Bulughul Maram

01. Kitab Thaharah: 1. Bab Air - 06. Mandi pada Bekas Air Suami/Istri - Hadis No. 7

  • ARTIKEL
  • Minggu, 10 April 2022 | 04:07 WIB
foto

Foto: made-in-china.com

Bak mandi modern

٦- وَعَنْ رَجُلٍ صَحِبَ النَّبِيَّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَالَ: «نَهَى رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - أَنْ تَغْتَسِلَ الْمَرْأَةُ بِفَضْلِ الرَّجُلِ، أَوْ الرَّجُلُ بِفَضْلِ الْمَرْأَةِ، وَلْيَغْتَرِفَا جَمِيعًا» أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُد وَالنَّسَائِيُّ وَإِسْنَادُهُ صَحِيحٌ.

6. Dari seorang laki-laki yang menemui Rasulullah SAW, ia berkata: “Rasulullah SAW melarang seorang perempuan mandi dengan air bekas mandi laki-laki, atau laki-laki mandi dengan air bekas mandi perempuan, tetapi hendaklah keduanya masing-masing menciduk. (HR. Abu Daud dan An Nasa'i dengan sanad shahih)

[Shahih: Shahih Abu Daud 81]

(1) - صحيح. رواه أبو داود (81)، والنسائي (1/ 130) من طريق داود بن عبد الله الأودي، عن حميد الحميري، عن رجل صحب النبي صلى الله عليه وسلم، به. قلت: وهذا سند صحيح، كما قال الحافظ.

ـــــــــــــــــــــــــــــ

[سبل السلام]

Penjelasan Kalimat

Rasulullah SAW melarang seorang perempuan mandi dengan air bekas mandi laki-laki (maksudnya, air bekas mandi laki-laki) atau laki-laki mandi dengan air bekas mandi perempuan (sepertinya), tetapi hendaklah keduanya masing-masing menciduk (dari air ketika keduanya mandi)

Tafsir Hadits

Ditakhrij oleh Abu Daud dan An Nasa'i dengan sanad shahih. Sebagai isyarat atas jawaban pendapat Al Baihaqi dimana ia berkata, “Sesungguhnya hadits itu bermakna mursal.” Dan pendapat Ibnu Hazm, “sesungguhnya salah seorang rawinya dhaif.”

Adapun yang pertama, maka samarnya seorang shahabat tidaklah mempengaruhi; sebab semua shahabat adil (jujur) menurut para ahli hadits. Dan yang kedua, bahwa yang dimaksudkan Ibnu Hazm dhaif adalah Daud bin Abdullah Al Audi, sedang ia tsiqah. Dalam al Bahr sepertinya ia terpedaya dengan ucapan Ibnu Hazm, maka ia mengatakan setelah menyebutkan hadits tersebut, “Sesungguhnya perawinya lemah” dan ia menisbatkannya kepada perawi majhul (tak dikenal identitasnya)

Penulis berkata dalam Fathul Bari, “Sesungguhnya para perawinya tsiqah dan kami tidak mendapatkan cacat padanya”, oleh karenanya di sini ia berkata, ‘shahih’. Hal ini bertentangan dengan hadits berikut: Lihat hadis no. 8 dalam kitab Bulghul Maram.

ـــــــــــــــــــــــــــــ

[إبانة الأحكام]

وَعَنْ رَجُلٍ صَحِبَ النَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: نَهَى رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - أَنْ تَغْتَسِلَ الْمَرْأَةُ بِفَضْلِ الرَّجُلِ, أَوْ الرَّجُلُ بِفَضْلِ الْمَرْأَةِ, وَلْيَغْتَرِفَا جَمِيعًا. أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ. وَالنَّسَائِيُّ, وَإِسْنَادُهُ صَحِيحٌ

6. Daripada seorang lelaki dari kalangan sahabat Nabi (s.a.w) bahawa Rasulullah (s.a.w) telah melarang seorang wanita mandi dari air bekas lebihan suami atau seorang suami mandi dari air bekas lebihan isteri, melainkan hendaklah ke-duanya mengambil airnya masing-masing.” (Disebut oleh Imam Abu Dawud dan Imam al-Nasa‟i. Isnad hadis ini sahih).

Makna Hadis

Hadis ini mengandungi pengertian bahawa ketika bersuci dari junub, suami dan isteri dilarang menggunakan bekas lebihan air masing-masing dan keduanya boleh melakukan bersuci dari satu wadah dalam waktu yang bersamaan.

Analisis Lafaz

رَجُلٍ صَحِبَ النَّبِيَّ seorang lelaki dari kalangan sahabat Nabi (s.a.w). Namanya tidak disebutkan, namun ini tidak menjadi salah kerana setiap sahabat Nabi (s.a.w) adalah adil.
بِفَضْلِ الرَّجُلِ dari air bekas lebihan suami.
بِفَضْلِ الْمَرْأَةِ dari air bekas lebihan isteri.
وَلْيَغْتَرِفَا جَمِيعًا al-ightiraf ertinya mengambil air dengan tangan atau gayung. Huruf waw menunjukkan makna 'athaf yang dikaitkan dengan larangan, sedangkan ma'thuf-nya tidak disebutkan. Bentuk lengkapnya ialah: “Dan Nabi (s.a.w) bersabda: "Hendaklah keduanya mengambil airnya masing-masing." Huruf lam yang terdapat pada lafaz  وَلْيَغْتَرِفَا menunjukkan makna perintah.

Fiqih Hadis

1. Seorang isteri dilarang mandi dengan air bekas mandi suaminya.
2. Suami pun dilarang mandi dengan air bekas mandi isterinya.
3. Suami dan isteri boleh mandi dari satu wadah dengan memakai alat mandinya masing-masing.
4. Larangan dalam hadis ini menunjukkan makna tanzih (makruh).

Sumber: 1. Subulus Salam Karangan Imam Ash-Shan'ani (w. 1182 H). 2. Ibanatul Ahkam Karangan Alawi Abbas Al-Maliki (w. 1391 H) dan Hasan Sulaiman An-Nuri.

Penulis: Mualif
Editor: Muhamad Hanif Ja'far Shiddiq
©2022 Al-Marji'

TAGS:
Bagikan melalui:

Topik Pilihan