قُلْ لَّآ اَمْلِكُ لِنَفْسِيْ نَفْعًا وَّلَا ضَرًّا اِلَّا مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۗوَلَوْ كُنْتُ اَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِۛ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوْۤءُ ۛاِنْ اَنَا۠ اِلَّا نَذِيْرٌ وَّبَشِيْرٌ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ ﴿الأعراف [٧]:١٨٨﴾
qul lā amliku linafsī naf'aw wa lā ḍarran illā mā syā`allāh, walau kuntu a'lamul-gaiba lastakṡartu minal-khaīr, wa mā massaniyas-sū`u in ana illā nażīruw wa basyīrul liqaumiy yu`minụn
Katakanlah (Muhammad), “Aku tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi diriku kecuali apa yang dikehendaki Allah. Sekiranya aku mengetahui yang gaib, niscaya aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak akan ditimpa bahaya. Aku hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (Al-A'raf [7]:188)
قُل
katakanlah
لَّآ
tidak
أَمْلِكُ
aku berkuasa
لِنَفْسِى
bagi diriku
نَفْعًا
kemanfaatan
وَلَا
dan tidak
ضَرًّا
kemudlaratan
إِلَّا
kecuali
مَا
apa
شَآءَ
menghendaki
ٱللَّهُ
Allah
وَلَوْ
dan sekiranya
كُنتُ
adalah aku
أَعْلَمُ
aku mengetahui
ٱلْغَيْبَ
yang gaib
لَٱسْتَكْثَرْتُ
tentu aku memperoleh banyak
مِنَ
dari
ٱلْخَيْرِ
kebaikan
وَمَا
dan tidak
مَسَّنِىَ
menimpaku
ٱلسُّوٓءُ
keburukan
إِنْ
bahwa
أَنَا۠
aku
إِلَّا
kecuali
نَذِيرٌ
pemberi peringatan
وَبَشِيرٌ
dan pembawa berita gembira
لِّقَوْمٍ
bagi kaum
يُؤْمِنُونَ
mereka beriman