Bulughul Maram

Kitab Makanan: Bab Udhhiyah, Sunat (Mustahab) Berkurban dengan Kambing Bertanduk, Hadis No. 1360

Artikel - Senin, 4 Juli 2022

بَاب الْأَضَاحِيِّ

1360 - عَنْ أَنَسِ بنِ مَالِكٍ - رضي الله عنه: أَنَّ النَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم - كَانَ يُضَحِّي بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ, أَقْرَنَيْنِ, وَيُسَمِّي, وَيُكَبِّرُ, وَيَضَعُ رِجْلَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا. وَفِي لَفْظٍ: [ص:413] ذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. (1)
وَفِي لَفْظِ: سَمِينَيْنِ. (2)
وَلِأَبِي عَوَانَةَ فِي «صَحِيحِهِ»: ثَمِينَيْنِ. بِالْمُثَلَّثَةِ بَدَلَ السِّينِ. (3)
وَفِي لَفْظٍ لِمُسْلِمٍ, وَيَقُولُ: «بِسْمِ اللَّهِ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ». (4)
__________
(1) - صحيح. رواه البخاري (5565)، ومسلم (1966) (17)
(2) - قال البخاري في «صحيحه» (10/ 9 / فتح): «باب أضحية النبي صلى الله عليه وسلم بكبشين أقرنين. ويذكر سمينين». قلت: رواه ابن ماجه من حديث عائشة، وأبي هريرة (3122) بسند حسن.
(3) - الذي نقله الحافظ في «الفتح» (9/ 10) عن «صحيح» أبي عوانة، أنه بالسين قلت: ورأيته بنفسي - بالسين المهملة - في نسختين من نسخ أبي عوانة، نسخة دار الكتب المصرية (ج 4 / ق 20 / ب)، والنسخة الأزهرية (ق / 203 / ب)
(4) - مسلم (1966) (ج 3 / ص 1557)

1250. Dari Anas bin Malik Radiyallaahu Anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkurban dengan dua ekor kambing kibas (amlah) bertanduk. Beliau mengucap bismillah dan bertakbir, dan beliau meletakkan kaki beliau di atas dahi binatang itu. Dalam suatu lafazh: beliau menyembelihnya dengan tangan beliau sendiri. Dalam suatu lafazh: dua ekor kambing gemuk. Menurut riwayat Abu Awanah dalam kitab shahihnya: dua ekor kambing mahal-dengan menggunakan huruf tsa' bukan sin-. Dalam suatu lafazh riwayat Muslim: Beliau membaca "Bismillaahi wallaahu akbar." 

ـــــــــــــــــــــــــــــ

[سبل السلام]

Al-Adhahi merupakan jama' (plural) dari kata udhhiyyah -dengan hamzah didhammah- dan boleh dikasrah (idhhiyyah), dan juga hamzah boleh dibuang dan dhad difathah (dhahiyyah), seakan kata itu berasal dari kata yang menunjukkkan waktu disyariatkannya penyembelihan korban. Dan dengan kata itu, hari penyembelihan dinamakan yaumul adhha (hari penyembelihan).

Penjelasan Kalimat

Dalam kitab An-Nihayah, kata shifhah adalah posisi segala sesuatu, wajah dan lambungnya. Ini adalah timbul dari perkataan salah seorang perawi atau perkataan Abi Awanah atau perkataan pengarang. Dan itulah yang lebih tepat.

Al-Kabsy adalah kambing yang telah berumur di atas satu tahun dan telah keluar gigi-gigi di samping gigi serinya. Al-amlah adalah kambing yang seluruh bulunya berwarna putih. Ada yang berpendapat amlah adalah kambing berwarna putih dan ada sedikit berwarna hitam. Ada yang mengatakan amlah adalah kambing berwarna putih yang bercampur merah. Ada pendapat yang mengatakan kambing yang di dalamnya ada warna putih dan hitam, dan warna putih lebih dominan. Al-Aqran adalah kambing yang bertanduk dua.

Tafsir Hadits

Para ulama menganjurkan untuk menyembelih kambing yang bertanduk sesuai hadits di atas. Mereka membolehkan berkorban dengan kambing yang tidak bertanduk. Al-Ajamm adalah kambing yang sama sekali tidak bertanduk. Para ulama berselisih pendapat tentang kambing yang tanduknya pecah. Mayoritas ulama membolehkannya. Al-Hadawiyyah berpendapat bahwa hal itu tidak boleh, jika tanduk yang hilang merupakan tumpuan hidup kambing itu. Mereka bersepakat agar berkorban dengan kambing amlah. Imam An-Nawawi berpendapat bahwa yang paling utama menurut shahabat-shahabat beliau adalah kambing putih, kemudian kekuning-kuningan, kemudian kehitam-hi-taman, yaitu kambing yang warna putihnya tidak begitu jelas, kemudian al-balaa, yaitu kambing yang bercampur antara warna hitam dan putih, kemudian kambing hitam.

Adapun hadits Aisyah Radhiyallaahu Anha yang menyatakan bahwa kambing berjalan dengan warna hitam, bersandar dengan warna hitam dan melihat dengan warna hitam maknanya, bahwa kaki-kaki, perut dan sekitar matanya berwarna hitam.

Saya mengatakan, "Jika keutamaan terletak pada warna dengan berpegang pada sembelihan Rasulullah ShallallahuAlaihiwa Sallam, maka yang tampak bahwa Rasulullah ShallallahuAlaihi wa Sallam tidak meminta warna tertentu hingga bisa dihukumi bahwa yang utama adalah itu. Akan tetapi, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkorban dengan apa yang sesuai dengan beliau dan yang mudah didapat. Maka hadits itu tidak menunjukkan keutamaan salah satu warna kulit kambing."

Dan lafazh, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menyebut nama Allah dan bertakbir" ditafsirkan dengan lafazh Muslim yaitu, "Bismillaahi wallaahu akbar." Adapun membaca basmalah telah dijelaskan sebelumnya. Adapun takbir, maka seakan hal itu khusus untuk hewan korban dan hadyu (sembelihan bagi jamaah haji yang berhaji dengan tamattu' atau qiran) berdasar firman Allah, "Dan hendaknya kalian mengagungkan Allah atau bertakbir atas -petunjuk Allah kepada kalian." (QS. Al-Baqarah: 185). Dan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam meletakkan kaki beliau di sisi leher kambing, karena hal itu agar posisi leher kambing lebih mudah dijangkau oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan lebih enak sehingga hewannya tidak bisa leluasa bergerak. Hadits di atas dan hadits berikutnya juga menunjukkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sendiri yang menyembelihnya dengan tangan beliau sendiri sebagai perbuatan yang disunnahkan.

ـــــــــــــــــــــــــــــ

[إبانة الأحكام]

Al-Adhahi merupakan jamak udhhiyah dengan dibaca baris dhammah huruf alif, boleh pula huruf alif dibaca kasrah dan boleh pula huruf hamzah dibuang sedangkan huruf dhad dibaca fathah. Ia seolah diambil dari nama waktu yang disyariatkan untuk menyembelih haiwan qurban dan hari itu dinamakan Aidiladha.

عَنْ أَنَسِ بنِ مَالِكٍ - رضي الله عنه: أَنَّ النَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم - كَانَ يُضَحِّي بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ, أَقْرَنَيْنِ, وَيُسَمِّي, وَيُكَبِّرُ, وَيَضَعُ رِجْلَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا. وَفِي لَفْظٍ: [ص:413] ذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. (1)
وَفِي لَفْظِ: سَمِينَيْنِ. (2)
وَلِأَبِي عَوَانَةَ فِي «صَحِيحِهِ»: ثَمِينَيْنِ. بِالْمُثَلَّثَةِ بَدَلَ السِّينِ. (3)
وَفِي لَفْظٍ لِمُسْلِمٍ, وَيَقُولُ: «بِسْمِ اللَّهِ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ». (4)

186. Daripada Anas bin Malik (r.a) bahawa Rasulullah (s.a.w) pernah berqurban dengan dua ekor kambing kibasy yang agak putih lagi dan memiliki dua tanduk. Baginda membaca basmallah dan bertakbir, lalu meletakkan kakinya ke atas leher kambing itu. Ada riwayat lain dengan lafaz: “Baginda menyembelih kedua kambing itu dengan tangannya sendiri. (Mutafaq ‘alaih). Ada lagi riwayat dengan lafaz: “Dua ekor kambing yang gemuk.” Menurut riwayat Abu ‘Uwanah di dalam al-Sahih: “Dua ekor kambing yang harganya mahal.”

Dalam riwayat Muslim menggunakan lafaz: “Baginda membaca: “Bismillah wa Allahu Akbar.”: 1373.***

Sumber: 1. Bulugh al-Maram min Adillat al-Ahkam karangan  Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani (773 H - 852 H) 2. Subulus Salam Karangan Imam Ash-Shan'ani (w. 1182 H). 3. Ibanatul Ahkam Karangan Alawi Abbas Al-Maliki (w. 1391 H) dan  Hasan Sulaiman An-Nuri. Untuk kitab Ibanatul Ahkam jilid 3 dan 4 dilanjutkan oleh Abu Abdullah bin Abd al-Salam ‘Allusy.

Penulis: Mualif
Editor: Muhamad Basuki
©Al-Marji' 2022