Web Analytics Made Easy - Statcounter

Mukhtarul Ahadis

4. Bencana Agama

  • ARTIKEL
  • Senin, 13 Maret 2023 | 07:44 WIB
  • 365
foto

آفَةُ الدِّینِ ثَلَاثَةٌ: فَقِیهٌ فَاجِرٌ وَإِمَامٌ جَائِرٌ وَمُجْتَهِدٌ جَاهِلٌ  (رواه الديلمى عن ابن عباس)

Bencana agama ada tiga: ahli fiqih yang durhaka, imam yang zholim, dan Mujtahid yang jahil (bodoh). (HR addailami dari Ibnu Abbas).

Dikutip dari Kitab Mukhtarul Ahadis karya Sayyid Ahmad Al-Hasyimi

Mufradat

آفَةُ : bencana, musibah, epidemi, wabah, penyakit, petaka

دِيْن : agama, iman, kepercayaan

فَقِیهٌ : ahli fiqih, ahli agama

فَاجِر : durhaka

إِمَامٌ : imam, pemimpin, kepala

جَائِرٌ : tidak adil, tidak wajar, sewenang-wenang, zalim

مُجْتَهِد : yang rajin, aktif, tekun, getol, orang yang berijtihad dari kata اجْتَهَدَ - يَجْتَهِدُ : bekerja, berusaha keras, bersusah-payah

جَاهِل : bodoh, tak berpendidikan, yang tidak tahu

Catatan:

Ijtihad menurut A. Hassan adalah mengorbankan kemampuan yang ada pada seseorang untuk mengetahui sesuatu hukum syara' dengan jalan istinbath. (Soal-Jawab)

Mujtahid secara terminologi merujuk pada seorang sarjana Muslim yang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam memahami dan menafsirkan hukum Islam dari sumber-sumber primer seperti Al-Quran, Hadis, dan prinsip-prinsip hukum Islam yang terkait. Seorang mujtahid dianggap sebagai otoritas dalam hukum Islam dan memiliki kewenangan untuk membuat keputusan hukum berdasarkan penafsiran pribadinya dari sumber-sumber hukum tersebut. (AI)

Jika demikian, mujtahid dalam hadis di atas berarti bukan mujtahid yang sebenarnya tapi hanya mengaku mujtahid atau dianggap mujtahid oleh orang bodoh.

Penulis: Muhamad Basuki
Editor: Abu Halima
©2023 Al-Marji'

Bagikan melalui:

Topik Pilihan