مسند البصريين
حديث جابر بن سليم الهجيمي رضي الله تعالى عنه
مسند أحمد ١٩٧١٥: حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ عُبَيْدٍ عَنْ عَبْدِ رَبِّهِ الْهُجَيْمِيِّ عَنْ جَابِرِ بْنِ سُلَيْمٍ أَوْ سُلَيْمٍ قَالَ أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا هُوَ جَالِسٌ مَعَ أَصْحَابِهِ قَالَ فَقُلْتُ أَيُّكُمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَإِمَّا أَنْ يَكُونَ أَوْمَأَ إِلَى نَفْسِهِ وَإِمَّا أَنْ يَكُونَ أَشَارَ إِلَيْهِ الْقَوْمُ قَالَ فَإِذَا هُوَ مُحْتَبٍ بِبُرْدَةٍ قَدْ وَقَعَ هُدْبُهَا عَلَى قَدَمَيْهِ قَالَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَجْفُو عَنْ أَشْيَاءَ فَعَلِّمْنِي قَالَ اتَّقِ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَلَا تَحْقِرَنَّ مِنْ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تُفْرِغَ مِنْ دَلْوِكَ فِي إِنَاءِ الْمُسْتَسْقِي وَإِيَّاكَ وَالْمَخِيلَةَ فَإِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَا يُحِبُّ الْمَخِيلَةَ وَإِنْ امْرُؤٌ شَتَمَكَ وَعَيَّرَكَ بِأَمْرٍ يَعْلَمُهُ فِيكَ فَلَا تُعَيِّرْهُ بِأَمْرٍ تَعْلَمُهُ فِيهِ فَيَكُونَ لَكَ أَجْرُهُ وَعَلَيْهِ إِثْمُهُ وَلَا تَشْتُمَنَّ أَحَدًا
Kitab Musnad Penduduk Bashrah
Bab Hadits Jabir bin Sulaim Al Hujaimi Radliyallahu ta'ala 'anhu
Musnad Ahmad 19715: Telah menceritakan kepada kami Husyaim, telah menceritakan kepada kami Yunus bin Ubaid, dari Abdurrabbih Al Hujaimi dari Jabir bin Sulaim atau Sulaim dia berkata: "Aku datang kepada Nabi Shallalahu 'Alaihi Wasallam ketika beliau sedang duduk bersama para sahabatnya, Sulaim berkata: kemudian aku bertanya: "Siapakah di antara kalian yang disebut sebagai Nabi Shallalahu 'Alaihi Wasallam?, Sulaim melanjutkan: -Beliau waktu itu menunjuk dirinya sendiri atau mungkin ditunjuk oleh para sahabatnya- dan ternyata dia berselimutkan selendang yang ujungnya sampai menyentuh kedua kakinya." Sulaim berkata: maka aku bertanya: "Wahai Rasulullah, aku merasa bodoh terhadap banyak hal, maka ajarilah aku!" beliau menjawab: "Bertakwalah kepada Allah 'azza wajalla, dan janganlah meremehkan kebaikan sekecil apapun, sekalipun hanya dengan menuangkan ember airmu ke bejana orang yang membutuhkan air, dan jauhilah olehmu kesombongan, karena Allah Tabaraka Wata'ala menykai kesombongan, jika ada seseorang yang mencacimu dan menghinamu karena dia tahu tentang dirimu, maka janganlah kamu membalas menghinanya karena kamu tahu tentang dia, maka itu akan menjadi pahalamu dan akan menjadi dosa baginya, dan janganlah kamu sekali-kali mencaci seseorang."