    89. Menegakkan kedua tangan ketika ruku' [1018-1023]
  12. Kitab Pelaksanaan
    1. Memegang lutut ketika ruku' [1024-1025]
    2. Posisi bagian dalam telapak tangan saat rukuk [1026-1026]
    3. Posisi jari jemari kedua tangan ketika ruku' [1027-1027]
    4. Merenggangkan kedua tangan dari pinggang ketika rukuk [1028-1028]
    5. Menyejajarkan antara kepala dan punggung ketika ruku' [1029-1029]
    6. Larangan membaca Al Quran ketika rukuk [1030-1034]
    7. Mengagungkan Rabb ketika rukuk [1035-1035]
    8. Dzikir (Bacaan) ketika ruku' [1036-1036]
    9. Bacaan lain dari dzikir yang di ucapkan ketika rukuk [1037-1037]
    10. Bacaan lain [1038-1038]
    11. Bacaan lain [1039-1039]
    12. Bacaan lain [1040-1040]
    13. Bacaan lain [1041-1042]
    14. Rukhsah tidak membaca bacaan ketika ruku' [1043-1043]
    15. Perintah menyempurnakan ruku' [1044-1044]
    16. Mengangkat kedua tangan ketika bangkit dari ruku' [1045-1045]
    17. Mengangkat kedua tangan sejajar ujung telinga ketika bangkit dari ruku' [1046-1046]
    18. Mengangkat kedua tangan sejajar kedua bahu ketika bangkit dari ruku' [1047-1047]
    19. Rukhsah tidak melakukan hal ini [1048-1048]
    20. Yang diucapkan imam ketika menagngkat kepalanya dari ruku' [1049-1050]
    21. Yang diucapkan makmum [1051-1052]
    22. Ucapan Robbanaa walakal hamdu [1053-1054]
    23. Lama berdiri antara bangkit dari ruku' dan sujud [1055-1055]
    24. Bacaan ketika berdiri dari ruku' [1056-1059]
    25. Qunut setelah ruku' [1060-1060]
    26. Qunut dalam shalat subuh [1061-1064]
    27. Qunut dalam shalat zhuhur [1065-1065]
    28. Qunut dalam shalat maghrib [1066-1066]
    29. Doa laknat ketika qunut [1067-1067]
    30. Melaknat orang munafik ketika qunut [1068-1068]
    31. Tidak melakukan qunut [1069-1070]
    32. Mendinginkan kerikil untuk sujud [1071-1071]
    33. Takbir untuk sujud [1072-1073]
    34. Bagaimana turun untuk sujud [1074-1074]
    35. Mengangkat kedua tangan untuk sujud [1075-1075]
    36. Tidak mengangkat kedua tangan ketika sujud [1076-1076]
    37. Anggota badan yang pertama-tama sampai ke tanah ketika sujud [1077-1079]
    38. Meletakkan kedua tangan beserta wajah ketika sujud [1080-1080]
    39. Berapa anggota badan yang diletakkan ketika sujud? [1081-1081]
    40. Tafsirannya [1082-1082]
    41. Sujud diatas kening [1083-1083]
    42. Sujud diatas hidung [1084-1084]
    43. Sujud diatas kedua telapak tangan [1085-1085]
    44. Sujud diatas kedua lutut [1086-1086]
    45. Sujud diatas kedua telapak kaki [1087-1087]
    46. Menegakkan kedua telapak kaki saat sujud [1088-1088]
    47. Membuka jari-jemari kaki ketika sujud [1089-1089]
    48. Posisi kedua tangan ketika sujud [1090-1090]
    49. Larangan menghamparkan kedua siku ketika sujud [1091-1091]
    50. Sifat sujud [1092-1096]
    51. Merenggangkan kedua tangan ketika sujud [1097-1097]
    52. Menegakkan kedua hasta ketika sujud [1098-1098]
    53. Meluruskan tulang punggung ketika sujud [1099-1099]
    54. Larangan mematuk seperti gagak [1100-1100]
    55. Larangan menahan rambut ketika sujud [1101-1101]
    56. Perumpamaan orang yang shalat dengan rambut dikucir [1102-1102]
    57. Larangan menahan pakaian ketika sujud [1103-1103]
    58. Sujud diatas kain [1104-1104]
    59. Perintah menyempurnakan sujud [1105-1105]
    60. Larangan membaca alquran ketika sujud [1106-1107]
    61. Perintah serius berdoa ketika sujud [1108-1108]
    62. Doa ketika sujud [1109-1109]
    63. Doa lain [1110-1122]
    64. Jumlah tasbih ketika sujud [1123-1123]
    65. Rukhsah tidak membaca dzikir ketika sujud [1124-1124]
    66. Sujud, saat terdekat antara seorang hamba dan Rabbi-Nya [1125-1125]
    67. Keutamaan sujud [1126-1126]
    68. Ganjaran sekali sujud kepada Allah 'Azza wa jalla [1127-1127]
    69. Tempat sujud [1128-1128]
    70. Bolehkan sujud berikutnya lebih lama daripada sujud sebelumnya? [1129-1129]
    71. Takbir ketika bangkit dari sujud [1130-1130]
    72. Mengangkat kedua tangan ketika bangkit dari sujud pertama [1131-1131]
    73. Tidak mengangkat kedua tangan diantara dua sujud [1132-1132]
    74. Doa diantara dua sujud [1133-1133]
    75. Mengangkat kedua tangan antara kedua sujud didepan wajahnya [1134-1134]
    76. Bagaimana duduk antara dua sujud [1135-1135]
    77. Lama duduk antara dua sujud [1136-1136]
    78. Takbir ketika sujud [1137-1138]
    79. Duduk dengan sempurna ketika bangkit dari kedua sujud [1139-1140]
    80. Bertumpu ke tanah ketika bangkit [1141-1141]
    81. Mengangkat kedua tangan dari tanah sebelum kedua lutut [1142-1142]
    82. Takbir untuk bangkit [1143-1144]
    83. Bagaimana duduk ketika tasyahhud pertama [1145-1145]
    84. Menghadapkan ujung jari telapak kaki ke arah kiblat ketika duduk tasyahhud [1146-1146]
    85. Posisi kedua tangan ketika duduk tasyahhud pertama [1147-1147]
    86. Posisi pandangan ketika tasyahhud [1148-1148]
    87. Memberi isyarat dengan jari ketika tasyahhud pertama [1149-1149]
    88. Bagaimana tasyahhud pertama [1150-1158]
    89. Cara lain tasyahhud [1159-1162]
    90. Memperingan pada tasyahhud pertama [1163-1163]
    91. Tidak melakukan tasyahhud pertama [1164-1165]
  13. Kitab Sahwi (Lupa)
    1. Takbir ketika bangkit dari dua rakaat pertama [1166-1167]
    2. Mengangkat kedua tangan ketika berdiri menuju dua rakaat akhir [1168-1168]
    3. Mengangkat kedua tangan untuk berdiri ke dua rakaat terakhir sejajar pundak [1169-1169]
    4. Mengangkat kedua tangan sambil memuji dan menyanjung Allah [1170-1170]
    5. Menyampaikan salam dengan tangan ketika shalat [1171-1172]
    6. Menjawab salam dengan isyarat ketika shalat [1173-1177]
    7. Larangan mengusap kerikil ketika shalat [1178-1178]
    8. Rukhsah mengusap kerikil satu kali [1179-1179]
    9. Larangan menagngkat pandangan ke langit saat shalat [1180-1181]
    10. Teguran keras untuk menoleh ketika shalat [1182-1184]
    11. Dirukhsahkan menolah ketika shalat ke arah kanan-kiri [1185-1186]
    12. Membunuh ular dan kalajengking ketika shalat [1187-1188]
    13. Menggendong anak kecil dalam shalat dan meletakkannya [1189-1190]
    14. Berjalan ke arah kiblat dengan langkah sederhana [1191-1191]
    15. Tashfiq ketika shalat [1192-1193]
    16. Tasbih ketika shalat [1194-1195]
    17. Berdehem ketika shalat [1196-1198]
    18. Menangis saat shalat [1199-1199]
    19. Melaknat Iblis dan meminta perlindungan kepada Allah saat shalat [1200-1200]
    20. Bicara saat shalat [1201-1206]
    21. Yang dilakukan ketika langsung berdiri pada dua rakaat pertama karena lupa [1207-1208]
    22. Yang dilakukan ketika langsung salam pada dua rakaat pertama karena lupa [1209-1215]
    23. Perselisihan Abu hurairah dalam dua sujud sahwi [1216-1220]
    24. Menyempurnakan shalat jika ragu [1221-1222]
    25. Mencari kemantapan [1223-1236]
    26. Apa yang seharusnya dilakukan jika shalat lima rakaat [1237-1242]
    27. Apa yang seharusnya dilakukan jika lupa diantara shalatnya [1243-1243]
    28. Takbir ketika melakukan dua sujud sahwi [1244-1244]
    29. Cara duduk pada rakaat ketika meng-qadha" shalat [1245-1246]
    30. Posisi kedua hasta [1247-1247]
    31. Posisi kedua siku [1248-1248]
    32. Posisi kedua telapak tangan [1249-1249]
    33. Semua jari tangan kanan menggenggam selain telunjuk [1250-1250]
    34. Dua jari tangan menggenggam, melingkarkan jari tengah dan jempol [1251-1251]
    35. Membuka telapak tangan kiri diatas lutut [1252-1253]
    36. Memberi isyarat dengan jempol ketika tasyahhud [1254-1254]
    37. Larangan memberi isyarat dengan dua jari, dan jari mana saja [1255-1256]
    38. Memiringkan telunjuk ketika memberi isyarat [1257-1257]
    39. Posisi pandangan ketika memberi isyarat dan menggerak-gerakkan telunjuk [1258-1258]
    40. Larangan mendongakkan pandangan ke langit ketika berdoa saat shalat [1259-1259]
    41. Kewajiban tasyahhud [1260-1260]
    42. Pengajaran tasyahhud sebagaimana pengajaran surat alquran [1261-1261]
    43. Bagaimana tasyahhud? [1262-1262]
    44. Macam Lainnya dari Tasyahhud [1263-1264]
    45. Bertaslim untuk nabi Shallallahu'alaihiwasallam [1265-1265]
    46. Keutamaan bertaslim untuk Nabi Shallallahu'alaihiwasallam [1266-1266]
    47. Memuji dan Bersalawat untuk Nabi Shallallahu'alaihiwasallam [1267-1267]
    48. Perintah shalawat untuk Nabi Shallallahu'alaihiwasallam [1268-1268]
    49. Bagaimana bersalawat untuk Nabi Shallallahu'alaihiwasallam [1269-1269]
    50. Macam Lainnya [1270-1277]
    51. Keutamaan mengucapkan shalawat Nabi Shallallahu'alaihiwasallam [1278-1280]
    52. Memilih doa setelah bershalawat untuk Nabi Shallallahu'alaihiwasallam [1281-1281]
    53. Dzikir setelah tasyahhud [1282-1282]
    54. Berdoa setelah dzikir [1283-1284]
    55. Macam Lainnya Dari Doa [1285-1287]
    56. Macam Lainnya [1288-1289]
    57. Meminta perlindungan ketika shalat [1290-1290]
    58. Macam Lainnya [1291-1293]
    59. Dzikir lain setelah tasyahhud [1294-1294]
    60. Mengurangi shalat [1295-1295]
    61. Batas minimal amaliah shalat [1296-1298]
    62. Salam [1299-1300]
    63. Posisi kedua tangan ketika salam [1301-1301]
    64. Bagaimana salam ke sebelah kanan [1302-1303]
    65. Bagaimana salam ke sebelah kiri [1304-1308]
    66. Salam dengan kedua tangan [1309-1309]
    67. Salam makmum ketika imam mengucapkan salam [1310-1310]
    68. Sujud ketika shalat telah selesai [1311-1311]
    69. Dua sujud sahwi setelah salam dan bicara [1312-1312]
    70. Salam setelah dua sujud sahwi [1313-1314]
    71. Duduk imam antara salam dan beranjak [1315-1316]
    72. Pergi setelah salam [1317-1317]
    73. Takbir setelah imam mengucapkan salam [1318-1318]
    74. Perintah membaca doa-doa perlindungan setelah salam dari shalat [1319-1319]
    75. istighfar setelah salam [1320-1320]
    76. Dzikir setelah istighfar [1321-1321]
    77. Bertahlil setelah mengucapkan salam [1322-1322]
    78. Jumlah tahlil dan dzikir setelah salam [1323-1323]
    79. Bacaan lain sehabis shalat [1324-1325]
    80. Berapa kali membaca [1326-1326]
    81. Dzikir lain setelah tasyahhud [1327-1327]
    82. Dzikir dan Doa lain [1328-1328]
    83. Dzikir dan Doa lain [1329-1329]
    84. Meminta perlindungan sehabis shalat [1330-1330]
    85. Jumlah tasbih sehabis shalat [1331-1331]
    86. Jumlah tasbih versi lain [1332-1335]
    87. Macam Lainnya [1336-1337]
    88. Menghitung tasbih [1338-1338]
    89. Tidak mengusap kening setelah salam [1339-1339]
    90. Duduk imam di tempat shalatnya setelah salam [1340-1341]
    91. Beranjak dari tempat shalat [1342-1344]
    92. Waktu yang seharusnya wanita lakukan untuk beranjak shalat [1345-1345]
    93. Larangan mendahului imam ketika pergi meninggalkan shalat [1346-1346]
    94. Ganjaran yang shalat bersama imam hingga imam pergi [1347-1347]
    95. Rukhsah bagi imam melangkahi leher-leher manusia [1348-1348]
    96. Jika seseorang ditanya "Sudahkah anda shalat?" [1349-1349]
  14. Kitab Jum'at
    1. Kewajiban menunaikan jumatan [1350-1351]
    2. Teguran keras meninggalkan jumatan [1352-1354]
    3. Kaffarat bagi yang meninggalkan jumatan tanpa udzur [1355-1355]
    4. Fadhilah hari jumat [1356-1356]
    5. Memperbanyak shalawat untuk Nabi pada hari jumat [1357-1357]
    6. Perintah bersiwak ketika jumat [1358-1358]
    7. Perintah amndi hari jumat [1359-1359]
    8. Kewajiban mandi hari jumat [1360-1361]
    9. Rukhsah tidak mandi ketika jumat [1362-1363]
    10. Keutamaan mandi jumat [1364-1364]
    11. Berpenampilan untuk jumatan [1365-1366]
    12. Keutamaan berjalan ke masjid [1367-1367]
    13. Pergi jumatan "semenjak dini" [1368-1370]
    14. Waktu jumat [1371-1374]
    15. Adzan jumat [1375-1377]
    16. Shalat hari jumat padahal imam telah muncul [1378-1378]
    17. Tempat duduk imam ketika jumat [1379-1379]
    18. Imam berdiri ketika khutbah [1380-1380]
    19. Keutamaan berusaha sedekat mungkin dengan imam [1381-1381]
    20. Larangan melangkahi orang-orang ketika imam sudah di minbar hari jumat [1382-1382]
    21. Shalat bagi yang datang saat imam sedang berkhutbah [1383-1383]
    22. Diam hari jumat untuk mendengar khutbah [1384-1385]
    23. Keutamaan diam dan meninggalkan senda gurau hari jumat [1386-1386]
    24. Tekhnik khutbah [1387-1387]
    25. Imam menyuruh mandi ketika khutbah jumat [1388-1390]
    26. Imam menyuruh sedekah ketika khutbah jumatnya [1391-1391]
    27. Imam menyampaikan berita dan kritik ketika di minbar [1392-1393]
    28. Bacaan ketika khutbah [1394-1394]
    29. Memberi isyarat ketika khutbah [1395-1395]
    30. Imam turun dari minbar sebelum selesai khutbah dan memutusnya [1396-1396]
    31. Disunnahkan meringkas khutbah [1397-1397]
    32. Berapa kali berkhutbah? [1398-1398]
    33. Memberi jeda antara dua khutbah dengan duduk [1399-1399]
    34. Diam ketika duduk antara dua khutbah [1400-1400]
    35. Membaca beberapa ayat alquran dalam khutbah kedua dan mengingat Allah [1401-1401]
    36. Bicara dan berdiri setelah tuurn dari minbar [1402-1402]
    37. Jumlah shalat jumat [1403-1403]
    38. Bacaan shalat jumat dengan surat jumat dan almunafiqun [1404-1404]
    39. Bacaan shalat jumat dengan al-a'la dan alghasyiyah [1405-1405]
    40. Perbedaan Nu'man bin busyair tentang bacaan shalat jumat [1406-1407]
    41. Yang mendapat satu rakaat pada shalat jumat [1408-1408]
    42. Jumlah shalat setelah jumat di masjid [1409-1409]
    43. Shalat imam setelah jumat [1410-1411]
    44. Memanjangkan dua rakaat setelah jumat [1412-1412]
    45. Waktu-waktu yang dimungkinkan doa dimakbulkan saat hari jumat [1413-1415]
  15. Kitab Mengqoshor Sholat Saat Safar
    1. Bab [1416-1425]
    2. Shalat di Makkah [1426-1427]
    3. Shalat di Mina [1428-1434]
    4. Lama kepergian sehingga meng-qashar shalat [1435-1439]
    5. Tidak melakukan shalat sunnah ketika safar [1440-1441]
  16. Kitab Sholat Kusuf (Gerhana)
    1. Gerhana matahari dan bulan [1442-1442]
    2. Tasbih, takbir, dan doa ketika gerhana matahari [1443-1443]
    3. Perintah shalat ketika gerhana matahari [1444-1444]
    4. Perintah shalat ketika gerhana bulan [1445-1445]
    5. Perintah shalat ketika gerhana hingga muncul kembali [1446-1447]
    6. Perintah untuk mengumumkan shalat gerhana [1448-1448]
    7. Barisan shalat gerhana [1449-1449]
    8. Bagaimana shalat gerhana [1450-1451]
    9. Tekhnik lain shalat gerhana versi Ibn Abbas [1452-1452]
    10. Versi lain [1453-1454]
    11. Versi lain [1455-1458]
    12. Versi lain [1459-1475]
    13. Kisaran bacaan shalat gerhana [1476-1476]
    14. Menyaringkan bacana ketika shalat gerhana [1477-1477]
    15. Tidak menyaringkan bacaan [1478-1478]
    16. Bacaan sujud ketika shalat gerhana [1479-1479]
    17. Tasyahhud dan salam dalam shalat gerhana [1480-1481]
    18. Duduk diatas minbar setelah shalat gerhana [1482-1482]
    19. Bagaimana khutbah shalat gerhana [1483-1484]
    20. Perintah berdoa ketika gerhana [1485-1485]
    21. Perintah banyak istighfar ketika gerhana [1486-1486]
  17. Kitab Istisqo (Meminta Hujan)
    1. Kapan imam meminta hujan (ISTISQA"); [1487-1487]
    2. Imam pergi ke tanah lapang untuk shalat istisqa' [1488-1488]
    3. Yang disunnahkan dilakukan imam ketika berangkat [1489-1490]
    4. Duduk imam diatas minbar ntuk meminta hujan [1491-1491]
    5. Imam membalikkan punggung menghadap hadirin ketika doa minta hujan [1492-1492]
    6. Imam membolak-balikkan selendang (sorban) ketika minta hujan [1493-1493]
    7. Kapan imam mengalihkan selendangnya [1494-1494]
    8. Imam mengangkat tangannya [1495-1495]
    9. Bagaimana mengangkat [1496-1498]
    10. Doa-doa istisqo" [1499-1501]
    11. Shalat setelah berdoa [1502-1502]
    12. Berapa rakaat shalat istisqa" [1503-1503]
    13. Bagaimana shalat istisqa" [1504-1504]
    14. Menyaringkan bacaan ketika shalat istisqa" [1505-1505]
    15. Doa saat hujan [1506-1506]
    16. Dimakruhkan meminta hujan dengan ramalan bintang [1507-1509]
    17. Imam meminta hujan dihentikan jika mendatangkan mara bahaya [1510-1510]
    18. Imam mengangkat kedua tangan ketika meminta hujan dihentikan [1511-1511]
  18. Kitab Sholat Khouf (Dalam Kondisi Takut)
    1. Bab [1512-1537]
  19. Kitab Sholat Idul Adha dan Idul Fithri
    1. Bab [1538-1538]
    2. Berangkat Idul Fithri-Idul Adlha [1539-1539]
    3. Hamba sahaya dan wanita yang berhalangan ikut berangkat pada idul fitri-adlha [1540-1540]
    4. Wanita haidh menghindari tempat shalat [1541-1541]
    5. Berhias untuk idul fithri-adha [1542-1542]
    6. Shalat sebelum imam hari raya ied [1543-1543]
    7. Tidak adzan ketika idul fithri-idul adha [1544-1544]
    8. Khutbah pada hari 'ied [1545-1545]
    9. Shalat idul fithri-idul adha sebelum khutbah [1546-1546]
    10. Shalat idul fithri-idul adha menghadap tongkat [1547-1547]
    11. Jumlah shalat idul fithri-adha [1548-1548]
    12. Bacaan idul fithri-adha dengan surat Qaaf dan alqamar [1549-1549]
    13. Bacaan idul fithri-adha dengan al-a'la dan alghasyiyah [1550-1550]
    14. Khutbah idul fihtri-adha setelah shalat [1551-1552]
    15. Hak pilih antara tetap duduk atau pulang pada khutbah kedua [1553-1553]
    16. Berhias untuk khutbah pada khutbah idul fithri-adha [1554-1554]
    17. Khutbah diatas unta [1555-1555]
    18. Imam berdiri ketika khutbah [1556-1556]
    19. Imam berdiri dan bersandar kepada manusia [1557-1557]
    20. Imam menghadap hadirin ketika khutbah [1558-1558]
    21. Menyuruh diam ketika khutbah [1559-1559]
    22. Cara khutbah [1560-1560]
    23. Imam menganjurkan sedekah ketika khutbah [1561-1563]
    24. Khutbah secara wajar [1564-1564]
    25. Duduk antara dua khutbah dengan diam [1565-1565]
    26. Bacaan pada khutbah kedua disertai mengingat Allah [1566-1566]
    27. Imam turun dari minbar sebelum selesai khutbah [1567-1567]
    28. Imam menasehati wanita setelah selesai khutbah dan memberi motivasi [1568-1568]
    29. Shalat sebelum dan sesudah ied [1569-1569]
    30. Imam menyembelih pada hari ied dan jumlah yang disembelih [1570-1571]
    31. Dua ied bertemu dalam sehari dan menghadiri keduanya [1572-1572]
    32. Dirukhsahkan tidak menghadiri jumatan bagi yang menyertai ied [1573-1574]
    33. Memukul rebana ketika ied [1575-1575]
    34. Bermain di hadapan imam ketka hari ied [1576-1576]
    35. Bermain di masjid pada hari ied dan wanita menonton [1577-1578]
    36. Dirukhsahkan mendengar nyanyian dan memukul rebana hari ied [1579-1579]
  20. Kitab Qiyamul Lail dan Sholat Sunnah Siang Hari
    1. Mendorong shalat di rumah dan keutamaannya [1580-1582]
    2. Shalat malam [1583-1583]
    3. Ganjaran yang shalat malam pada bulan Ramadhan karena dorongan iman dan memburu pahala [1584-1585]
    4. Shalat malam Ramadhan [1586-1588]
    5. Motivasi shalat malam [1589-1594]
    6. Keutamaan shalat malam [1595-1596]
    7. Keutamaan shalat malam ketika safar [1597-1597]
    8. Waktu shalat malam [1598-1598]
    9. Bacaan pembuka shalat malam [1599-1602]
    10. Bersiwak ketika shalat malam [1603-1604]
    11. Perselisihan Abu hashin Usman bin 'Ashim dalam masalah ini [1605-1606]
    12. Bacaan pembuka shalat malam [1607-1608]
    13. Shalat Rasulullah ketika malam [1609-1611]
    14. Shalat nabiyulah Dawud ketika malam [1612-1612]
    15. Shalat nabiyullah Musa dan perselisihan Sulaiman Attamimi [1613-1619]
    16. Menghidupkan malam [1620-1620]
    17. Perselisihan Aisyah dalam menghidupkan malam [1621-1627]
    18. Bagaimana yang dilakukan jika membuka shalat dengan berdiri dan perselisihan para pengutip [1628-1633]
    19. Shalat dengan duduk pada shalat sunnah dan perselisihan pada Abu Ishaq [1634-1640]
    20. Keutamaan shalat berdiri daripada shalat duudk [1641-1641]
    21. Keutamaan shalat sambil duduk daripada tidur [1642-1642]
    22. Bagaimana shalat dengan duduk [1643-1643]
    23. Bagaimana bacaan malam [1644-1644]
    24. Keutamaan membaca dengan lirih daripada dengan nyaring [1645-1645]
    25. Menyamakan antara berdiri, ruku', berdiri setelah ruku', sujud dan duduk [1646-1647]
    26. Bagaimana shalat malam [1648-1656]
    27. Perintah witir [1657-1658]
    28. Dorongan melakukan witr sebelum tidur [1659-1660]
    29. Larangan Nabi Shallallahu'alaihiwasallam perihal dua witr dalam semalam [1661-1661]
    30. Waktu witr [1662-1664]
    31. Perintah witr sebelum subuh [1665-1666]
    32. Witr setelah adzan [1667-1667]
    33. Witir diatas hewan tunggangan [1668-1670]
    34. Berapa rakaat shalat witr? [1671-1673]
    35. Bagaimana berwitir dengan satu rakaat? [1674-1678]
    36. Bagaimana berwitir dengan tiga ? [1679-1680]
    37. Perselisihan lafadz pengutip berita Ubbay bin Ka'b tentang witir [1681-1683]
    38. Perselisihan Abu Ishaq tentang hadis Sa'id bin Jubair [1684-1685]
    39. Perselisihan Hubaib bin Abi tsabit tentang hadis ibn Abbas [1686-1690]
    40. Perselisihan Azzuhri tentang hadis Abu Ayyub tentang witr [1691-1694]
    41. Bagaimana witir dengan lima, dan perselisihan Hakam tentang hadis witir [1695-1698]
    42. Bagaimana witir dengan tujuh [1699-1700]
    43. Bagaimana witr dengan sembilan [1701-1706]
    44. Bagaimana witr dengan sebelas rakaat [1707-1707]
    45. Witr dengan tiga belas rakaat [1708-1708]
    46. Bacaan witir [1709-1709]
    47. Bacaan lain [1710-1712]
    48. Perselisihan Syu'bah [1713-1717]
    49. Perselisihan Malik bin Mighwal+I1127 [1718-1719]
    50. Perselisihan Syu'bah dari Qatadah dalam hadis ini [1720-1724]
    51. Doa ketika witr [1725-1727]
    52. Tidak mengangkat kedua tangan ketika witir [1728-1728]
    53. Lama sujud setelah witr [1729-1729]
    54. Tasbih setelah selesai witr perselisihan Sofyan [1730-1734]
    55. Dibolehkan shalat antara witir dan dua rakaat fajar [1735-1735]
    56. Menjaga dua rakaat fajar [1736-1738]
    57. Waktu dua rakaat fajar [1739-1740]
    58. Tidur setelah dua rakaat fajar ditas bagian badan sebelah kanan [1741-1741]
    59. Celaan bagi yang tidak melaksanakan shalat malam [1742-1743]
    60. Waktu dua rakaat fajar dan perselisihan Nafi' [1744-1762]
    61. Yang berkebiasaan shalat malam lantas ketiduran [1763-1763]
    62. Nama si laki-laki Ridha [1764-1764]
    63. Mendatangi kasur dengan berniyat shalat malam, lantas ketiduran [1765-1765]
    64. Berapa rakaat orang yang ketiduran waktu malamnya, atau karena sakit ? [1766-1766]
    65. Orang yang ketiduran dari hizib (bacaan alquran), kapan melunasi? [1767-1770]
    66. Pahala orang yang shalat dua belas rakaat sehari-semalam [1771-1780]
    67. Perbedaan pada Ismail bin Khalid [1781-1794]
  21. Kitab Jenazah
    1. Mengimpikan kematian [1795-1798]
    2. Berdoa meminta kematian [1799-1800]
    3. Banyak mengingat mati [1801-1802]
    4. Mentalqin orang yang diprediksikan akan mati [1803-1804]
    5. Tanda-tanda kematian mukmin [1805-1806]
    6. Kedahsyatan kematian [1807-1807]
    7. Mati hari Senin [1808-1808]
    8. Mati bukan di tempat kelahirannya [1809-1809]
    9. Karamat yang diterima seorang mukmin ketika nyawanya menghilang [1810-1810]
    10. Yang mencintai perjumpaan Allah [1811-1815]
    11. Mencium mayyit [1816-1818]
    12. Menutupi mayyit dengan kain [1819-1819]
    13. Menangisi mayyit [1820-1822]
    14. Larangan menangisi mayyit [1823-1827]
    15. Meratapi mayyit [1828-1835]
    16. Rukhsah menangisi mayyit [1836-1836]
    17. Seruan-seruan jahiliyah [1837-1837]
    18. Meraung-raung ketika terjadi musibah [1838-1838]
    19. Menapuk-napuk pipi [1839-1839]
    20. Memangkas rambut [1840-1840]
    21. Merobek-robek baju [1841-1844]
    22. Perintah mengharap-harap ganjaran dan sabar ketika musibah [1845-1847]
    23. Ganjaran bagi yang bersabar dan mengharap-harap ganjaran [1848-1848]
    24. Ganjaran bagi yang mengharap-harap ganjaran karena kematian tiga keturunan [1849-1849]
    25. Yang ditinggal wafat tiga orang anaknya [1850-1853]
    26. Yang mempersembahkan ketiga anaknya [1854-1854]
    27. Mengumumkan kematian [1855-1857]
    28. Memandikan mayyit dengan air dan sidir [1858-1858]
    29. Memandikan mayyit dengan air panas [1859-1859]
    30. Melepas kepang rambut mayyit [1860-1860]
    31. Bagian kanan anggota tubuh mayyit dan organ-organ Wudlu' [1861-1861]
    32. Memandikan mayyit dengan ganjil [1862-1862]
    33. Memandikan mayyit lebih dari lima [1863-1863]
    34. Memandikan mayyit lebih dari tujuh [1864-1865]
    35. Menggunakan wewangian saat memandikan mayyit [1866-1866]
    36. Memakaian pakaian dalam [1867-1868]
    37. Perintahkan memberi kafan yang baik [1869-1869]
    38. Mana kafan yang lebih baik? [1870-1870]
    39. Kafan Nabi Shallallahu'alaihiwasallam [1871-1873]
    40. Menggunakan gamis dengan kafan [1874-1877]
    41. Bagaimana orang yang sedang berihram dikafani [1878-1878]
    42. Wewangian misik [1879-1880]
    43. Memberitahu kematian jenazah [1881-1881]
    44. Membawa jenazah dengan sedikit cepat [1882-1888]
    45. Perintah berdiri ketika menghadapi jenazah [1889-1894]
    46. Berdiri untuk jenazah ahli syirik [1895-1896]
    47. Rukhsah tidak berdiri [1897-1903]
    48. Orang mukmin beristirahat dengan kematian [1904-1904]
    49. Merasa aman (istirahat) dari kematian orang kafir [1905-1905]
    50. Pujian [1906-1908]
    51. Larangan menyebut orang yang telah mati kecuali kebaikan [1909-1909]
    52. Larangan mencaci maki mayyit [1910-1912]
    53. Perintah mengikuti jenazah [1913-1913]
    54. Keutamaan mengiringi jenazah [1914-1915]
    55. Posisi orang yang berjalan dari jenazah [1916-1916]
    56. Posisi orang yang berjalan dari jenazah [1917-1919]
    57. Perintah menyalatkan mayyit [1920-1920]
    58. Menyalatkan bayi [1921-1921]
    59. Menyalatkan anak-anak kecil [1922-1922]
    60. Anak orang-orang musyrik [1923-1926]
    61. Shalat untuk para syuhada" [1927-1928]
    62. Tidak menyalatkan mereka [1929-1929]
    63. Tidak menyalatkan orang yang dirajam [1930-1930]
    64. Menyalatkan orang yang dirajam [1931-1931]
    65. Menyalatkan orang yang berbuat zhalim ketika berwasiat [1932-1932]
    66. Menyalatkan orang yang ghulul (mengambil harta ghanimah sebelum resmi dibagi) [1933-1933]
    67. Menyalatkan orang yang berhutang [1934-1937]
    68. Menyalatkan orang yang bunuh diri [1938-1939]
    69. Menyalatkan orang munafik [1940-1940]
    70. Menyalatkan jenazah di masjid [1941-1942]
    71. Menyalatkan jenazah malam hari [1943-1943]
    72. Shaff ketika shalat jenazah [1944-1949]
    73. Menyalatkan jenazah dengan berdiri [1950-1950]
    74. Menyatukan jenazah, bayi dan wanita [1951-1951]
    75. Menyatukan jenazah, laki-laki dan wanita [1952-1953]
    76. Jumlah takbir untuk jenazah [1954-1956]
    77. Doa [1957-1963]
    78. Keutamaan jenazah yang dishalatkan oleh seratus orang [1964-1966]
    79. Ganjaran bagi yang menyalatkan jenazah [1967-1970]
    80. Duduk sebelum jenazah diletakkan [1971-1971]
    81. Berhenti untuk menyambut jenazah [1972-1974]
    82. Menimbun orang yang syahid dengan darahnya [1975-1975]
    83. Dimana orang syahid dimakamkan [1976-1978]
    84. Menimbun orang musyrik [1979-1979]
    85. Antara Lahad dan Syiqq [1980-1982]
    86. Disunnahkan mendalamkan kubur [1983-1983]
    87. Disunnahkan meluaskan kubur [1984-1984]
    88. Meletakkan baju di lahad [1985-1985]
    89. Waktu-waktu yang dilarang untuk mengubur mayyit [1986-1987]
    90. Sejumlah orang dimakamkan dalam satu liang [1988-1990]
    91. Siapa yang lebih didahulukan? [1991-1991]
    92. Mengeluarkan mayyit dari liang lahad setelah diletakkan [1992-1993]
    93. Mengeluarkan mayyit dari kubur setelah dimakamkan [1994-1994]
    94. Shalat diatas kuburan [1995-1998]
    95. Berkendara setelah selesai dari jenazah [1999-1999]
    96. Menambah-nambahi kuburan [2000-2000]
    97. Membangun kuburan [2001-2001]
    98. Mencat kuburan [2002-2002]
    99. Meratakan kubur jika ditinggikan [2003-2004]
    100. Mengunjungi kuburan [2005-2006]
    101. Mengunjungi kuburan orang musyrik [2007-2007]
    102. Larangan memintakan ampunan untuk orang musyrik [2008-2009]
    103. Perintah memintakan ampunan untuk orang mukmin [2010-2015]
    104. Teguran keras memberi lampu-lampu pada kuburan [2016-2016]
    105. Teguran keras duduk diatas pekuburan [2017-2018]
    106. Menjadikan kuburan sebagai masjid [2019-2020]
    107. Dimakruhkan berjalan antara pekuburan dengan sandal tak berbulu [2021-2021]
    108. Memberi kemudahan untuk sandal tak berbulu [2022-2022]
    109. Pertanyaan dalam kubur [2023-2023]
    110. Pertanyaan orang kafir [2024-2024]
    111. Yang meninggal karena sakit perut [2025-2025]
    112. Syahid [2026-2027]
    113. Kuburan menyempit dan menekan [2028-2028]
    114. Siksa kubur [2029-2032]
    115. Meminta perlindungan dari siksa kubur [2033-2040]
    116. Meletakkan pelepah kurma diatas kubur [2041-2045]
    117. Roh orang mukmin [2046-2053]
    118. Kebangkitan [2054-2059]
    119. Orang pertama-tama yang diberi pakaian [2060-2060]
    120. Takziyah (menghibur keluarga yang meninggal) [2061-2061]
    121. Musa menempeleng malaikat pencabut nyawa [2062-2062]
  22. Kitab Puasa
    1. Kewajiban puasa [2063-2067]
    2. Bermurah hati dan dermawan di bulan Ramadhan [2068-2069]
    3. Keutamaan bulan ramadhan [2070-2071]
    4. Perbedaan pada Azzuhri [2072-2076]
    5. Perbedaan pada Ma'mar [2077-2081]
    6. Rukhsah menyebut "Bulan ramadhan" dengan "Ramadhan" saja [2082-2083]
    7. Perbedaan penduduk bumi tentang ru"yah (melihat hilal) [2084-2084]
    8. Kesaksian satu orang melihat hilal dianggap cukup, dan perbedaan masalah ini [2085-2087]
    9. Menyempurnakan bulan Sya'ban tiga puluh hari jika ada awan dan perbedaan hal ini [2088-2089]
    10. Perbedaan pada Azzuhri dalam hadis ini [2090-2092]
    11. Perbedaan pada Ubaidullah bin Umar dalam hadis ini [2093-2094]
    12. Perbedaan pada Amru bin Dinar pada masalah ini [2095-2096]
    13. Perbedaan pada Manshur pada hadis Rubai [2097-2101]
    14. Berapa lama waktu sebulan, dan perbedaan pada Azzuhri pada berita dari Aisyah [2102-2103]
    15. Berita Ibn Abbas [2104-2105]
    16. Perbedaan pada Ismail pada tentang berita Sa'd bin Malik [2106-2108]
    17. Perbedaan pada Yahya bin Abi Katsir tentang berita Abu Salmah [2109-2114]
    18. Dorongan sahur [2115-2117]
    19. Perbedaan pada Abdul Malik bin Abu Sulaiman tentang hadis ini [2118-2122]
    20. Mengakhirkan sahur dan perbedaan pada Zirr [2123-2125]
    21. Jarak antara sahur dan sholat subuh [2126-2126]
    22. Perbedaan Hisyam dan Sa'id terhadap Qatadah [2127-2128]
    23. Perbedaan pada Sulaeman bin Mihran tentang hadis 'Aisyah dalam masalah mengakhirkan [2129-2132]
    24. Keutamaan sahur [2133-2133]
    25. Doa sahur [2134-2134]
    26. Menamakan sahur dengan makan pagi [2135-2136]
    27. Perbedaan antara puasa kami dengan puasa ahli kitab [2137-2137]
    28. Sahur dengan sawiq dan kurma [2138-2138]
    29. Tafsir firman-Nya "Makan dan minumlah hingga jelas bagi kalian" [2139-2140]
    30. Bagaimana fajar [2141-2142]
    31. Mengajukan sebelum bulan Ramadhan [2143-2143]
    32. Perbedaan pada Yahya bin Abi Katsir dan Muhammad bin Amru Ali [2144-2145]
    33. Hadis Abu Salmah dalam masalah ini [2146-2146]
    34. Perbedaan pada Muhammad bin Ibrahim [2147-2149]
    35. Perbedaan redaksi pengutip berita Aisyah [2150-2156]
    36. Perbedaan pada Khalid bin Ma'dan dalam hadis ini [2157-2158]
    37. Puasa pada hari yang diragukan [2159-2160]
    38. Memberi kemudahan pada hari yang diragukan [2161-2161]
    39. Ganjaran bagi yang shalat malam ramadhan dan puasa karena iman dan ihtisab [2162-2176]
    40. Perbedaan pada Yahya bin Abu katsir dan Nadhr bin Syaiban tentangnya [2177-2180]
    41. Keutamaan puasa dan perbedaan pada Abu ishaq tentang hadis Ali [2181-2182]
    42. Perbedaan pada Abu Shalih tentang hadis ini [2183-2189]
    43. Perbedaan pada Muhammad bin Abu ya'kub tentang hadis Umamah [2190-2211]
    44. Ganjaran puasa sehari fii sabilillah dan perbedaan [2212-2218]
    45. Perbedaan pada Sofyan atstsauri [2219-2222]
    46. Dimakruhkan puasa saat bepergian (Safar) [2223-2224]
    47. Alasan dimkaruhkan dan Perbedaan pada Muhammad [2225-2226]
    48. Perbedaan pada Ali bin Mubarak [2227-2228]
    49. Nama si laki-laki [2229-2231]
    50. Orang yang safar tidak dikenai puasa dan perbedaan pada Auza'i [2232-2235]
    51. Perbedaan Muawiyah bin Salam dan Ali bin Mubarak dalam hal ini [2236-2244]
    52. Keutamaan "Tidak puasa" saat safar (bepergian) daripada puasa [2245-2245]
    53. Sabdanya ; "Puasa saat safar bagaikan tidak puasa ketika di rumah" [2246-2248]
    54. Puasa ketika safar dan Perbedaan berita Ibn abbas [2249-2251]
    55. Perbedaan pada Manshur [2252-2255]
    56. Perbedaan pada Sulaeman bin yasar tentang hadis Hamzah bin Amru [2256-2263]
    57. Perbedaan pada Urwah tentang hadis Hamzah [2264-2264]
    58. Perbedaan pada Hisyam bin Urwah [2265-2269]
    59. Perbedaan pada Abu Nadhrah almundzir bin Malik bin Qatha'ah [2270-2273]
    60. Rukhsah bagi musafir untuk puasa beberapa hari dan tidak puasa beberapa hari [2274-2274]
    61. Rukhsah tidak puasa bagi yang menemui bulan Ramadhan, lantas puasa dan safar [2275-2275]
    62. Tidak dikenai kewajiban puasa bagi wanita hamil dan menyusui [2276-2276]
    63. Tafsir firman-Nya "Siapa yang tidak mampu puasa, membayar fidyah" [2277-2278]
    64. Tidak dikenai kewajiban puasa bagi wanita haidh [2279-2280]
    65. Jika wanita haidh telah suci atau musafir telah tiba di bulan Ramadhan, apa berpuasa pada sisa harinya ? [2281-2281]
    66. Jika tidak berniyat semenjak malam, apakah dihitung puasa sunnah? [2282-2282]
    67. Niyat puasa, dan perbedaan pada Abu tolhah bin yahya bin Tolhah [2283-2290]
    68. Perbedaan pengutip berita Hafsah [2291-2303]
    69. Puasa nabiyullah Dawud 'alaihissalam [2304-2304]
    70. Puasa Nabi Shallallahu'alaihiwasallam [2305-2332]
    71. Perbedaan pada Atho" pada berita tentangnya [2333-2337]
    72. Larangan puasa sepanjang masa dan Perbedaan pada Mutharrif [2338-2340]
    73. Perbedaan pada Ghailan [2341-2342]
    74. Menyusul puasa dengan puasa berikutnya [2343-2343]
    75. Puasa sepertiga masa dan perbedaan pada pengutip berita tentangnya [2344-2346]
    76. Sehari puasa dan sehari tidak, dan perbedaan lafadz pengutip [2347-2352]
    77. Menambah atau mengurangi puasa dan Perbedaan pengutip [2353-2355]
    78. Puasa sepuluh hari setiap bulan dan perbedaan pengutip [2356-2359]
    79. Puasa lima hari setiap bulan [2360-2360]
    80. Puasa empat hari setiap bulan [2361-2361]
    81. Puasa tiga hari setiap bulan [2362-2365]
    82. Perbedaan pada Abu Usman tentang hadis Abu hurairah dalam masalah puasa [2366-2370]
    83. Bagaimana puasa tiga hari setiap bulan dan perbedaan para pengutip [2371-2377]
    84. Perbedaan pada Abu Musa tentang berita puasa tiga hari [2378-2389]
    85. Puasa dua hari tiap bulan [2390-2391]
  23. Kitab Zakat
    1. Kewajiban zakat [2392-2396]
    2. Teguran keras tidak membayar zakat [2397-2399]
    3. Orang-orang yang tidak mau membayar zakat [2400-2400]
    4. Hukuman bagi yang tidak mau membayar zakat [2401-2401]
    5. Zakat unta [2402-2404]
    6. Tidak mau membayar zakat unta [2405-2405]
    7. Tidak dikenai zakat unta jika digunakan untuk angkutan (transportasi) [2406-2406]
    8. Zakat sapi [2407-2410]
    9. Tidak mau membayar zakat sapi [2411-2411]
    10. Zakat kambing [2412-2412]
    11. Tidak mau membayar zakat kambing [2413-2413]
    12. Menyatukan hewan yang terpisah dan memisah hewan yang menyatu [2414-2415]
    13. Doa imam untuk pemilik zakat [2416-2416]
    14. Jika penarik zakat melakukan kezhaliman dalam masalah zakat [2417-2418]
    15. Pemilik harta menyerahkan harta dengan tanpa pilihan penarik zakat [2419-2421]
    16. Zakat kuda [2422-2425]
    17. Zakat budak [2426-2427]
    18. Zakat uang perak [2428-2433]
    19. Zakat perhiasan [2434-2434]
    20. Tidak mau membayar zakat [2435-2436]
    21. Zakat kurma [2437-2437]
    22. Zakat gandum [2438-2438]
    23. Zakat biji-bijian [2439-2439]
    24. Ukuran dikenaik kewajiban zakat [2440-2441]
    25. Yang terkena kewajiban sepersepuluh dan seperdua puluh [2442-2444]
    26. Berapa tukang taksir membiarkan buah-buahan dalam pohon [2445-2445]
    27. Firman-Nya "Jangan kau pilih yang buruk untuk kalian infakkan" [2446-2447]
    28. Tambang [2448-2451]
    29. Zakat madu [2452-2452]
    30. Kewajiban zakat Ramadhan [2453-2453]
    31. Kewajiban zakat Ramadhan untuk budak [2454-2454]
    32. Kewajiban zakat Ramadhan untuk anak kecil [2455-2455]
    33. Kewajiban zakat Ramadlan untuk muslimin, bukan orang kafir yang mengikat perjanjian [2456-2457]
    34. Berapa takaran diwajibkan? [2458-2458]
    35. Kewajiban zakat fithri sebelum diturunkan ayat zakat [2459-2460]
    36. Takaran zakat fithri [2461-2463]
    37. Kurma dalam zakat fitri [2464-2464]
    38. Kismis [2465-2466]
    39. (Daqiq) Gandum yang sudah halus [2467-2467]
    40. (Hintah) Biji gandum [2468-2468]
    41. (Salat) Gandum yang kulitnya sudah dihilangkan [2469-2469]
    42. (Sya'ir) Gandum yang sudah ditapis [2470-2470]
    43. Keju (Susu dikeringkan) [2471-2471]
    44. Berapa sha' [2472-2473]
    45. Waktu yang disunnahkan membayar zakat fitri [2474-2474]
    46. Mengeluarkan zakat dari suatu negeri ke negeri lain [2475-2475]
    47. Jika memberikan zakat kepada orang kaya diluar perkiraan [2476-2476]
    48. Sedekah dari rampasan yang belum dibagi secara resmi [2477-2478]
    49. Kesungguhan ketika dalam keterbatasan [2479-2483]
    50. Tangan diatas [2484-2484]
    51. Mana yang disebut tangn diatas [2485-2485]
    52. Tangan dibawah [2486-2486]
    53. Sedekah ketika kebutuhan telah terpenuhi [2487-2487]
    54. Penafsiran [2488-2488]
    55. Jika seseorang bersedekah padahal dirinya perlu, apa ditolak? [2489-2489]
    56. Sedekah budak [2490-2491]
    57. Sedekah wanita dari rumah suaminya [2492-2492]
    58. Pemberian isteri tanpa sepengetahuan suaminya [2493-2493]
    59. Keutamaan sedekah [2494-2494]
    60. Sedekah mana paling utama? [2495-2499]
    61. Sedekah bakhil [2500-2501]
    62. Menghitung sedekah [2502-2504]
    63. Sedekah sekalipun sedikit [2505-2506]
    64. Anjuran bersedekah [2507-2508]
    65. Sedekah mendatangkan pertolongan [2509-2510]
    66. Sedekah diertai kebanggaan [2511-2512]
    67. Pahala penjaga kas jika bersedekah seijin majikannya [2513-2513]
    68. Sedekah secara rahasia [2514-2514]
    69. Mengungkit-ungkit pemberian [2515-2517]
    70. Menolak peminta-minta [2518-2518]
    71. Siapa meminta dan tidak diberi [2519-2519]
    72. Meminta dengan menyebut nama Allah [2520-2520]
    73. Meminta dengan menyebuat "Atas nama wajah Allah" [2521-2521]
    74. Siapa yang meminta dengan menyebut nama Allah dan tidak diberi [2522-2522]
    75. Ganjaran si pemberi [2523-2523]
    76. Tafsir istilah miskin [2524-2527]
    77. Fakir yang sombong [2528-2529]
    78. Keutamaan menyantuni janda [2530-2530]
    79. Mu'allaf [2531-2531]
    80. Bersedekah kepada orang yang menanggung beban hutang, diyat, atau lainnya [2532-2533]
    81. Sedekah kepada anak yatim [2534-2534]
    82. Sedekah kepada kerabat [2535-2536]
    83. Meminta-minta [2537-2539]
    84. Meminta orang shalih [2540-2540]
    85. Menahan diri untuk tidak meminta [2541-2542]
    86. Keutamaan orang yang tidak meminta [2543-2544]
    87. Batasan kaya [2545-2545]
    88. Meminta dengan cara menekan (setengah memaksa) [2546-2546]
    89. Siapa yang dikatakan menekan (setengah memaksa?) [2547-2548]
    90. Jika seseorang tidak mempunyai dirham namun mempunyai yang setara [2549-2550]
    91. Orang kuat dan mampu bekerja namun meminta [2551-2551]
    92. Seseorang meminta penguasa (pejabat) [2552-2552]
    93. Seseorang meminta ketika kondisi mengharuskan [2553-2556]
    94. Siapa yang Allah beri harta dengan tanpa meminta [2557-2561]
    95. Keluarga Nabi Shallallahu'alaihiwasallam meminta untuk mengelola sedekah [2562-2562]
    96. Anak saudara perempuan suatu kaum adalah bagian dari mereka [2563-2564]
    97. Budak suatu kaum adalah bagian dari mereka [2565-2565]
    98. Sedekah tidak dihalalkan bagi Nabi Shallallahu'alaihiwasallam [2566-2566]
    99. Jika sedekah berubah [2567-2567]
    100. Membeli sedekah [2568-2571]
  24. Kitab Manasik Haji
    1. Kewajiban haji [2572-2573]
    2. Kewajiban Umrah [2574-2574]
    3. Keutamaan haji mabrur [2575-2576]
    4. Keutamaan haji [2577-2581]
    5. Keutamaan Umrah [2582-2582]
    6. Keutamaan mengikutsertakan antara haji dan umrah [2583-2584]
    7. Menghajikan mayyit yang bernadzar untuk haji [2585-2585]
    8. Menghajikan mayyit yang belum berhaji [2586-2587]
    9. Menghajikan orang yang masih hidup yang tak mampu berkendara [2588-2588]
    10. Menggantikan umrah seseorang yang tidak mampu [2589-2589]
    11. Melunasi haji serupa dengan melunasi hutang [2590-2592]
    12. Haji wanita atas nama laki-laki [2593-2594]
    13. Haji laki-laki atas nama wanita [2595-2595]
    14. Yang disunnahkan untuk menghajikan seseorang adalah laki-laki paling dewasa [2596-2596]
    15. Haji dengan anak kecil (bawah umur) [2597-2601]
    16. Waktu keberangkatan Nabi Shallallahu'alaihiwasallam [2602-2602]
    17. Miqat untuk penduduk Madinah, ada beberapa miqat [2603-2603]
    18. Miqat penduduk Syam [2604-2604]
    19. Miqat penduduk Meshir [2605-2605]
    20. Miqat penduduk Yaman [2606-2606]
    21. Miqat penduduk Nejed [2607-2607]
    22. Miqat penduduk Irak [2608-2608]
    23. Yang penduduknya tidak mempunyai miqat [2609-2610]
    24. Singgah malam hari di Dzul Hulaifah [2611-2613]
    25. Baida' [2614-2614]
    26. Mandi untuk berihram [2615-2616]
    27. Orang yang berihram mandi [2617-2617]
    28. Larangan memakai pakaian yang dicelup waras dan za'faran [2618-2619]
    29. Jubah ketika ihram [2620-2620]
    30. Larangan memakai gamis untuk orang berihram [2621-2621]
    31. Larangan memakai celana ketika ihram [2622-2622]
    32. Rukhsah memakai celana bagi yang tak mendapatkan sarung [2623-2624]
    33. Larangan wanita memakai cadar [2625-2625]
    34. Larangan memakai peci [2626-2627]
    35. Larangan memakai sorban [2628-2629]
    36. Larangan memakai khuff [2630-2630]
    37. Rukhsah memakai khuff bagi yang tak menemukan sandal [2631-2631]
    38. Memotong khuff dibawah mata kaki [2632-2632]
    39. Larangan memakai sarung tangan [2633-2633]
    40. Memakai ikat kepala [2634-2635]
    41. Dibolehkan berwewangian ketika ihram [2636-2646]
    42. Letak wewangian [2647-2657]
    43. Za'faran bagi orang yang berihram [2658-2660]
    44. Minyak wnagi khaluq bagi yang berihram [2661-2662]
    45. Celak [2663-2663]
    46. Dimakruhkan memakai pakaian yang dicelup [2664-2664]
    47. Orang berihram menutup wajah dan kepala [2665-2666]
    48. Haji Ifrad [2667-2670]
    49. Haji Qiran [2671-2681]
    50. Haji tamattu' [2682-2689]
    51. Tidak menyebut nama Allah ketika niyat dan bertalbiyah [2690-2691]
    52. Haji tanpa disertai niyat [2692-2695]
    53. Jika bertalbiyah untuk Umrah, apakah sekaligus menyertakan haji? [2696-2696]
    54. Bagaimana bertalbiyah [2697-2702]
    55. Meninggikan suara ketika bertalbiyah [2703-2703]
    56. Beberapa hal yang harus dilakukan ketika bertalbiyah [2704-2710]
    57. Niyat dan talbiyah wanita nifas [2711-2712]
    58. Wanita yang berniyat untuk umrah kedatangan haid, dan khawatir kehilangan haji [2713-2714]
    59. Menyertakan syarat ketika haji [2715-2715]
    60. Bagaimana yag harus diucapkan jika menyertakan syarat [2716-2718]
    61. Apa yang harus dilakukan yang tertahan untuk haji dan belum menyertakan syarat [2719-2720]
    62. Menusuk hewan sembelihan sampai mengalirkan darah [2721-2722]
    63. Bagaian mana yang ditusuk? [2723-2723]
    64. Menghilangkan darah dari hewan sembelihan [2724-2724]
    65. Menganyam kalung sembelihan [2725-2729]
    66. Bahan kalung yang dianyam [2730-2730]
    67. Mengalungi sembelihan [2731-2732]
    68. Mengalungi unta [2733-2734]
    69. Mengalungi kambing [2735-2740]
    70. Mengalungi hewan sembelihan dengan dua sandal [2741-2741]
    71. Apakah jika mengalungi berarti sedang berihram? [2742-2742]
    72. Apakah mengalungi hewan sembelihan mengharuskan ihram? [2743-2747]
    73. Menuntun hewan sembelihan [2748-2748]
    74. Mengendarai hewan sembelihan [2749-2750]
    75. Mengendarai hewan sembelihan bagi yang kepayahan karena berjalan [2751-2751]
    76. Mengendarai hewan sembelihan secara wajar [2752-2752]
    77. Dibolehkan membatalkan haji dengan umrah bagi yang telah menuntun sembelihan [2753-2765]
    78. Buruan yang boleh dimakan orang berihram [2766-2768]
    79. Buruan yang tidak boleh dimakan orang berihram [2769-2774]
    80. Jika orang berihram tertawa dan menyatakan halal berburu dan membunuhnya, ia makan ataukah tidak? [2775-2776]
    81. Jika seorang berihram memberi isyarat buruan, makan pembunuhannya dihalalkan [2777-2778]
    82. Diantara hewan yang boleh dibunuh orang berihram, membunuh anjing galak [2779-2779]
    83. Membunuh ular [2780-2780]
    84. Membunuh tikus [2781-2781]
    85. Membunuh cicak [2782-2782]
    86. Membunuh kalajengking [2783-2783]
    87. Membunuh gagak [2784-2784]
    88. Membunuh elang [2785-2786]
    89. Hewan yang tidak dibunuh orang berihram [2787-2787]
    90. Rukhsah menikah bagi orang yang berihram [2788-2792]
    91. Larangan menikah [2793-2795]
    92. Bekam bagi orang berihram [2796-2798]
    93. Bekam bagi orang berihram karena kesakitan [2799-2799]
    94. Bekam bagi orang berihram di punggung telapak kaki [2800-2800]
    95. Bekam bagi orang berihram di tengah kepala [2801-2801]
    96. Orang berihram di ganggu kutu kepala [2802-2803]
    97. Orang berihram dimandikan dengan daun sidr jika meninggal [2804-2804]
    98. Berapa helai untuk menganai orang berihram [2805-2805]
    99. Larangan memberi kapur barus orang berihram jika meninggal [2806-2807]
    100. Larangan menutup kepala dan wajah orang berihram jika meninggal [2808-2808]
    101. Larangan menutup kepala orang berihram jika meninggal [2809-2809]
    102. Yang terkepung musuh [2810-2812]
    103. Masuk Makkah [2813-2813]
    104. Masuk Makkah malam hari [2814-2815]
    105. Dari mana masuk Makah [2816-2816]
    106. Masuk Makkah dengan bendera [2817-2817]
    107. Masuk Makkah dengan tidak berihram [2818-2820]
    108. Waktu yang dipergunakan Nabi ketika masuk Makkah [2821-2823]
    109. Mendendangkan syair (pantun) di tanah haram dan berjalan di depan imam [2824-2824]
    110. Kesucian Makkah [2825-2825]
    111. Diharamkan perang di Makkah [2826-2827]
    112. Kesucian tanah haram [2828-2831]
    113. Binatang yang boleh dibunuh ditanah haram [2832-2832]
    114. Membunuh ular di tanah haram [2833-2835]
    115. Membunuh cicak [2836-2837]
    116. Membunuh kalajengking [2838-2838]
    117. Membunuh tikus [2839-2840]
    118. Membunuh gagak [2841-2841]
    119. Membunuh elang [2842-2842]
    120. Larangan mengusir buruan tanah haram [2843-2843]
    121. Menyongsong haji [2844-2845]
    122. Tidak mengangkat kedua tangan ketika melihat baitullah [2846-2846]
    123. Doa ketika melihat baitullah [2847-2847]
    124. Keutamaan shalat di masjidil haram [2848-2850]
    125. Membangun ka'bah [2851-2855]
    126. Masuk baitullah [2856-2857]
    127. Posisi shalat di baitullah [2858-2860]
    128. Hijir Ismail [2861-2862]
    129. Shalat di hijir Ismail [2863-2863]
    130. Takbir di setiap sudut masjid [2864-2864]
    131. Dzikir dan doa di baitullah [2865-2865]
    132. Meletakkan dada dan wajah ke dinding ka'bah sebelah dalam [2866-2866]
    133. Posisi shalat dari ka'bah [2867-2869]
    134. Keutamaan thawaf di baitullah [2870-2870]
    135. Himpunan pengetahuan tentang thawaf [2871-2872]
    136. Boleh bicara ketika thawaf [2873-2874]
    137. Boleh thawaf setiap waktu [2875-2875]
    138. Bagaimana orang sakit melakukan thawaf [2876-2876]
    139. Thwaf laki-laki bersama wanita [2877-2878]
    140. Thawaf di baitullah diatas kendaraan [2879-2879]
    141. Thawaf bagi yang haji ifrad [2880-2880]
    142. Thawaf bagi yang berniyat umrah [2881-2881]
    143. Apa yang dilakukan orang yang berniyat haji dan umrah dan belum membawa sembelihan [2882-2882]
    144. Thawaf haji qiran [2883-2885]
    145. Hajar aswad [2886-2886]
    146. Meng-istilami hajar aswad [2887-2887]
    147. Mencium hajar aswad [2888-2888]
    148. Bagaimana mencium [2889-2889]
    149. Bagaimana thawaf ketika tiba pertama kali, dan sisi mana yang ia pegang ketika mengistilami [2890-2890]
    150. Berapa kali melakukan sa'i [2891-2891]
    151. Berapa kali berjalan [2892-2892]
    152. Berjalan lebih cepat pada tiga putaran pertama [2893-2893]
    153. Lari-lari kecil saat haji dan umrah [2894-2894]
    154. Lari-lari kecil dari dan ke hajar aswad [2895-2895]
    155. Alasan nabi Shallallahu'alaihiwasallam melakukan sa'i [2896-2897]
    156. Mengistilami dua rukun yamani ketika thawaf [2898-2899]
    157. Mengusap dua rukun yamani [2900-2900]
    158. Tidak mengistilami dua rukun yamani yang lain [2901-2904]
    159. Mengistilami rukun yamani dengan tongkat [2905-2905]
    160. Sekedar memberi isyarat [2906-2906]
    161. Firman-Nya "Pakailah perhiasan kalian setiap ke masjid" [2907-2909]
    162. Dimana shalat pada dua rakaat thawaf [2910-2911]
    163. Bacaan setelah dua rakaat thawaf [2912-2913]
    164. Bacaan dalam dua rakaat thawaf [2914-2914]
    165. Minum air zamzam [2915-2915]
    166. minum air zamzam dengan berdiri [2916-2916]
    167. Keberangkatan Nabi Shallallahu'alaihiwasallam ke Shafa melalui pintu [2917-2917]
    168. Hal ihwal Shafa dan marwa [2918-2921]
    169. Lokasi berdiri diatas bukit Shafa [2922-2922]
    170. Takbir ketika di bukit Shafa [2923-2923]
    171. Tahlil ketika di bukit Shafa [2924-2924]
    172. Dzikir dan doa di bukit Shafa [2925-2925]
    173. Thawaf antara Shafa dan marwa diatas hewan tunggangan [2926-2926]
    174. Berjalan diantara keduanya [2927-2927]
    175. Berjalan agak cepat antara keduanya [2928-2928]
    176. Lari-lari kecil antara Shafa dan marwa [2929-2929]
    177. Berlari-lari kecil di lembah Masil [2930-2930]
    178. Lokasi berjalan [2931-2931]
    179. Lokasi berjalan cepat [2932-2933]
    180. Lokasi berdiri diatas Marwa [2934-2934]
    181. Takbir diatasnya [2935-2935]
    182. Berapa kali thawaf orang yang haji qiran dan tamattu' antara Shafa dan marwa [2936-2936]
    183. Dimana orang berumrah memendekkan rambut? [2937-2938]
    184. Bagaimana memendekkan rambut ? [2939-2939]
    185. Apa yang harus dilakukan siapa yang berniyat haji dan membawa sembelihan [2940-2940]
    186. Apa yang harus dilakukan siapa yang berniyat umrah dan membawa sembelihan [2941-2942]
    187. Khutbah sebelum hari tarwiyah [2943-2943]
    188. Yang berniyat haji tamattu', kapan berniyat haji? [2944-2944]
    189. Perihal tentang Mina [2945-2946]
    190. Dimana imam shalat zhuhur ketika hari tarwiyah [2947-2947]
    191. Berangkat dari Mina ke Arafah [2948-2949]
    192. Takbir ketika berjalan ke Arafah [2950-2950]
    193. Talbiyah ketika berjalan Arafah [2951-2951]
    194. Penjelasan mengenai hari Arafah [2952-2953]
    195. Larangan puasa hari Arafah [2954-2954]
    196. Keberangkatan di harai Arafah [2955-2955]
    197. Bertalbiyah di Arafah [2956-2956]
    198. Khutbah di Arafah sebelum shalat [2957-2957]
    199. Khutbah di hari Arafah diatas nta [2958-2958]
    200. Meringkas khutbah di Arafah [2959-2959]
    201. Menjamak antara zhuhur dan ashar di Arafah [2960-2960]
    202. Mengangkat kedua tangan ketika berdoa di Arafah [2961-2965]
    203. Kewajiban wuquf di Arafah [2966-2968]
    204. Perintah tenang ketika bertolak dari Arafah [2969-2972]
    205. Bagaimana berjalan dari Arafah [2973-2973]
    206. Singgah setelah berjalan cepat dari Arafah [2974-2975]
    207. Menjamak kedua shalat di Muzdalifah [2976-2981]
    208. Mendahulukan wanita dan anak-anak ke persingghan mereka di Muzdalifah [2982-2986]
    209. Rukhsah bagi wanita untuk bertolak dari Muzdalifah sebelum subuh [2987-2987]
    210. Waktu yang digunakan untuk shalat subuh di Muzdalifah [2988-2988]
    211. Yang tidak menemukan shalat shubuh bersama imam di Muzdalifah [2989-2995]
    212. Bertalbiyah di Muzdalifah [2996-2996]
    213. Waktu bertolak dari Muzdalifah [2997-2997]
    214. Rukhsah bagi orang-orang lemah untuk shalat subuh di hari sembelihan di Mina [2998-3002]
    215. Memacu kendaraan agar cepat di lembah Muhassir [3003-3004]
    216. Bertalbiyah saat berjalan [3005-3006]
    217. Memungut kerikil [3007-3007]
    218. Darimana memungut kerikil [3008-3008]
    219. Ukuran kerikil untuk melempar [3009-3009]
    220. Berkendara ketika pergi untuk melempar jumrah dan meminta dinaungi [3010-3012]
    221. Waktu melempar jumrah 'aqabah pada hari sembelihan [3013-3013]
    222. Larangan melempar jumrah 'Aqabah sebelum terbit matahari [3014-3015]
    223. Rukhsah bagi anak-anak [3016-3016]
    224. Melempar setelah sore [3017-3017]
    225. Penggembala melempar [3018-3019]
    226. Tempat yang digunakan untuk melempar jumrah Aqabah [3020-3025]
    227. Jumlah kerikil untuk melempar [3026-3028]
    228. Bertakbir pada setiap kerikil [3029-3029]
    229. Memutus talbiyah jika melempar jumrah Aqabah [3030-3032]
    230. Berdoa setelah melempar jumrah [3033-3033]
    231. Yang dihalalkan setelah melempar jumrah [3034-3034]
  25. Kitab Jihad
    1. Kewajiban jihad [3035-3045]
    2. Teguran keras meninggalkan jihad [3046-3046]
    3. Rukhsah tidak menyertai pasukan perang [3047-3047]
    4. Keutamaan mujahidin dibandingkan yang tidak berangkat [3048-3051]
    5. Rukhsah tidak berangkat bagi yang punya dua anak [3052-3052]
    6. Rukhsah tidak berangkat bagi yang punya ibu [3053-3053]
    7. Keutamaan orang yang berjihad fi sabilillah dengan nyawa dan hartanya [3054-3054]
    8. Keutamaan yang beramal fi sabillah dengan berjalan kaki [3055-3064]
    9. Keutamaan yang kedua kakinya berdebu fi sabilillah [3065-3065]
    10. Keutamaan yang matanya begadang fi sabilillah [3066-3066]
    11. Keutamaan berpagi hari fi sabilillah [3067-3067]
    12. Keutamaan bersore hari fi sabilillah [3068-3069]
    13. Orang yang berperang adalah utusan Allah ta'ala [3070-3070]
    14. Allah menjamin siapa saja yang berjihad di jalan-Nya [3071-3073]
    15. Keutamaan pasukan pengintai atau ekspedisi militer [3074-3075]
    16. Perumpamaan mujahid fi sabilillah [3076-3076]
    17. Amalan yang menandingi atau menyeimbangi jihad [3077-3079]
    18. Derajat mujahid fi sabilillah [3080-3081]
    19. Pahala bagi yang masuk Islam, hijrah dan jihad [3082-3083]
    20. Keutamaan yang mendermakan sepasang harta fi sabilillah [3084-3084]
    21. Siapa yang berparang dengan niyat kalimatullah tinggi [3085-3085]
    22. Yang berperang agar memperoleh julukan "Si pemberani" [3086-3086]
    23. Berperang fi sabilillah dan tidak berniyat kecuali memperoleh tali kendaraan [3087-3088]
    24. Berperang untuk memperoleh pahala sekaligus julukan-julukan [3089-3089]
    25. Pahala yang berperang fi sabilillah selama memerah susu [3090-3090]
    26. Ganjaran yang melempar dengan panah fi sabilillah [3091-3095]
    27. Yang terluka fi sabilillah [3096-3097]
    28. Bacaan jika diserang musuh [3098-3098]
    29. Bereparang fi sabilillah lantas terbunuh oleh senjatanya sendiri [3099-3099]
    30. Mengimpikan kematian fi sabilillah [3100-3102]
    31. Ganjaran bagi yang terbunuh fi sabilillah [3103-3103]
    32. Yang berperang fi sabilillah dan mempunyai hutang [3104-3107]
    33. Impian pejuang fi sabilillah yang terbunuh [3108-3108]
    34. Impian penghuni surga dari pejuang fi sabilillah [3109-3109]
    35. Sakit yang dirasakan syahid [3110-3110]
    36. Minta kesyahidan [3111-3113]
    37. Yang terbunuh dan dibunuh ketemu di surga [3114-3114]
    38. Penafsiran masalah ini [3115-3115]
    39. Keutamaan Ribath [3116-3119]
    40. Keutamaan jihad di lautan [3120-3121]
    41. Memerangi India [3122-3124]
    42. Memerangi Turki dan Habasyah [3125-3126]
    43. Meminta pertolongan dengan orang-orang tertindas [3127-3128]
    44. Keutamaan bagi yang membekali pejuang [3129-3131]
    45. Keutamaan derma fi sabilillah [3132-3135]
    46. Keutamaan sedekah fi sabilillah [3136-3137]
    47. Kehormati isteri mujahid [3138-3138]
    48. Yang mengkhianati keluarja pejuang fi sabilillah [3139-3144]
  26. Kitab Pernikahaan
    1. Perintah Rasulullah untuk membangun Pernikahan [3145-3149]
    2. Yang Allah wajibkan kepada rasul-Nya dan diharamkan-Nya untuk selainnya [3150-3154]
    3. Motivasi pernikahan [3155-3159]
    4. Larangan membujang ("jomblo"); [3160-3165]
    5. Pertolongan Allah kepada yang menikah untuk menjaga kesucian [3166-3166]
    6. Pernikahan anak gadis [3167-3168]
    7. Menikahi wanita yang umurnya sepadan [3169-3169]
    8. Menikahi hamba sahaya yang telah dimerdekakan [3170-3172]
    9. Keutamaan mempunyai harta [3173-3173]
    10. Dorongan menikahi wanita [3174-3174]
    11. Dimakruhkan menikahi wanita mandul [3175-3175]
    12. Menikahi wanita pezina [3176-3177]
    13. Dimakruhkan menikahkan laki-laki pezina [3178-3178]
    14. Wanita mana paling utama [3179-3179]
    15. Wanita shalihah [3180-3180]
    16. Wanita pencemburu [3181-3181]
    17. Dibolehkan memandang sebelum menikah [3182-3183]
    18. Menikahi bulan Syawal [3184-3184]
    19. Pinangan [3185-3185]
    20. Larangan meminang wanita yang telah dipinang [3186-3190]
    21. Meminang wanita jika peminang pertama meninggalkan [3191-3192]
    22. Jika wanita meminta pendapat mengenai laki-laki peminang [3193-3193]
    23. Jika seorang laki-laki meminta pendapat mengenai wanita yang akan dinikahi [3194-3195]
    24. Menawarkan anak gadisnya kepada laki-laki yang diyakini kapastitas agamanya [3196-3196]
    25. Wanita menawarkan dirinya [3197-3198]
    26. Shalat wanita jika dipinang dan istikharah [3199-3200]
    27. Bagaimana istikharah [3201-3201]
    28. Anak laki-laki menikahkan ibunya [3202-3202]
    29. Laki-laki menikahkan anak perempuan yang masih belia [3203-3206]
    30. Laki-laki menikahkan anak perempuannya yang dewasa [3207-3207]
    31. Meminta persetujuan gadis [3208-3211]
    32. Ayah meminta persetujuan anak gadisnya [3212-3212]
    33. Wanita janda menentukan peretujuan dirinya [3213-3213]
    34. Ijin gadis [3214-3215]
    35. Janda dinikahkan ayahnya dengan laki-laki yang tak disukai [3216-3216]
    36. Gadis dinikahkan ayahnya dengan laki-laki yang tak disukai [3217-3218]
    37. Rukhsah orang yang berihram [3219-3222]
    38. Larangan menikah ketika berihram [3223-3224]
    39. Bacaan-bacaan pernikahan [3225-3226]
    40. Khutbah yang dimakruhkan [3227-3227]
    41. Bacaan yang menjadikan pernikahan menjadi resmi [3228-3228]
    42. Syarat-syarat pernikahan [3229-3230]
    43. Pernikahan wanita yang telah dithalak tiga kali [3231-3231]
    44. Keharaman anak perempuan isteri dari suami sebelumnya [3232-3232]
    45. Keharaman menyatukan antara ibu dan anak perempuan [3233-3234]
    46. Diharamkan menyatukan antara dua saudara perempuan [3235-3235]
    47. Menyatukan antara wanita dan bibi jalur ayah [3236-3242]
    48. Keharaman menyatukan antara wanita dan bibi jalur ibu [3243-3247]
    49. Yang diharamkan karena sepersusuan [3248-3251]
    50. Keharaman anak perempuan saudara laki-laki sepersusuan [3252-3254]
    51. Ukuran penyusuan yang mengharamkan [3255-3260]
    52. Suami wanita yang menyusui [3261-3266]
    53. Menyusui anak dewasa [3267-3273]
    54. Ghilah [3274-3274]
    55. Azl [3275-3276]
    56. Hak penyusuan dan kehormatannya [3277-3277]
    57. Kesaksian menyusui [3278-3278]
    58. Menikahi wanita yang dinikahi ayahnya [3279-3280]
    59. Tafsiran firman Allah " Dan wanita-wanita muhshan selain" [3281-3281]
    60. Syighar [3282-3284]
    61. Tafsir istilah Syighar [3285-3286]
    62. Menikah dengan beberapa surat Alquran [3287-3287]
    63. Menikah dengan keislaman [3288-3289]
    64. Menikah dengan memerdekakan [3290-3291]
    65. Membebaskan hamba sahaya lantas menikahinya [3292-3293]
    66. Memberi maskawin yang pantas [3294-3298]
    67. Menikah dengan satu nawat emas [3299-3301]
    68. Dibolehkan pernikahan tanpa maskawin tunai [3302-3305]
    69. Wanita menawarkan diri dengan tanpa mahar [3306-3306]
    70. Dihalalkan farji [3307-3311]
    71. Diharamkan nikah mut'ah [3312-3315]
    72. Mengumumkan pernikahan dengan suara dan tabuhan rebana [3316-3317]
    73. Bagaimana doa untuk pengantin laki-laki jika menikah [3318-3318]
    74. Doa bagi yang tidak menyaksikan pernikahan [3319-3319]
    75. Rukhsah memakai minyak wangi kuning norak (Shufrah) ketika pernikahan [3320-3321]
    76. Menunaikan berumah tangga [3322-3323]
    77. Memulai berumah tangga pada bulan Syawal [3324-3324]
    78. Berumah tangga dengan gadis berusia sembilan tahun [3325-3326]
    79. Berumah tangga ketika safar [3327-3329]
    80. Hiburan dan nyanyian ketika resepsi [3330-3330]
    81. Ayah membekali anak gadisnya [3331-3331]
    82. Kasur [3332-3332]
    83. Permadani atau karpet [3333-3333]
    84. Hadiah untuk pengantin [3334-3335]
  27. Kitab Talak
    1. Waktu thalak sesuai iddah yang Allah perintahkan [3336-3340]
    2. Thalak sunnah [3341-3342]
    3. Apa yang harus dilakukan jika mencerai sekali ketika isterinya haidh [3343-3344]
    4. Thalak diluar masa iddah [3345-3345]
    5. Thalak diluar masa iddah dan perhitungan untuk suami yang menthalak [3346-3347]
    6. Larangan keras mencerai tiga kali sekaligus [3348-3348]
    7. Rukhsah dalam hal ini [3349-3352]
    8. Thalak tiga kali yang terpencar-pencar sebelum berhubungan suami isteri [3353-3353]
    9. Thalak wanita yang dinikahi kemudian suami belum berhubungan suami-isteri [3354-3355]
    10. Thalak sekaligus [3356-3356]
    11. Ucapan, "Terserah urusanmu di tanganmu" [3357-3357]
    12. Kapan dihalalkan menikahi kembali Wanita yang telah dithalak tiga [3358-3362]
    13. Larangan keras mencari siasat untuk menikahi kembali wanita yang telah ditalak tiga [3363-3363]
    14. Laki-laki dihadapkan perceraian karena ucapan isteri [3364-3364]
    15. Laki-laki mengutus seseorang yang menyampaikan cerai [3365-3365]
    16. Tafsiran firman Allah "Wahai nabi mengapa engkau haramkan" [3366-3366]
    17. Penafsiran lain [3367-3367]
    18. Ucapan "Sana, kembalilah kepada keluargamu" [3368-3372]
    19. Thalak budak [3373-3374]
    20. Kapan thalak anak-anak berlaku [3375-3377]
    21. Thalak suami yang tak berlaku [3378-3378]
    22. Mencerai masih dalam hati [3379-3381]
    23. Thalak dengan isyarat yang bisa dimenegrti [3382-3382]
    24. Ucapan yang digunakan untuk menyatakan maksud dan maknanya mewakili [3383-3383]
    25. Ucapan yang digunakan untuk menyatakan maksud dan tak bisa dipahami [3384-3384]
    26. Memberi batasan untuk memilih [3385-3386]
    27. Wanita yang diberi pilihan memilih suaminya [3387-3391]
    28. Budak laki-laki dan perempuan dimerdekakan, mana yang didahulukan? [3392-3392]
    29. Piihan hamba sahaya [3393-3394]
    30. Pilihan hamba sahaya yang dimerdekakan dan suaminya merdeka [3395-3396]
    31. Pilihan hamba sahaya yang dimerdekakan dan suaminya budak [3397-3400]
    32. Ila' [3401-3402]
    33. Zhihar [3403-3406]
    34. Khulu' [3407-3411]
    35. Sejarah li'an [3412-3412]
    36. Li'an karena kehamilan [3413-3413]
    37. Li'an dengan suami menuduh isterinya selingkuh [3414-3414]
    38. Bagaimana li'an [3415-3415]
    39. Ucapan imam "Ya Alalh, jelaskanlah!" [3416-3417]
    40. Perintah meletakkan tangan pada suami-isteri yang meli'an pada sumpah kelima [3418-3418]
    41. Imam menasehati suami-isteri yang meli'an [3419-3419]
    42. Memisah suami-isteri yang melian [3420-3420]
    43. Suami-isteri bertaubat setelah li'an [3421-3421]
    44. Menyatukan kembali suami-isteri yang telah meli'an [3422-3422]
    45. Tidak menasabkan anak li'an kepada ayahnya dan diserahkan ibunya [3423-3423]
    46. Menyindir isteri, lantas isteri meragukan anaknya dan suami ingin menolak [3424-3426]
    47. Teguran keras tidak mengakui anak [3427-3427]
    48. Anak diserahkan pemilik kasur, jika pemilik kasur tidak menolak [3428-3432]
    49. Kasur hamba sahaya [3433-3433]
    50. Undian masalah anak jika diperselisihkan, dan perbedaan pada Asysya'bi [3434-3435]
    51. Kemiripan (Ilmu keturunan) [3436-3437]
    52. Salah seorang suami isteri masuk Islam dan meminta anak untuk memilih [3438-3439]
    53. Lama iddah wanita yang dikhulu' [3440-3441]
    54. Pengecualian masa iddah wanita yang dicerai [3442-3442]
    55. Iddah isteri yang ditinggal mati suaminya [3443-3447]
    56. Iddah wanita hamil yang ditinggal mati suaminya [3448-3465]
    57. Iddah wanita yang diitnggal mati suaminya dan belum bersetubuh [3466-3466]
    58. Berkabung [3467-3468]
    59. Berkabung tiga hari tak berlaku bagi isteri yang ditinggal mati suaminya [3469-3469]
    60. Wanita yang ditinggal mati suami berdiam diri di rumah hingga halal menikah [3470-3472]
    61. Rukhsah wanita yang ditinggal mati suaminya untuk beriddah sesukanya [3473-3473]
    62. Iddah wanita yang ditinggal mati suaminya semenjak berita kematian [3474-3474]
    63. Wanita muslimah berkabung dengan tidak berhias, menyelisihi yahudi-nashrani [3475-3477]
    64. Wanita yang berkabung menjauhi baju yang dicelup [3478-3479]
    65. Memakai pacar (hena) bagi wanita yang berkabung [3480-3480]
    66. Wanita yang berkabung dirukhsahkan bersisir dengan daun sidr [3481-3481]
    67. Larangan bercelak bagi wanita yang berkabung [3482-3485]
    68. Qusthul hindi dan minyakwangi azhfar bagi wanita berkabung [3486-3486]
    69. Wasiat pemberian untuk wanita yang ditinggal mati suaminya, dihapus oleh ayat warisan [3487-3488]
    70. Rukhsah bagi wanita yang telah dithalak tiga untuk keluar dari rumahnya dalam masa iddahnya [3489-3493]
    71. Wanita yang ditinggal mati suaminya keluar siang hari [3494-3494]
    72. Nafkah wanita yang dithalak bain [3495-3495]
    73. Nafkah wanita hamil yang dithalak bain [3496-3496]
    74. Quru' [3497-3497]
    75. Rujuk dihapus setelah thalak tiga [3498-3498]
    76. Rujuk dihapus setelah thalak tiga [3499-3504]
  28. Kitab Kuda Perang
    1. Bab [3505-3507]
    2. Menyukai kuda perang [3508-3508]
    3. Ciri kuda perang yang disunnahkan [3509-3509]
    4. Warna putih pada kuda perang [3510-3511]
    5. Rasa sial pada kuda [3512-3514]
    6. Barakah kuda perang [3515-3515]
    7. Memintal (menganyam) rambut kuda [3516-3521]
    8. Seseorang merawat kudanya [3522-3522]
    9. Doa kuda perang [3523-3523]
    10. Larangan keras mengawinkan keledai dengan kuda [3524-3525]
    11. Memberi makan kuda perang [3526-3526]
    12. Jarak perlombaan kuda yang tidak dipersiapkan [3527-3527]
    13. Mempersiapkan kuda untuk perlombaan [3528-3528]
    14. Perlombaan [3529-3533]
    15. Jalab [3534-3534]
    16. Janab [3535-3536]
    17. Dua bagian untuk kuda perang [3537-3537]
  29. Kitab Waqaf
    1. Bab [3538-3540]
    2. Waqaf, bagaimana waqf ditulis, dan perbedaan pada Ibn Aun [3541-3545]
    3. Waqaf barang atau lahan yang belum ditentukan nama pemilknya [3546-3548]
    4. Waqaf masjid [3549-3552]
  30. Kitab Wasiat
    1. Dimakruhkan menunda-nunda washiat [3553-3560]
    2. Apakah Nabi Shallallahu'alaihiwasallam meninggalkan wasiat? [3561-3566]
    3. Wasiat sepertiga [3567-3576]
    4. Melunasi hutang sebelum warisan dibagi dan perbedaan redaksi pengutip [3577-3580]
    5. Wasiat tak berlaku bagi orang yang memperoleh warisan [3581-3583]
    6. Jika berwasiat untuk kerabat yang paling dekat [3584-3588]
    7. Jika seseorang meninggal secara mendadak, apakah disunnahkan keluarganya menyedekahkan atas namanya? [3589-3590]
    8. Keutamaan sedekah atas nama mayyit [3591-3599]
    9. Perbedaan pada Sofyan [3600-3606]
    10. Larangan mengeksploitasi harta anak yatim [3607-3607]
    11. Yang dibolehkan bagi yang diwasiati harta anak yatim jika mengelolanya [3608-3610]
    12. Menjauhi memakan harta anak yatim [3611-3611]
  31. Kitab Pemberian
    1. Perbedaan lafadz pengutip berita Nu'man bin Basyir [3612-3627]
  32. Kitab Hibah
    1. Hibah barang atau lahan yang belum ditentukan pemiliknya [3628-3628]
    2. Orangtua menarik kembali pemberian kepada anaknya dan perbedaan pengutip berita [3629-3632]
    3. Perbedaan berita Abdullah bin Abbas [3633-3640]
    4. Perbedaan pada Thawus tentang menarik kembali pemberian [3641-3645]
  33. Kitab Ruqba
    1. Perbedaan pada Ibn Najih tentang berita Zaid bin Tsabit [3646-3648]
    2. Perbedaan pada Abu Zubair [3649-3659]
  34. Kitab Umra
    1. Bab [3660-3666]
    2. Perbedaan lafadz pengutip berita Jabir tentang 'umra [3667-3679]
    3. Perbedaan pada Azzuhri [3680-3689]
    4. Perbedaan Yahya bin Abu katsir dan Muhammad bin Amru Ali [3690-3695]
    5. Pemberian isteri tanpa seijin suaminya [3696-3700]
  35. Kitab Sumpah dan Nadzar
    1. Bab [3701-3701]
    2. Sumpah dengan "Wahai Dzat yang membolak-balikan hati." [3702-3702]
    3. Sumpah dengan redaksi "Demi kemuliaan Allah Ta'ala" [3703-3703]
    4. Teguran keras bersumpah dengan nama Allah ta'ala [3704-3705]
    5. Sumpah dengan nama ayah [3706-3708]
    6. Sumpah dengan nama Ibu [3709-3709]
    7. Sumpah dengan agama selain Islam [3710-3711]
    8. Sumpah dengan berlepas diri dari Islam [3712-3712]
    9. Bersumpah dengan ka'bah [3713-3713]
    10. Bersumpah dengan thaghut [3714-3714]
    11. Bersumpah dengan nama Latta [3715-3715]
    12. Bersumpah dengan nama Latta dan Uzza [3716-3717]
    13. Melunasi sumpah [3718-3718]
    14. Siapa yang bersumpah dan melihat selainnya lebih baik [3719-3719]
    15. Kaffarat sebelum pelanggaran sumpah [3720-3724]
    16. Kaffarat setelah melanggar sumpah [3725-3731]
    17. Bersumpah pada suatu hal yang tak dimiliki [3732-3732]
    18. Bersumpah lantas mengucapkan insya-Allah [3733-3733]
    19. Niyat dalam sumpah [3734-3734]
    20. Mengharamkan apa yang Allah halalkan [3735-3735]
    21. Jika bersumpah untuk tidak berlauk, lantas makan roti dengan cuka [3736-3736]
    22. Sumpah dan dusta bagi yang tidak meyakini sumpah dengan hatinya [3737-3738]
    23. Senda gurau dan dusta [3739-3740]
    24. Larangan nadzar [3741-3742]
    25. Nadzar tidak mengajukan dan tidak pula menangguhkan sesuatu [3743-3744]
    26. Nadzar dikeluarkan dari orang bakhil [3745-3745]
    27. Nadzar untuk ketaatan [3746-3746]
    28. Nadzar untuk kemaksiatan [3747-3748]
    29. Memberesi nadzar [3749-3749]
    30. Nadzar bukan untuk mencari kenikmatan melihat wajah Allah [3750-3751]
    31. Nadzar pada suatu yang tak dimiliki [3752-3753]
    32. Nadzar untuk berjalan ke baitullah [3754-3754]
    33. Jika wanita bersumpah untuk berjalan tak beralas kaki dan tak berkerudung [3755-3755]
    34. Bernadzar berpuasa kemudian meninggal sebelum puasa [3756-3756]
    35. Meninggal dan mempunyai nadzar [3757-3759]
    36. Bernadzar dan masuk islam sebelum melunasi nadzarnya [3760-3763]
    37. Menghadiahkan harta seolah nadzar [3764-3766]
    38. Apakah pekarangan termasuk harta jika bernadzar? [3767-3767]
    39. Pengecualian dengan mengucapkan insya-allah [3768-3770]
    40. Jika bersumpah, lantas orang lain mengucapkan insya Allah, apakah dihitung pengecualian? [3771-3771]
    41. Kaffarat nadzar [3772-3791]
    42. Kewajiban yang dilakukan siapa yang bernadzar lantas tak mampu melakukan [3792-3794]
    43. Pengecualian [3795-3796]
    44. Muzaro'ah [3797-3801]
    45. Beberapa hadis larangan menyewakan tanah dengan sepertiga [3802-3866]
    46. Perbedaan lafadh yang ma"tsur tentang Muzaro'ah [3867-3875]
    47. Serikat abdan [3876-3877]
  36. Kitab Menggauli Wanita
    1. Mencintai wanita [3878-3880]
    2. Mencintai sebagian isteri dengan menelantarkan lainnya [3881-3882]
    3. Mencintai sebagian isteri melebihi cintanya terhadap lainnya [3883-3892]
    4. Cemburu [3893-3902]
  37. Kitab Kesucian Darah
    1. Bab [3903-3920]
    2. Menghormati darah [3921-3943]
    3. Dosa besar [3944-3947]
    4. Dosa paling besar dan perbedaan Yahya dan Abdurrahman atas Sofyan [3948-3950]
    5. Yang menjadikan darah muslim boleh ditumpahkan [3951-3953]
    6. Membunuh yang memisahkan diri dari jamaah dan perbedaan pada Ziyad bin Alaqah [3954-3957]
    7. Tafsiran ayat "Sesungguhnya orang-orang yang memerangi Allah dan rasul-Nya" [3958-3960]
    8. Perbedaan pengutip berita Humaid dari Anas bin Malik [3961-3966]
    9. Perbedaan Tolhah bin Mushrif dan Mu'awiyah bin Shalih atas Yahya [3967-3978]
    10. Larangan mencincang (mutilasi, merusak mayyit) [3979-3979]
    11. Penyaliban [3980-3980]
    12. Budak melarikan diri ke negara syirik dan perbedaan lafadz pengutip [3981-3983]
    13. Perbedaan pada Abu ishaq [3984-3988]
    14. Hukum murtadd [3989-3999]
    15. Taubat murtadd [4000-4001]
    16. Hukum bagi yang mencela Nabi Shallallahu'alaihiwasallam [4002-4003]
    17. Perbedaan pada A'masy tentang hadis ini [4004-4009]
    18. Sihir [4010-4010]
    19. Hukum tukang sihir [4011-4011]
    20. Tukang sihir ahli kitab [4012-4012]
    21. Yang harus dilakukan terhadap seseorang yang megancam hartanya [4013-4015]
    22. Yang terbunuh membela hartanya [4016-4025]
    23. Yang memerangi untuk membela keluarganya [4026-4026]
    24. Yang memerangi untuk membela agamanya [4027-4027]
    25. Yang memerangi untuk membela ketertindasannya [4028-4028]
    26. Yang menghunuskan pedang lantas mengayunkan ke tengah-tengah manusia [4029-4034]
    27. Memerangi muslim [4035-4044]
    28. Teguran keras bagi yang berperang dengan panji-panji fatanisme [4045-4046]
    29. Keharaman pembunuhan [4047-4063]
  38. Kitab Pembagian Fa'i
    1. Bab [4064-4079]
  39. Kitab Baiah
    1. Untuk mendengardan taat [4080-4080]
    2. Baiat untuk tidak melengserkan urusan dari yang mewenanginya [4081-4081]
    3. Baiat untuk berkata benar [4082-4082]
    4. Baiat untuk berkata adil [4083-4083]
    5. baiat untuk lebih mengutamakan lainnya [4084-4085]
    6. Baiat untuk memberi nasihat (kebaktian diri) sesama muslim [4086-4087]
    7. Nbaiat untuk tidak lari dari gelanggang perang [4088-4088]
    8. Baiat untuk menyosngsong kematian [4089-4089]
    9. Baiat untuk jihad [4090-4092]
    10. Baiat untuk hijrah [4093-4093]
    11. Urusan hijrah [4094-4094]
    12. Hijrah orang pelosok [4095-4095]
    13. Tafsiran hijrah [4096-4096]
    14. Anjurann (motivasi) hijrah [4097-4097]
    15. Perbedaan tentang hijrah terhenti [4098-4103]
    16. Baiah untuk yang disukai dan yang tidak disukai [4104-4104]
    17. Baiat untuk memisahkan diri dari orang musyrik [4105-4107]
    18. Baiat wanita [4108-4110]
    19. Baiat orang yang mempunyai penyakit [4111-4111]
    20. Baiat anak-anak [4112-4112]
    21. Baiat budak [4113-4113]
    22. Meminta baiat dibatalkan [4114-4114]
    23. Kembali menjadi orang pedusunan (pelosok) setelah hijrah [4115-4115]
    24. Baiat sebatas maksimal kemampuan [4116-4119]
    25. Berbaiat kepada Imam dan telah menyerahkan baiatnya [4120-4120]
    26. Anjuran taat kepada imam [4121-4121]
    27. Perintah untuk menaati imam [4122-4122]
    28. Firman-Nya "Dan ulil amri diantara kalian" [4123-4123]
    29. Teguran keras membangkang imam [4124-4124]
    30. Hak dan kewajiban imam [4125-4125]
    31. Menasehati imam [4126-4129]
    32. Kubu imam [4130-4132]
    33. Pembantu-pembantu imam [4133-4133]
    34. Balasan yang diperintahkan maksiyat dan menaati [4134-4135]
    35. Ancaman bagi yang membantu penguasa melakukan kezhaliman [4136-4136]
    36. Tidak membantu penguasa melakukan kezhaliman [4137-4137]
    37. Keutamaan bicara kebenaran di hadapan imam zhalim [4138-4138]
    38. Ganjaran bagi yang memenuhi baiat [4139-4139]
    39. Dimakruhkan ambisi kepemimpinan [4140-4140]
  40. Kitab Aqiqoh
    1. Bab [4141-4142]
    2. Aqiqah bayi [4143-4144]
    3. Aqiqah bayi perempuan [4145-4145]
    4. Berapa kambing untuk bayi perempuan? [4146-4148]
    5. Kapan aqiqah? [4149-4149]
  41. Kitab Far' dan 'Athiroh
    1. Bab [4150-4154]
    2. Tafsir 'Atirah [4155-4157]
    3. Tafsir Alfar' [4158-4160]
    4. Kulit bangkai [4161-4174]
    5. Daging bangkai yang disamak [4175-4178]
    6. Rukhsah menggunakan kulit bangkai jika disamak [4179-4179]
    7. Larangan memanfaatkan kulit binatang buas [4180-4182]
    8. Larangan memanfaatkan lemak bangkai [4183-4183]
    9. Larangan memanfaatkan segala yang Allah haramkan [4184-4184]
    10. Tikus kecebur di minyak [4185-4188]
    11. Lalat kecebur di bejana [4189-4189]
  42. Kitab Buruan dan Sembelihan
    1. Perintah menyebut nama Allah saat berburu [4190-4190]
    2. Larangan memakan segala yang tidak disebut nama Allah [4191-4191]
    3. Buruan anjing yang terlatih [4192-4192]
    4. Buruan anjing yang tak terlatih [4193-4193]
    5. Jika anjing membunuh [4194-4194]
    6. Jika ada anjing menyertai dan belum disebut nama Allah [4195-4195]
    7. Jika ada anjing yang menyertai [4196-4199]
    8. Anjing menyantap buruan [4200-4201]
    9. Perintah membunuh anjing [4202-4205]
    10. Ciri anjing yang diperintahkan dibunuh [4206-4206]
    11. Malaikat tak mau masuk rumah berisi anjing [4207-4209]
    12. Rukhsah memelihara anjing untuk menjaga ternak [4210-4211]
    13. Rukhsah memelihara anjing untuk berburu [4212-4213]
    14. Rukhsah memelihara anjing untuk menjaga tanaman (perkebunan) [4214-4217]
    15. Larangan hasil usaha anjing [4218-4220]
    16. Rukhsah hasil usaha anjing buruan [4221-4222]
    17. Hewan jinak menampakkan keberingasan [4223-4223]
    18. Buruan yang dilempar lantas terjatuh ke air [4224-4225]
    19. Buruan yang dilempar lantas hilang [4226-4228]
    20. Buruan jika membusuk [4229-4230]
    21. Buruan karena terkena benda tumpul [4231-4231]
    22. Buruan terkena bagian benda yang tumpul [4232-4232]
    23. Buruan terkena alat yang tajam atau bisa melukai [4233-4234]
    24. Menyusuri buruan [4235-4235]
    25. Kelinci [4236-4239]
    26. Biawak [4240-4248]
    27. Anjing hutan [4249-4249]
    28. Diharamkan memakan binatang buas [4250-4252]
    29. Ijin menyantap daging kuda [4253-4256]
    30. Diharamkan menyantap daging kuda [4257-4259]
    31. Diharamkan menyantap keledai jinak [4260-4267]
    32. Dibolehkan menyantap daging keledai liar [4268-4270]
    33. Dibolehkan menyantap daging ayam [4271-4273]
    34. Dibolehkan setiap burung [4274-4274]
    35. Bangkai laut [4275-4279]
    36. Kodok [4280-4280]
    37. Belalang [4281-4282]
    38. membunuh semut [4283-4284]
  43. Kitab Hewan Sembelihan
    1. Bab [4285-4288]
    2. Yang tidak mendapat hewan sembelihan [4289-4289]
    3. Imam menyembelih sembelihan di tanah lapang [4290-4291]
    4. Orang-orang menyembelih di tanah lapang [4292-4292]
    5. Larangan sembelihan buta sebelah [4293-4293]
    6. Pincang [4294-4294]
    7. Kurus, kecil, lemah hingga tak punya sungsum [4295-4295]
    8. Ujung telinganya sobek (terpotong) [4296-4296]
    9. Pangkal telinganya sobek (terpotong) [4297-4297]
    10. Telinagnya berlubang [4298-4298]
    11. Telinganya retak (terbelah) [4299-4300]
    12. Tanduknya pecah [4301-4301]
    13. Musinnah dan Jadza'ah [4302-4308]
    14. Kambing gibas [4309-4314]
    15. Unta yang memenuhi kriteria sembelihan [4315-4316]
    16. Sapi yang memenuhi kriteria sembelihan [4317-4317]
    17. Menyembelih hewan sembelihan sebelum imam [4318-4322]
    18. Dibolehkan menyembelih dengan batu tajam [4323-4324]
    19. Dibolehkan menyembelih dengan kayu [4325-4326]
    20. Larangan menyembelih dengan kuku [4327-4327]
    21. Menyembelih dengan tulang [4328-4328]
    22. Perintahkan menajamkan pisau [4329-4329]
    23. Rukhsah menggorok yang disembelih atau menyembelih yang digorok [4330-4330]
    24. Sembelihan yang digigit binatang buas [4331-4331]
    25. Binatang yang jatuh ke sumur dan tak sampai dasarnya [4332-4332]
    26. Melarikan diri dan tak bisa ditangkap [4333-4335]
    27. Menyembelih dengan baik [4336-4338]
    28. Menginjakkan kaki di kening sembelihan [4339-4339]
    29. Menyebut nama Allah untuk hewan sembelihan [4340-4340]
    30. Bertakbir [4341-4341]
    31. Seseorang menyembelih hewan sembelihannya sendiri [4342-4342]
    32. Seseorang menyembelihan bukan hewan sembelihannya [4343-4343]
    33. Menggorok yang seharusnya disembelih [4344-4345]
    34. Menyembelih untuk selain Allah [4346-4346]
    35. Larangan menyantap daging setelah tiga hari dan menahannya [4347-4349]
    36. Ijin dalam masalah ini [4350-4354]
    37. Menyimpan daging sembelihan [4355-4358]
    38. Sembelihan orang yahudi [4359-4359]
    39. Sembelihan orang tak dikenal identitasnya [4360-4360]
    40. Tafsiran ayat "Dan jangan kalian menyantap segala yang tak disebut nama Allah" [4361-4361]
    41. Larangan menjadikan hewan sebagai obyek lemparan [4362-4368]
    42. Membunuh burung dengan tanpa haknya [4369-4370]
    43. Larangan makan daging hewan yang menyantap makanan menjijikkan (kotoran) [4371-4371]
    44. Larangan susu hewan yang menyantap makanan menjijikkan (kotoran) [4372-4372]
  44. Kitab Jual-Beli
    1. Motivasi BEKERJA [4373-4376]
    2. Menghindari yang meragukan ketika mencari penghasilan [4377-4379]
    3. Bisnis atau dagang [4380-4380]
    4. Prinsip-prinsip yang harus dijaga pedagang dalam bisnis [4381-4381]
    5. Melariskan dagangan dengan sumpah palsu [4382-4385]
    6. Sumpah untuk penipuan penjualan [4386-4386]
    7. Perintah bersedekah bagi yang belum yakin daganganya disertai keberkahan [4387-4387]
    8. Kewajiban memilih antara penjual-pembeli selama belum berpisah [4388-4388]
    9. Perbedaan Nafi' pada lafadz hadisnya [4389-4398]
    10. Perbedaan Abdullah bin dinar pada lafadz hadis [4399-4406]
    11. Kewajiban memilih antara penjual-pembeli sebelum berpisah badannya [4407-4407]
    12. Penipuan penjualan [4408-4409]
    13. Susu yang dibiarkan tidak diperas untuk penipuan [4410-4410]
    14. Larangan menahan susu dalam kantung untuk penipuan [4411-4413]
    15. Pembelian yang dimungkinkan ada cacat, harus memperoleh garansi [4414-4414]
    16. Orang yang berhijrah (metropolis) menjual kepada arab badwi (primitif) [4415-4415]
    17. Orang kota (metropolis) menjual kepada orang pelosok (badwi) [4416-4421]
    18. Mencegat dagangan [4422-4425]
    19. Menawar dagangan yang sudah ditawar saudaranya [4426-4426]
    20. Membeli dagangan yang sudah dibeli saudaranya [4427-4428]
    21. Najasy (Penipuan) [4429-4431]
    22. Menjual untuk orang yang mau menambah lagi tawarannya [4432-4432]
    23. Jual beli mulamasah [4433-4433]
    24. Penafsiran dalam hal itu [4434-4434]
    25. Jual beli munabadzah [4435-4436]
    26. Penafsiran dalam hal itu [4437-4441]
    27. Jual beli hushaat [4442-4442]
    28. Menjual kurma sebelum nampak kematangannya [4443-4449]
    29. Membeli buah-buahan sebelum nampak kematangannya, dan mengharuskan untuk mengambil dan menunggu masak [4450-4450]
    30. Tidak meneruskan penjualan karena buah rusak [4451-4454]
    31. Membeli pohon kurma untuk sekian tahun tertentu [4455-4455]
    32. Membeli kurma dengan kurma [4456-4457]
    33. Membeli kurma dengan kismis [4458-4461]
    34. Membeli kurma yang masih dalam tangkai dengan kurma masak yang ditaksir [4462-4463]
    35. Membeli kurma masih dalam tangkai dengan kurma mengkal [4464-4468]
    36. Membeli kurma masak dengan kurma mengkal [4469-4470]
    37. Membeli sekumpulan kurma yang tak jelas takarannya dengan takaran tertentu [4471-4471]
    38. Membeli sekumpulan makanan dengan sekumpulan makanan [4472-4472]
    39. Membeli tanaman dengan makanan [4473-4474]
    40. Membeli cikal buah hingga nampak berisi [4475-4476]
    41. Membeli kurma dengan kurma tertentu dengan dilebihkan [4477-4482]
    42. Membeli kurma dengan kurma [4483-4483]
    43. Membeli gandum dengan gandum [4484-4485]
    44. Membeli gandum halus dengan gandum halus [4486-4490]
    45. Membeli dinar dengan dinar [4491-4491]
    46. Membeli dirham dengan dirham [4492-4493]
    47. Membeli emas dengan emas [4494-4496]
    48. Membeli kalung yang berisi manik-manik dan emas dengan emas [4497-4498]
    49. Membeli perak dengan emas dengan pembayaran ditangguhkan [4499-4501]
    50. Membeli perak dengan emas atau membeli emas dengan perak [4502-4506]
    51. Menerima perak penjualan emas atau menerima emas penjualan perak dan perbedaan lafadz [4507-4511]
    52. Menerima perak penjualan emas [4512-4512]
    53. Tambahan dalam timbangan [4513-4514]
    54. Menimbang dengan sempurna [4515-4517]
    55. Menjual makanan sebelum menerima [4518-4524]
    56. Larangan menjual makanan yang dibeli hingga menerima [4525-4525]
    57. Menjual makanan yang dibeli tanpa timbangan sebelum dipindahkan dari tempatnya [4526-4529]
    58. Seseorang membeli makanan dengan pembayaran tangguh dan penjual meminta gadai (jaminan) [4530-4530]
    59. Gadai ketika tidak bepergian [4531-4531]
    60. Menjual barang yang tak dimiliki [4532-4534]
    61. Membeli makanan dengan uang dimuka (indent) [4535-4535]
    62. Membeli kismis dengan uang dimuka (indent) [4536-4536]
    63. Membeli buah-buahan dengan uang ditangguhkan [4537-4537]
    64. Membeli hewan dengan meminta pembayaran ditangguhkan dan meminta dipinjami [4538-4540]
    65. Menjual hewan dengan hewan yang dibayarkan secara tangguh [4541-4541]
    66. Jual beli hewan dengan hewan secara langsung (cash) dengan dilebihkan [4542-4542]
    67. Jual beli habalul habalah (janin masih dalam kandungan) [4543-4545]
    68. Penafsiran dalam hal itu [4546-4546]
    69. Jual beli untuk beberapa tahun tertentu [4547-4548]
    70. Jual beli untuk waktu tertentu [4549-4549]
    71. Menjual dagangan dengan syarat meminta pinjaman [4550-4550]
    72. Dua syarat dalam penjualan [4551-4552]
    73. Dua pembelian dalam satu pembelian [4553-4553]
    74. Larangan penjualan "Pengecualian yang tak jelas" hingga jelas [4554-4555]
    75. Pohon kurma dijual, dan pembeli mengecualikan buahannya [4556-4556]
    76. Budak dijual, dan pembeli mengecualikan hartanya [4557-4557]
    77. Penjualan dengan syarat, sehingga pembelian dan syarat sah [4558-4562]
    78. Penjualan dengan syarat, sehingga pembelian dan syarat sah [4563-4565]
    79. Penjualan ghanimah sebelum dibagi [4566-4566]
    80. Penjualan harta yang kepemilikannya berserikat [4567-4567]
    81. Memudahkan untuk tidak mencari kesaksian penjualan [4568-4568]
    82. Penjual-pembeli berbeda masalah harga [4569-4570]
    83. Jual beli dengan ahli kitab [4571-4572]
    84. Penjualan budak budabbar [4573-4575]
    85. Penjualan budak mukatab [4576-4576]
    86. Budak mukatab dijual sebelum membayar sedikitpun pembebasannya [4577-4577]
    87. Jual beli wala" [4578-4580]
    88. Jual beli air [4581-4582]
    89. Jual beli kelebihan air [4583-4584]
    90. Jual beli khamar atau miras (minuman keras) [4585-4586]
    91. Jual beli anjing [4587-4588]
    92. Pengecualian [4589-4589]
    93. Jual beli babi [4590-4590]
    94. Jual beli sperma unta [4591-4596]
    95. Seseorang menjual lantas bangkrut, dan dagangan masih tersisa [4597-4599]
    96. Seseorang menjual dagangan lantas diklaim milik orang lain [4600-4603]
    97. Mencari pinjaman [4604-4604]
    98. Teguran keras masalah hutang [4605-4606]
    99. Mudah membayar hutang [4607-4608]
    100. Orang kaya menunda-nunda pembayaran [4609-4611]
    101. Hiwalah (pengalihan hutang) [4612-4612]
    102. Menanggung hutang [4613-4613]
    103. Dorongan agar melunasi hutang dengan baik [4614-4614]
    104. Interaksi hartawi dengan baik dan santun dalam tagih menagih [4615-4617]
    105. Berserikat bukan harta [4618-4619]
    106. Berserikat dalam budak [4620-4620]
    107. Berserikat dalam pohon kurma [4621-4621]
    108. Berserikat dalam rumah atau pekarangan [4622-4622]
    109. Syuf'ah dan hukumnya [4623-4626]
  45. Kitab Qussamah
    1. Qussamah masa jahiliyah [4627-4627]
    2. Qussamah [4628-4630]
    3. Keluarga yang terbunuh mengawalmulai qussamah [4631-4632]
    4. Perbedaan lafadz pengutip berita Sahal [4633-4641]
    5. Diyat [4642-4644]
    6. Perbedaan pengutip berita 'Alqamah bin Wail [4645-4650]
    7. Penafsiran "Jika engkau menghukum, maka hukumlah dengan adil" [4651-4652]
    8. Qisas orang merdeka dan budak dalam masalah jiwa. [4653-4654]
    9. Qisas dari majikan untuk budak [4655-4657]
    10. Pembunuhan wanita dengan wanita [4658-4658]
    11. Qisas laki-laki untuk wanita [4659-4661]
    12. Qisas terhadap muslim gugur untuk orang kafir [4662-4665]
    13. Kebesaran dosa membunuh non muslim yang mengikat perjanjian [4666-4669]
    14. Qisas antara budak gugur jika selain jiwa [4670-4670]
    15. Qisas gigi [4671-4674]
    16. Qisas gigi seri [4675-4676]
    17. Qisas gigitan dan perbedaan lafadz pengutip berita Usman [4677-4681]
    18. Seseorang membela diri [4682-4683]
    19. Perbedaan pada 'Atho" tentang hadis ini [4684-4690]
    20. Qisas tikaman [4691-4692]
    21. Qisas penempelengan [4693-4693]
    22. Qisas karena ditarik [4694-4694]
    23. Qisas dari sulthan (penguasa) [4695-4695]
    24. Sultan disakiti pada tangannya [4696-4696]
    25. Qisas bukan karena benda tajam [4697-4698]
    26. Tafsiran "Siapa yang mendapat pemaafan dari saudaranya, hendaklah ia ikuti" [4699-4700]
    27. Perintah memaafkan daripada qisas [4701-4702]
    28. Pembunuh secara sengaja, apakah diambil diyat, jika wali korban memaafkan? [4703-4705]
    29. Wanita memaafkan darah [4706-4706]
    30. Membunuh dengan batu atau cemeti [4707-4708]
    31. Berapa diyat setengah sengaja, dan perbedaan pada Ayyub dalam hadis Qasim [4709-4710]
    32. Perbedaan pada Khalid alhadza" [4711-4719]
    33. Usia diyat (denda) sengaja [4720-4720]
    34. diyat dari uang perak [4721-4722]
    35. Diyat wanita [4723-4723]
    36. Berapa diyat orang kafir [4724-4725]
    37. Diyat budak mukatab [4726-4730]
    38. Diyat janin wanita [4731-4739]
    39. Gambaran setengah kesengajaan, diyat janin [4740-4748]
    40. Apakah seseorang dihukum karena dosa orang lain? [4749-4756]
    41. Mata buta sebelah yang masih berada di tempat jika ditempeleng [4757-4757]
    42. Diyat gigi [4758-4759]
    43. Diyat jari-jemari [4760-4768]
    44. Luka yang menembus tulang [4769-4769]
    45. Hadis Amru bin Hazm tentang diyat dan perbedaan pengutipnya [4770-4776]
    46. Siapa menuntut qisas dan mengambil haknya bukan sultan [4777-4779]
    47. Penjelasan kitab qisas dari almujtabi, yang dalam kitab assunan tak ada penafsiran [4780-4786]
  46. Kitab Potong Tangan
    1. Pencurian [4787-4790]
    2. Pencuri diuji dengan pukulan dan penjara atau penahanan [4791-4793]
    3. Menuntun si pencuri mengucapkan ampunan [4794-4794]
    4. Seseorang memaafkan pencuri setelah membawa ke imam [4795-4797]
    5. Yang bisa menjadi pencegahan hukuman dan yang tidak [4798-4809]
    6. Perbedaan lafadz pengutip berita Azzukhri tentang wanita bani makhzum [4810-4819]
    7. Dorongan menegakkan hukuman [4820-4821]
    8. Jumlah curian yang mewajibkan potong tangan [4822-4829]
    9. Perbedaan pada Azzuhri [4830-4843]
    10. Perbedaan pada Abu Bakar bin Muhammad dan Abdullah bin Abu Bakar [4844-4870]
    11. Kurma yang digantung dicuri [4871-4871]
    12. Kurma dicuri setelah ditaruh di tempat penggaringan [4872-4873]
    13. Beberapa hal yang tak berlaku hukum potong tangan [4874-4890]
    14. Memotong tangan si pencuri setelah tangan [4891-4891]
    15. Memotong kedua tangan dan kedua kaki [4892-4892]
    16. Pemotongan dalam safar [4893-4894]
    17. Batasan usia terkena kewajiban potong tangan [4895-4895]
    18. Menggantungkan tangan si pencuri di tengkuk [4896-4898]
  47. Kitab Iman dan Syariatnya
    1. Amalan paling utama (Afdhal) [4899-4900]
    2. Rasa iman [4901-4901]
    3. Kemanisan iman [4902-4902]
    4. Kemanisan Islam [4903-4903]
    5. Tanda atau ciri Islam [4904-4904]
    6. Sifat iman dan Islam [4905-4905]
    7. Tafsiran ayat "Orang arab badwi mengatakan kami beriman, katakanlah kalian belum beriman" [4906-4908]
    8. Sifat mukmin [4909-4909]
    9. Sifat muslim [4910-4911]
    10. Tanda keistimewaan iman seseorang [4912-4912]
    11. Bidang keislaman apa paling utama (Afdhal) [4913-4913]
    12. Bidang keislaman apa yang terbaik [4914-4914]
    13. Diatas berapa pondasi Islam dibangun [4915-4915]
    14. Baiat untuk Islam [4916-4916]
    15. Atas dasar apa manusia diperangi [4917-4917]
    16. Cabnang-cabang keimanan [4918-4920]
    17. Pemeluk keimanan satu sama lain mempunyai kelebihan [4921-4923]
    18. Iman bertambah [4924-4926]
    19. Tanda iman [4927-4933]
    20. Tanda munafiq [4934-4937]
    21. Qiyam (Menghidupkan) Ramadhan [4938-4940]
    22. Memburu lailatul qadar [4941-4941]
    23. Zakat [4942-4942]
    24. Jihad [4943-4944]
    25. Menunaikan lima kewajiban [4945-4945]
    26. Menghadiri jenazah [4946-4946]
    27. malu [4947-4947]
    28. Agama adalah mudah [4948-4948]
    29. Agama yang paling dicintai Allah [4949-4949]
    30. Lari menyelamatkan agama dari fitnah [4950-4950]
    31. Perumpamaan munafik [4951-4951]
    32. Perumpamaan pembaca alquran, mukmin dan munafik [4952-4952]
    33. Tanda mukmin [4953-4953]
  48. Kitab Perhiasan
    1. Kebiasaan-kebiasaan fithrah [4954-4958]
    2. Mencukur kumis [4959-4961]
    3. Rukhsah menggundul kepala [4962-4962]
    4. Larangan wanita menggundul kepala [4963-4963]
    5. Larangan qaza' (memangkas dan membiarkan sebagian rambut) [4964-4965]
    6. Memendekkan kumis [4966-4968]
    7. Menyisir [4969-4972]
    8. Menyisir dari sebelah kanan [4973-4973]
    9. Menyambung rambut [4974-4976]
    10. Memintal (menganyam) rambut [4977-4979]
    11. Memanjangkan rambut sampai pundak [4980-4980]
    12. Memintal jenggot [4981-4981]
    13. Larangan mencabut uban [4982-4982]
    14. Diijinkan memakai khidhab (pacar, semir) [4983-4987]
    15. Larangan semir hitam [4988-4989]
    16. Semir dengan hena dan katam [4990-4997]
    17. Semir kuning [4998-5001]
    18. Semir untuk wanita [5002-5002]
    19. Dimakruhkan bau hena [5003-5003]
    20. Mencabut uban atau jenggot [5004-5004]
    21. Menyambung rambut dengan sobekan kain [5005-5006]
    22. Menyambung rambut [5007-5007]
    23. Meminta disambungkan [5008-5010]
    24. Menghilangkan alis [5011-5012]
    25. Mentato dan perbedaan pada Abdullah bin murrah dan Asysya'bi [5013-5017]
    26. Merenggangkan gigi [5018-5020]
    27. Keharaman memangkur dan menghaluskan gigi [5021-5023]
    28. Celak [5024-5024]
    29. Minyak [5025-5025]
    30. Za'faran [5026-5026]
    31. Anbar [5027-5027]
    32. Perbedaan wewangian laki-laki dan perempuan [5028-5029]
    33. Wewangian paling wangi [5030-5030]
    34. Memakai za'faran dan minyak wangi khaluq [5031-5035]
    35. Wewangian yang dimakruhkan bagi wanita [5036-5036]
    36. Wanita menggunakan wewangian [5037-5037]
    37. Wanita dilarang menghadiri shalat jamaah jika berwewangian [5038-5044]
    38. Minyak wangi bakhur [5045-5045]
    39. Dimakruhkan bagi wanita mempertontonkan perhiasan dan emas [5046-5052]
    40. Emas diharamkan bagi laki-laki [5053-5069]
    41. Jika hidung terkena musibah, bolehkan mengganti dengan hidung emas? [5070-5071]
    42. Rukhsah cincin emas bagi laki-laki [5072-5072]
    43. Cincin emas [5073-5090]
    44. Hadis Ubaidah [5091-5093]
    45. Hadis Abu Hurairah dan perbedaan pada Qatadah [5094-5099]
    46. Ukuran perak untuk cincin [5100-5100]
    47. Gambaran cincin Nabi Shallallahu'alaihiwasallam [5101-5107]
    48. Letak cincin pada tangan dan hadis Abdullah bin Ja'far [5108-5109]
    49. Memakai cincin besi yang dilapisi perak [5110-5110]
    50. Memakai cincin tembaga kuning [5111-5113]
    51. Sabda Nabi Shallallahu'alaihiwasallam "Jangan kalian ukiri cincin kalian" [5114-5114]
    52. Larangan memakai cincin di telunjuk [5115-5117]
    53. Melepas cincin jika masuk wc [5118-5123]
    54. Lonceng yang dikalungkan hewan [5124-5129]
    55. Kebiasaan-kebiasaan fihrah (kesucian) [5130-5130]
    56. Mencukur kumis dan memelihara jenggot [5131-5131]
    57. Mencukur kepala anak-anak [5132-5132]
    58. Larangan mencukur sebagian dan membiarkan sebagian [5133-5136]
    59. Membiarkan rambut sampai bahu (pundak) [5137-5140]
    60. Merapikan rambut [5141-5142]
    61. Membelah rambut di bagian tengah kepala [5143-5143]
    62. Menyisir dan merapikan [5144-5144]
    63. Mendahulukan sebelah kanan [5145-5145]
    64. Perintah memakai khidhab (hena, pacar, semir) [5146-5147]
    65. Menyemir jenggot dengan warna kuning [5148-5148]
    66. Menyemir kuning jenggot dengan waras dan za'faran [5149-5149]
    67. Menyambung rambut [5150-5151]
    68. Menyambung rambut dengan kain [5152-5153]
    69. Laknat bagi penyambung rambut [5154-5154]
    70. Laknat bagi penyambung dan meminta sambung rambut [5155-5155]
    71. Laknat bagi pentato dan minta ditato [5156-5156]
    72. Laknat bagi yang menghilangkan alias dan memangkur gigi [5157-5160]
    73. Memakai za'faran [5161-5162]
    74. Memakai wewangian [5163-5168]
    75. Wewangian terbaik [5169-5169]
    76. Diharamkan memakai emas [5170-5170]
    77. Diharamkan memakai cincin emas [5171-5179]
    78. Cincin Nabi Shallallahu'alaihiwasallam dan ukirannya [5180-5186]
    79. Letak cincin [5187-5192]
    80. Letak mata cincin [5193-5193]
    81. Nabi membuang cincin dan tak memakainya lagi [5194-5198]
    82. Pakaian yang disunnahkan dipakai dan yang dimakruhkan [5199-5199]
    83. Larangan memakai baju bersulam sutera [5200-5200]
    84. Rukhsah bagi wanita memakai pakaian bersulam sutera [5201-5203]
    85. Larangan memakai sutera halus [5204-5204]
    86. Gambaran sutera [5205-5205]
    87. Larangan memakai sutera tebal [5206-5206]
    88. Memakai sutera tebal yang bersulam emas [5207-5207]
    89. Pelarangan sutera yang dimansukhkan [5208-5208]
    90. Larangan keras memakai sutera, siapa memakai di dunia, tidak memakai di akherat [5209-5213]
    91. Larangan baju sutera [5214-5214]
    92. Rukhsah memakai sutera [5215-5218]
    93. Memakai gamis merah [5219-5219]
    94. Memakai baju katun (linen,rami) [5220-5220]
    95. Larangan memakai pakaian yang dicelup kuning norak [5221-5223]
    96. Memakai baju hijau [5224-5224]
    97. Memakai gamis atau mantel [5225-5226]
    98. Perintah memakai pakaian putih [5227-5228]
    99. Memakai pakaian luar [5229-5229]
    100. Celana [5230-5230]
    101. Larangan keras memanjangkan kain sarung [5231-5233]
    102. Letak sarung [5234-5234]
    103. Kain sarung dibawah mata kaki [5235-5236]
    104. Menjulurkan sarung [5237-5240]
    105. Tambahan kain perempuan [5241-5244]
    106. Larangan memakai pakaian yang tidak ada lubang tangan [5245-5246]
    107. Larangan duduk ihtiba" dengan satu kain [5247-5247]
    108. Memakai sorban yang pernah terbakar api [5248-5248]
    109. Memakai sorban hitam [5249-5250]
    110. Menjulurkan ujung sorban hingga kedua pundak [5251-5251]
    111. Gambar [5252-5260]
    112. Manusia paling berat siksanya [5261-5262]
    113. Kewajiban yang harus ditanggung tukang gambar pada hari kiamat [5263-5268]
    114. Manusia paling berat siksanya [5269-5270]
    115. Selimut [5271-5271]
    116. Gambaran sandal Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam [5272-5273]
    117. Larangan memakai satu sandal [5274-5275]
    118. Tikar kulit [5276-5276]
    119. Mencari pembantu dan kendaraan [5277-5277]
    120. Hiasan pedang [5278-5280]
    121. Larangan duduk diatas pelana sutera dan berwarna merah [5281-5281]
    122. Duduk diatas kursi [5282-5282]
    123. Memasang tenda atau kubah merah [5283-5283]
  49. Kitab Adab Hakim
    1. Keutamaan adil yang hakim [5284-5284]
    2. Imam (Penguasa, Pejabat) yang adil [5285-5285]
    3. Benar dalam memutuskan hukuman [5286-5286]
    4. Tidak mempekerjakan pejabat yang berambisi terhadap jabatan [5287-5288]
    5. Larangan meminta jabatan [5289-5290]
    6. Menggunakan para penyair [5291-5291]
    7. Mengangkat hakam (juru damai) untuk memutuskan perkara [5292-5292]
    8. Larangan mengangkat perempuan untuk memutuskan [5293-5293]
    9. Berhukum dengan kemiripan dan penyerupaan, dan perbedaan pada Walid [5294-5297]
    10. Perbedaan pada Yahya bin Abu Ishaq [5298-5301]
    11. Berhukum sesuai kesepakatan ahlul'ilm [5302-5304]
    12. Tafsiran "Siapa yang tidak berhukum dengan apa yang Allah turunkan" [5305-5305]
    13. Menghukumi secara zhahir [5306-5306]
    14. Seorang hakim memutuskan dengan ilmunya [5307-5307]
    15. Kelonggaran bagi hakim untuk mengatakan "Baik, akan kulakukan" Padahal tidak dilakukan [5308-5308]
    16. Hakim membatalkan keputusan selainnya yang ia semisalnya atau lebih hebat daripadanya [5309-5309]
    17. Menolak hakim jika memutuskan tanpa kebenaran [5310-5310]
    18. Yang harus dijauhi hakim [5311-5311]
    19. Rukhsah bagi hakim terpercaya untuk memutuskan saat marah [5312-5312]
    20. Keputusan hakim di rumahnya [5313-5313]
    21. Meminta untuk mengembalikan [5314-5314]
    22. Wanita dijaga dari majlis pengadilan [5315-5316]
    23. Pengarahan hakim kepada seseorang yang mengabari dirinya berzina [5317-5317]
    24. Hakim menyerahkan rakyatnya untuk kebaikan sesama mereka [5318-5318]
    25. Hakim memberi isyarat orang bersengketa untuk berdamai [5319-5319]
    26. Hakim memberi isyarat orang bersengketa untuk memaafkan [5320-5320]
    27. Hakim memberi isyarat untuk bersikap santun atau lembut [5321-5321]
    28. Hakim memberi maaf kepada orang yang bersengketa sebelum memutuskan [5322-5322]
    29. Hakim melarang rakyatnya untuk memusnahkan harta karena masih diperlukan [5323-5323]
    30. Keputusan dalam sedikit harta dan banyaknya [5324-5324]
    31. Keputusan hakim untuk orang yang tidak hadir jika mengetahuinya [5325-5325]
    32. Larangan memutuskan dengan dua keputusan [5326-5326]
    33. Hal-hal yang membatalkan keputusan [5327-5327]
    34. Sombong lagi suka membantah [5328-5328]
    35. Keputusan kepada orang-orang yang tidak mempunyai bukti [5329-5329]
    36. Nasehat hakim atas suatu sumpah [5330-5330]
    37. Bagaimana hakim meminta sumpah [5331-5332]
  50. Kitab Meminta Perlindungan
    1. Bab [5333-5346]
    2. Meminta perlindungan dari hati yang tiudak khusyu' [5347-5347]
    3. Meminta perlindungan dari fitnah dada [5348-5348]
    4. Meminta perlindungan dari keburukan pendengaran dan penglihatan [5349-5349]
    5. Meminta perlindungan dari sifat pengecut [5350-5350]
    6. Meminta perlindungan dari sifat pengecut [5351-5353]
    7. Meminta perlindungan dari kesedihan [5354-5357]
    8. Meminta perlindungan dari kesedihan [5358-5358]
    9. Meminta perlindungan dari terlilit hutang dan dosa [5359-5359]
    10. Meminta perlindungan dari keburukan pendengaran dan penglihatan [5360-5360]
    11. Meminta perlindungan dari keburukan penglihatan [5361-5361]
    12. Meminta perlindungan dari kemalasan [5362-5362]
    13. Meminta perlindungan dari kelemahan [5363-5364]
    14. Meminta perlindungan dari kehinadinaan [5365-5367]
    15. Meminta perlindungan dari keterbatasan [5368-5368]
    16. Meminta perlindungan dari kefakiran [5369-5370]
    17. Meminta perlindungan dari keburukan fitnah kubur [5371-5371]
    18. Meminta perlindungan dari jiwa yang tak pernah puas [5372-5372]
    19. Meminta perlindungan dari kelaparan [5373-5373]
    20. Meminta perlindungan dari khianat [5374-5374]
    21. Meminta perlindungan dari perselisihan, kenifakan dan akhlak yang buruk [5375-5376]
    22. Meminta perlindungan dari pengaruh berhutang [5377-5377]
    23. Meminta perlindungan dari pengaruh hutang [5378-5379]
    24. Meminta perlindungan dari terlilit hutang dan dosa [5380-5380]
    25. Meminta perlindungan dari jebakan hutang [5381-5381]
    26. Meminta perlindungan dari keburukan godaan kekayaan [5382-5382]
    27. Meminta perlindungan dari godaan dunia [5383-5388]
    28. Meminta perlindungan dari keburukan dzikr [5389-5389]
    29. Meminta perlindungan dari keburukan kekufuran [5390-5390]
    30. Meminta perlindungan dari kesesatan [5391-5391]
    31. Meminta perlindungan dari kekuasaan musuh [5392-5392]
    32. Meminta perlindungan dari cacian musuh [5393-5393]
    33. Meminta perlindungan dari kepikunan [5394-5395]
    34. Meminta perlindungan keburukan takdir [5396-5396]
    35. Meminta perlindungan dari kepayahan yang menyengsarakan [5397-5397]
    36. Meminta perlindungan dari penyakit gila [5398-5398]
    37. Meminta perlindungan dari sorotan mata jahat jin [5399-5399]
    38. Meminta perlindungan dari keburukan kesombongan [5400-5400]
    39. Meminta perlindungan usia tua yang memayahkan [5401-5401]
    40. Meminta perlindungan dari keburukan umur [5402-5402]
    41. Meminta perlindungan dari kekurangan setelah tambahan [5403-5404]
    42. Meminta perlindungan dari doa orang yang teraniaya [5405-5405]
    43. Meminta perlindungan kesudahan yang menyedihkan [5406-5406]
    44. Meminta perlindungan dari tetangga yang buruk [5407-5407]
    45. Meminta perlindungan dari pengaruh orang lain [5408-5408]
    46. Meminta perlindungan dari fitnah dajjal [5409-5409]
    47. Meminta perlindungan dari siksa jahannam dan keburukan fitnah dajjal [5410-5411]
    48. Meminta perlindungan dari keburukan setan manusia [5412-5412]
    49. Meminta perlindungan dari fitnah hidup [5413-5416]
    50. Meminta perlindungan dari fitnah kematian [5417-5418]
    51. Meminta perlindungan dari siksa kubur [5419-5419]
    52. Meminta perlindungan dari fitnah kuburan [5420-5420]
    53. Meminta perlindungan dari siksa Allah [5421-5421]
    54. Meminta perlindungan dari siksa jahannam [5422-5422]
    55. Meminta perlindungan dari siksa neraka [5423-5423]
    56. Meminta perlindungan dari panas neraka [5424-5426]
    57. Meminta perlindungan dari keburukan yang diperbuat dan perbedaan pada Abdullah [5427-5427]
    58. Meminta perlindungan dari keburukan yang dilakukan dan perbedaan pada Hilal [5428-5431]
    59. Meminta perlindungan dari keburukan yang belum dikerjakan [5432-5433]
    60. Meminta perlindungan dari dibenamkan ke bumi [5434-5435]
    61. Meminta perlindungan dari terjatuh dan dihancurkan [5436-5438]
    62. Meminta perlindungan dengan keredhaan Allah dari kemurkaan Allah ta'ala [5439-5439]
    63. Meminta perlindungan dari kedudukan yang terhimpit hari kiamat [5440-5440]
    64. Meminta perlindungan dari doa yang tidak didengar [5441-5442]
    65. Meminta perlindungan dari doa yang yang takj dikabulkan [5443-5444]
  51. Kitab Minuman
    1. Pengharaman khamar [5445-5445]
    2. Minuman yang ditumpahkan saat khamar diharamkan [5446-5448]
    3. Khamar juga termasuk minuman oplosan antara kurma mengkal dan kurma masak [5449-5451]
    4. Larangan meminum rendaman dua bahan yang dioplos sebagaimana kurma mengkal dan kurma masak [5452-5452]
    5. Oplosan Balah (kurma mentah) dan kurma zahwu (hampir masak) [5453-5455]
    6. Oplosan zahwu (hampir masak) dan kurma ruthab (mengkal) [5456-5457]
    7. Oplosan kurma zahwu (hampir masak) dan kurma busr (masih kecil) [5458-5458]
    8. Oplosan kurma busr (masih kecil) dan kurma ruthab (mengkal) [5459-5460]
    9. Oplosan kurma busr (masih kecil) dan kurma tamr (masak) [5461-5463]
    10. Oplosan kurma tamr (masak) dan kismis [5464-5465]
    11. Oplosan antara kurma ruthab (mengkal) dan kismis [5466-5466]
    12. Oplosan antara kurma busr (masih kecil) dan kismis [5467-5467]
    13. Alasan larangan pengoplosan adalah masing-masing bahan semakin menguat khasiatnya [5468-5471]
    14. Dirukhsahkan merendam kurma busr (masih kecil) semata dan meminumnya sebelum menjadi tuak (arak) [5472-5472]
    15. Dirukhsahkan merendam dalam geriba yang tutup mulutnya diikat [5473-5473]
    16. Dirukhsahkan merendam kurma masak semata [5474-5475]
    17. Merendam kismis semata [5476-5476]
    18. Dirukhsahkan merendam kurma busr (masih kecil) masak saja [5477-5477]
    19. Penafsiran ayat "Dan dari buah-buahan kurma dan anggur, kalian ambil" [5478-5483]
    20. Beberapa jenis arak ketika diturunkan ayat yang mengharamkan [5484-5486]
    21. Diharamkan minuman-minuman yang memabukkan, baik dari buahan atau bijian [5487-5487]
    22. Penetapan istilah khamar untuk segala minuman yang memabukkan [5488-5492]
    23. Pengharaman segala minuman yang memabukkan [5493-5508]
    24. Penafsiran albit'u dan almizru [5509-5512]
    25. Pengharaman segala minuman yang jika banyak menjadikan mabuk [5513-5516]
    26. Pelarangan rendaman ji'ah, yaitu minuman yang dibuat dari tepung [5517-5518]
    27. Rendaman yang disuguhkan kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam [5519-5519]
    28. Larangan perendaman yang dilakukan dalam kuali (tanah liat) [5520-5526]
    29. Kuali hijau [5527-5529]
    30. Larangan rendaman duba" [5530-5531]
    31. Larangan rendaman duba" dan muzaffat [5532-5537]
    32. Larangan rendaman duba", hantam dan naqir [5538-5539]
    33. Larangan rendaman duba", hantam, dan muzaffat [5540-5542]
    34. Larangan rendaman duba", naqir, muqayyar dan hantam+ [5543-5547]
    35. Muzaffat [5548-5548]
    36. Penunjukan larangan bejana-bejana yang disebutkan diatas [5549-5550]
    37. Penafsiran bejana [5551-5551]
    38. ijin perendaman yang dikhususkan oleh beberapa periwayatan yang kami sajikan [5552-5555]
    39. Pengijinan khusus untuk bejana kuali tanah liat [5556-5556]
    40. Pengijinan beberapa daripadanya [5557-5562]
    41. Kedudukan khamar [5563-5564]
    42. Riwayat yang berisi larangan keras meminum khamar [5565-5569]
    43. Riwayat yang menjelaskan shalat peminum khamar [5570-5571]
    44. Dosa yang timbul akibat minum khamar, yaitu meninggalkan shalat [5572-5574]
    45. Taubat peminum khamar (minuman keras) [5575-5576]
    46. Beberapa periwayatan peminum khamar [5577-5580]
    47. Mengasingkan peminum khamar [5581-5581]
    48. Berita-berita yang menjadi alasan orang yang membolehkan minuman memabukkan [5582-5612]
    49. Kehinaan dan kenestapaan yang Allah persiapkan bagi peminum khamar [5613-5613]
    50. Anjuran meninggalkan syubhat [5614-5615]
    51. Dimakruhkan jual beli kismis jika tujuannya untuk pembuatan anggur [5616-5616]
    52. Dimakruhkan jual beli perasan (yang menimbulkan fermentasi) dan menjadi khamr [5617-5618]
    53. Yang dibolehkan diminum dan tidak dibolehkan dari perasan yang dimasak [5619-5632]
    54. Perasan yang dibolehkan dan tidak dibolehkan diminum [5633-5634]
    55. Berwudlu' dari makanan yang terpanggang oleh api [5635-5638]
    56. Rendaman yang dibolehkan dan tidak dibolehkan diminum [5639-5650]
    57. Perbedaan pada Ibrahim tentang rendaman [5651-5656]
    58. Minum-minuman yang mubah. [5657-5662]

Sunan an-Nasai (سنن النسائي) Hadis No. 4123

البيعة

قوله تعالى وأولي الأمر منكم

سنن النسائي ٤١٢٣: اخبرنا الحسن بن محمد قال حدثنا حجاج قال قال ابن جريج اخبرني يعلى بن مسلم عن سعيد بن جبير عن ابن عباس { يا ايها الذين امنوا اطيعوا الله واطيعوا الرسول } قال نزلت في عبد الله بن حذافة بن قيس بن عدي بعثه رسول الله صلى الله عليه وسلم في سرية

سنن النسائي ٤١٢٣: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ حَدَّثَنَا حَجَّاجٌ قَالَ قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي يَعْلَى بْنُ مُسْلِمٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ } قَالَ نَزَلَتْ فِي عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حُذَافَةَ بْنِ قَيْسِ بْنِ عَدِيٍّ بَعَثَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَرِيَّةٍ

Kitab Baiah

Bab Firman-Nya "Dan ulil amri diantara kalian"

Sunan Nasa'i 4123: Telah mengabarkan kepada kami Al Hasan bin Muhammad, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Hajjaj, ia berkata: Ibnu Juraij berkata: telah mengabarkan kepadaku Ya'la bin Muslim dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas ayat hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah rasulNya ia berkata: ayat ini turun mengenai Abdullah bin Hudzafah bin Qois bin 'Adi, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengirimnya pada suatu ekspedisi.

5

  1. Al Hasan bin Muhammad bin Ash Shabah Az Za'farani (Abu 'Ali, laqab: ), beliau adalah Tabi'ul Atba' kalangan tua, hidup di Baghdad, wafat di Baghdad (260 H).
    Jumlah hadis: Bukhari 10, Muslim 0, Tirmidzi 12, Abu Dawud 7, Nasa'i 18, Ibnu Majah 6, Darimi 0, Ahmad 0, Malik 0
    Komentar ulama:
    1. An Nasa'i: Tsiqah
    2. Ibnu Hajar al 'Asqalani: Tsiqah
    3. Ibnu Hibban: disebutkan dalam 'ats tsiqaat
  2. Hajjaj bin Muhammad (Abu Muhammad, laqab: Al A'war), beliau adalah Tabi'ut Tabi'in kalangan biasa, hidup di Syam, wafat di Baghdad (206 H).
    Jumlah hadis: Bukhari 13, Muslim 44, Tirmidzi 9, Abu Dawud 34, Nasa'i 105, Ibnu Majah 5, Darimi 4, Ahmad 630, Malik 0
    Komentar ulama:
    1. An Nasa'i: Tsiqah
    2. Ibnu Madini: Tsiqah
    3. Ibnu Hibban: disebutkan dalam 'ats tsiqaat
    4. Adz Dzahabi: Alhafidz
  3. Abdul Malik bin 'Abdul 'Aziz bin Juraij Al Umawiy (Abu Al Walid, laqab: ), beliau adalah Tabi'in (tdk jumpa Shahabat), hidup di Marur Rawdz, wafat di (150 H).
    Jumlah hadis: Bukhari 190, Muslim 265, Tirmidzi 63, Abu Dawud 146, Nasa'i 221, Ibnu Majah 73, Darimi 76, Ahmad 658, Malik 0
    Komentar ulama:
    1. Adz Dzahabi: salah satu ahli ilmu
    2. Ibnu Hibban: disebutkan dalam 'ats tsiqaat
    3. Al 'Ajli: Tsiqah
    4. Ibnu Hajar: "tsiqah,faqih"
  4. Ya'laa bin Muslim bin Hurmuz Al Makkiy (, laqab: ), beliau adalah Tabi'in (tdk jumpa Shahabat), hidup di Marur Rawdz, wafat di ().
    Jumlah hadis: Bukhari 8, Muslim 2, Tirmidzi 1, Abu Dawud 1, Nasa'i 3, Ibnu Majah 0, Darimi 0, Ahmad 4, Malik 0
    Komentar ulama:
    1. Yahya bin Ma'in: Tsiqah
    2. Abu Zur'ah: Tsiqah
    3. Ibnu Hibban: haditsnya lurus
    4. Ibnu Hibban: disebutkan dalam 'ats tsiqaat
    5. Ibnu Hajar al 'Asqalani: Tsiqah
  5. Sa'id bin Jubair bin Hisyam Al Asadiy (Abu Muhammad, laqab: ), beliau adalah Tabi'in kalangan pertengahan, hidup di Kufah, wafat di Iraq (94 H).
    Jumlah hadis: Bukhari 147, Muslim 78, Tirmidzi 64, Abu Dawud 77, Nasa'i 122, Ibnu Majah 50, Darimi 70, Ahmad 349, Malik 4
    Komentar ulama:
    1. Ibnu Hibban: disebutkan dalam 'ats tsiqaat
    2. Adz Dzahabi: Ahadul A'lam
    3. Yahya bin Ma'in: Tsiqah
    4. Abu Zur'ah Arrazy: Tsiqah
    5. Ibnu Hajar al 'Asqalani: Tsiqah tsabat Faqih
  6. Abdullah bin 'Abbas bin 'Abdul Muthallib bin Hasyim Al Qurasyiy Al Hasyimiy (Abu Al 'Abbas, laqab: ), beliau adalah Shahabat, hidup di Marur Rawdz, wafat di Tha'if (68 H).
    Jumlah hadis: Bukhari 706, Muslim 357, Tirmidzi 328, Abu Dawud 425, Nasa'i 498, Ibnu Majah 344, Darimi 243, Ahmad 1897, Malik 50
    Komentar ulama:
    1. Ibnu Hajar Al Atsqalani: Shahabat
    2. Adz Dzahabi: Shahabat

"Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak sholeh yang berdoa baginya."

Topik Pilihan

Cari Konten