Bulughul Maram

01. Kitab Thaharah: 2. Bab Bejana - Kulit Menjadi Suci dengan Disamak - Hadis No. 20

  • ARTIKEL
  • Selasa, 19 April 2022 | 15:36 WIB
foto

Foto: © wikipedia.com

Buah qaradz populer di jazirah arab dan sekitarnya digunakan untuk menyamak kulit. قَرَظ • (qaraẓ) m (collective, singulative قَرَظَة‎ f (qaraẓa)) Acacia spp. or Vachellia spp., especially Vachellia nilotica and Acacia etbaica syn. Vachellia etbaica, and especially its leaves or pods

- وَعَنْ مَيْمُونَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: مَرَّ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - بِشَاةٍ يَجُرُّونَهَا، فَقَالَ: «لَوْ أَخَذْتُمْ إِهَابَهَا؟» فَقَالُوا: إِنَّهَا مَيْتَةٌ، فَقَالَ: «يُطَهِّرُهَا الْمَاءُ وَالْقَرَظُ». أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ، وَالنَّسَائِيُّ. (1)
__________
(1) - صحيح. رواه أبو داود (4126)، والنسائي (774 - 175)، وله ما يشهد له.

18. Dari Maimunah Ra ia berkata, Rasulullah SAW melewati seekor kambing yang mereka seret, maka beliau bersabda, “Bagaimana jika kalian mengambil kulitnya?’ mereka menjawab, ‘Sesungguhnya ia telah menjadi bangkai.’ Maka beliau bersabda, “(bangkai itu) dapat disucikan dengan air dan menyamaknya.” (HR. Abu Daud dan An Nasa'i)

[Shahih: Shahih Al Jami' 5234]

ـــــــــــــــــــــــــــــ

[سبل السلام]

Biografi Perawi

Maimunah adalah Ummul Mukminin, Maimunah binti Al Harits Al Hilaliyah. Namanya semula adalah Barrah, lalu diganti oleh Rasulullah SAW dengan Maimunah. Ia dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Dzul Qa’dah tahun ketujuh pada Umrah Al Qadhiyah, wafat tahun 61 H. Ada yang mengatakan tahun 51H, yang lain mengatakan tahun 66H, dan yang lainnya lagi mengatakan selain itu. Dia adalah bibi Ibnu Abbas dan Rasulullah SAW tidak menikah lagi setelah menikah dengannya.

Tafsir Hadits

Dalam lafazh lain menurut Ad Daruquthni dari Ibnu Abbas

«أَلَيْسَ فِي الْمَاءِ وَالْقَرَظِ مَا يُطَهِّرُهَا»

Bukankah pada air dan menyamak dapat mensucikannya?”

[Sunan Ad Daruquthni 1/42]

Adapun riwayat:

«أَلَيْسَ فِي الشَّثِّ وَالْقَرَظِ مَا يُطَهِّرُهَا»

Bukankah pada asy-syats (jenis pohon) dan menyamak dapat menyucikannya.”

An Nawawi berkata, “sesungguhnya hadits dengan lafazh ini batil dan tidak ada asalnya.”

Dalam syarh Muslim ia berkata, “Boleh menyamak dengan sesuatu yang dapat menyerap kotoran-kotoran kulit dan membuatnya harum, serta menjaganya dari terjadinya kerusakan, seperti asy-syats (jenis pohon).” Ia melanjutkan, bahwa ia termasuk mutiara yang dijadikan oleh Allah di bumi menyerupai logam. Al Jauhari berkata, “sesungguhnya pohon itu baunya wangi, rasanya pahit, dapat digunakan menyamak dan menguliti buah delima dan obat-obatan yang suci. Tidak dapat disucikan dengan matahari kecuali menurut Al Hanafiyah, dan juga tidak dapat disucikan dengan tanah, debu, garam menurut pendapat yang paling shahih.

ـــــــــــــــــــــــــــــ

[إبانة الأحكام]

18. Daripada Maimunah (r.a) bahawa beliau berkata: “Nabi (s.a.w) pernah bersua dengan mereka yang sedang mengheret bangkai seekor kambing. Melihat itu, baginda bersabda: “Alangkah baiknya sekiranya kamu mengambil kulitnya itu?” Mereka berkata: “Kambing ini sudah menjadi bangkai.” Nabi (s.a.w) bersabda: “Ia dapat disucikan dengan buah al-Qarazh.” (Disebut oleh Abu Dawud dan al-Nasa‟i)

Makna Hadis

Rasulullah (s.a.w) melihat seekor kambing mati yang diheret oleh beberapa orang untuk dibuang jauh dari kawasan perumahan supaya orang ramai tidak terganggu dengan baunya yang busuk. Melihat itu, Nabi (s.a.w) bersabda kepada mereka: “Alangkah baiknya seandainya kamu mengambil kulitnya lalu memanfaatkannya.” Ketika mereka menceritakan kepada baginda bahawa kambing yang mereka heret itu telah mati dan menjadi bangkai, maka Nabi (s.a.w) bersabda kepada mereka: “Ia dapat disucikan dengan buah al-Qarazh.”

Analisis Lafaz

 إِهَابَهَا, الْإِهَابُ adalah kulit sebelum disamak.
الْقَرَظُ nama sebatang pohon yang telah dikenal di mana bijinya atau buahnya dapat digunakan untuk menyamak kulit.

Fiqh Hadis

1. Dilarang menyia-nyiakan harta selagi masih boleh dimanfaatkan walau dengan apa jua cara sekalipun.
2. Samak dapat menyucikan kulit bangkai dengan menggunakan buah al-qarazh atau benda lain yang memiliki fungsi sama dengannya seperti kulit delima dan kapur selagi ia dapat menghilangkan lendir najis yang terdapat pada pori-pori kulit tersebut. Menyamak tidak dapat dilakukan dengan menggunakan panas sinar matahari menurut jumhur ulama. Berbeza dengan pendapat murid-murid Imam Abu Hanifah, di mana mereka membolehkannya.

Sumber: 1. Subulus Salam Karangan Imam Ash-Shan'ani (w. 1182 H). 2. Ibanatul Ahkam Karangan Alawi Abbas Al-Maliki (w. 1391 H) dan Hasan Sulaiman An-Nuri. 

Penulis: Mualif
Editor: Muhamad Basuki
©2022 Al-Marji'

Bagikan melalui:

Topik Pilihan