Luqman (Keluarga Luqman) [31]:7 {34 Ayat | Makiyyah}

وَاِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِ اٰيٰتُنَا وَلّٰى مُسْتَكْبِرًا كَاَنْ لَّمْ يَسْمَعْهَا كَاَنَّ فِيْٓ اُذُنَيْهِ وَقْرًاۚ فَبَشِّرْهُ بِعَذَابٍ اَلِيْمٍ ﴿لقمان [٣١]:٧﴾

wa iżā tutlā 'alaihi āyātunā wallā mustakbirang ka`al lam yasma'hā ka`anna fī użunaihi waqrā, fa basysyir-hu bi'ażābin alīm

Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbatan di kedua telinganya, maka gembirakanlah dia dengan azab yang pedih. (Luqman [31]:7)

30

وَإِذَا
dan apabila

تُتْلَىٰ
dibacakan

عَلَيْهِ
kepadanya

ءَايَٰتُنَا
ayat-ayat Kami

وَلَّىٰ
dia berpaling

مُسْتَكْبِرًا
menyombongkan diri

كَأَن
seakan-akan

لَّمْ
tidak

يَسْمَعْهَا
dia mendengarnya

كَأَنَّ
seakan-akan

فِىٓ
di

أُذُنَيْهِ
kedua telinganya

وَقْرًا
sumbat

فَبَشِّرْهُ
maka beri kabar gembira dia

بِعَذَابٍ
dengan azab

أَلِيمٍ
pedih

Dalam firman berikutnya disebutkan:

{وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِ آيَاتُنَا وَلَّى مُسْتَكْبِرًا كَأَنْ لَمْ يَسْمَعْهَا كَأَنَّ فِي أُذُنَيْهِ وَقْرًا}

Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbatan di kedua telinganya. (Luqman: 7)

Orang yang gemar kepada perbuatan yang tak berguna, main-main, dan gemar bernyanyi ini apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Al-Qur'an, maka ia berpaling darinya dan berpura-pura tidak mendengarnya, seakan-akan dia orang yang tuli, karena dia merasa terganggu dengan mendengar­nya, sebab ia tidak mau mengambil manfaat dari ayat-ayat itu dan tidak pula rpemerlukannya.

{فَبَشِّرْهُ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ}

maka beri kabar gembiralah dia dengan azab yang pedih. (Luqman: 7)

Yakni kelak di hari kiamat, azab itu akan menyakitkannya sebagaimana ia merasa sakit manakala mendengar Kitabullah dan ayat-ayatnya (ketika di dunia).

{وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِ آيَاتنَا} أَيْ الْقُرْآن {وَلَّى مُسْتَكْبِرًا} مُتَكَبِّرًا {كَأَنْ لَمْ يَسْمَعهَا كَأَنَّ فِي أُذُنَيْهِ وَقْرًا} صَمَمًا وَجُمْلَتَا التَّشْبِيه حَالَانِ مِنْ ضَمِير وَلَّى أَوْ الثَّانِيَة بَيَان لِلْأُولَى {فَبَشِّرْهُ} أعلمه {بعذاب أليم} مؤلم ذكر الْبِشَارَة تَهَكُّم بِهِ وَهُوَ النَّضْر بْن الْحَارِث كَانَ يَأْتِي الْحِيرَة يَتَّجِر فَيَشْتَرِي كُتُب أَخْبَار الْأَعَاجِم وَيُحَدِّث بِهَا أَهْل مَكَّة وَيَقُول إنَّ مُحَمَّدًا يُحَدِّثكُمْ أَحَادِيث عَادٍ وَثَمُود وَأَنَا أُحَدِّثكُمْ أَحَادِيث فَارِس وَالرُّوم فَيَسْتَمْلِحُونَ حَدِيثه وَيَتْرُكُونَ اسْتِمَاع القرآن

007. (Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami) ayat-ayat Alquran (dia berpaling dengan menyombongkan diri) dengan rasa sombong (seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbatan di kedua telinganya) artinya kedua telinganya tersumbat; dan kedua jumlah tasybih menjadi hal atau kata keterangan keadaan dari dhamir yang terkandung di dalam lafal walla, atau tasybih yang kedua menjadi bayan atau penjelasan bagi tasybih yang pertama (maka beri kabar gembiralah dia) beritahukanlah kepadanya (dengan azab yang pedih) azab yang menyakitkan. Disebutkannya lafal al-bisyaarah dimaksudkan sebagai tahakkum atau ejekan, dan orang yang dimaksud adalah Nadhr bin Harits. Dia datang ke negeri Al-Hairah dengan tujuan berniaga, lalu ia membeli kitab-kitab cerita orang-orang Ajam. Setelah itu ia menceritakan isinya kepada penduduk Mekah seraya mengatakan, "Sesungguhnya Muhammad telah menceritakan kepada kalian kisah-kisah kaum Ad dan kaum Tsamud, dan sekarang saya akan menceritakan kepada kalian kisah-kisah tentang kerajaan Romawi dan kerajaan Persia." Ternyata mereka menyenangi kisah Nadhr itu, karenanya mereka meninggalkan Alquran serta tidak mau mendengarkannya lagi.

Topik Pilihan